Pernikahan Intimate di Tepi Pantai Muscat, Oman ala Kiki dan Hazem

By Enya on under The Wedding

Pernikahan Intimate di Tepi Pantai Muscat, Oman ala Kiki dan Hazem

Style Guide

Style

International

Venue

Outdoor

Colors

Vendor That Make This Happened

Venue Muscat Hills Resort

Event Styling & Decor Speaking Roses Oman

Photography Moon Lover

Make Up Artist Nawras Abed

Bride's Attire Dar Al Fatinah

Groom's Attire Pierre Cardin

Catering Muscat Hills Resort

Bekerja dan hidup di negeri orang tentunya menjadi cerita tersediri bagi Kiki yang bekerja di salah satu hotel bintang lima di Oman. Selain banyak belajar hal baru, bekerja dan hidup di Oman juga akhirnya mempertemukan Kiki dengan Hazem, seorang pria berkebangsaan Mesir yang saat ini sudah resmi menjadi suaminya.

Sama-sama bekerja di tempat yang sama dan memiliki circle of friends yang juga sama, Kiki dan Hazem pun kerap jalan dan menghabiskan banyak waktu bersama dengan teman-teman. Teman-teman kerja mereka juga seringkali menggoda dan mendorong mereka untuk pacaran, mengingat Hazem juga sudah 2 tahun jomblo. Tapi karena saat itu Hazem sedang pendekatan dan berencana menikah dengan wanita pilihan orang tuanya dan Kiki pun saat itu masih menjalin hubungan dengan pria berkebangsaan Perancis, mereka berdua tidak ambil pusing dan hanya menganggapnya hanya sebagai candaan belaka. Kiki mengaku hubungannya dengan sang pacar waktu itu sebenarnya rumit, karena saat itu sebenarnya ia sudah memutuskan hubungannya dengan sang pacar melalui WhatsApp, SMS sampai e-mail karena sang pacar menghilang tidak ada kabar. Tapi karena belum ada tanggapan, Kiki merasa statusnya masih belum jelas.

Meskipun Kiki dan Hazem sama-sama menganggap teman-teman mereka hanya bercanda, sebenarnya saat itu sudah ada ketertarikan diantara mereka berdua. Kiki bahkan mengaku kalau pembawaan dan karakter Hazem yang baik dan sangat sopan dalam memperlakukan wanita sempat membuatnya berpikir betapa beruntungnya wanita yang akan menjadi istrinya nanti. Selain itu, karena seringnya mereka menghabiskan waktu bersama, lama kelamaan mereka jadi semakin dekat sampai akhirnya Hazem memberanikan diri mengajak Kiki pergi untuk merayakan hari ulang tahunnya suatu malam. Mengira acaranya akan dihadiri oleh teman-teman mereka yang lain, Kiki sempat kaget waktu mengetahui bahwa ternyata hanya dia yang diundang oleh Hazem. “I found out that it was only me there with him!,” cerita Kiki. Momen yang sudah direncanakan oleh Hazem ini pun menjadi momen baginya untuk mengutarakan perasaannya kepada Kiki dan juga menjadi momen dimana mereka berdua saling bercerita dan lebih mengenal satu sama lain.

Hazem kemudian jujur mengakui bahwa ia sebenernya tidak mau dinikahkan oleh orang tuanya, dan ia bertanya apakah ada kemungkinan bagi Kiki untuk mau menikah dengannya. Tidak siap menanggapi pertanyaan Hazem malam itu, Kiki kemudian meminta waktu untuk terlebih dulu memikirkan semuanya. Setelah beberapa lama, Kiki kemudian memberikan jawaban kepada Hazem bahwa ia bersedia menjadi istrinya, dengan syarat keluarga Hazem harus terlebih dulu merestui hubungan mereka berdua.

Bagi Kiki dan Hazem, menjalani hubungan dan berniat untuk langsung menikah bukanlah hal yang mudah untuk dilewati. Mereka harus melewati banyak cobaan yang lumayan berat sebelum akhirnya pernikahan dapat terlaksana. Mulai dari lamanya proses bagi Hazem untuk meyakinkan keluarganya sekaligus membatalkan pernikahannya dengan wanita pilihan orang tuanya, yang memakan waktu sampai 4 bulan! Kemudian proses meyakinkan Papa Kiki yang ada di Indonesia bahwa Kiki sudah yakin untuk menikah padahal sang Papa belum mengenai sosok Hazem sama sekali, kemudian proses diskusi dengan keluarga Kiki agar Kiki diberikan izin untuk melangkahi kakak perempuannya yang belum menikah, dan ditambah dengan kemunculan sang mantan pacar Kiki yang tiba-tiba menghubungi Kiki dan meminta kejelasan dari hubungan mereka. Setelah mengetahui Kiki akan menikah, sang mantan pacar menyampaikan bahwa ia keberatan Kiki menikah. Sempat terjadi perdebatan alot sampai akhirnya Kiki menutup debat dan mengatakan, “If you didn’t treat your lady right, somebody else will, and I found him,” yang hanya di-read dan Kiki pun langsung mem-block WhatsAppnya, “Case closed!,” ujar Kiki menutup ceritanya.

Setelah semua proses dijalani, Kiki dan Hazem pun berlibur ke Indonesia untuk bertemu dengan Papa dan keluarga besar Kiki secara langsung untuk secara resmi melamar Kiki. Saat itu Hazem kebetulan datang seorang diri karena orang tuanya sudah cukup sepuh, dan tidak memungkinkan untuk bepergian jauh, dan saudara kandungnya juga saat itu sedang ada kesibukan masing-masing. Meskipun begitu, Kiki sangat bersyukur karena seluruh prosesnya berjalan lancar dan sang Papa pun memberikan restunya. Ia bahkan meminta Kiki dan Hazem untuk langsung mengurus surat-surat yang diperlukan dan mempersiapkan acara pernikahan di Oman.

Sekembalinya ke Oman, Kiki dan Hazem langsung memulai proses persiapan yang hanya memiliki waktu satu bulan sebelum hari-H. Kiki memilih salah satu resort terbaik di Oman untuk acara pernikahannya dan mereka sepakat hanya akan mengundang 15 orang terdekat untuk menjadi tamu di acara Akad Nikah, termasuk keluarga terdekat dan sahabat mereka berdua. Akad nikah akan diadakan di pinggir pantai, dan bahagianya lagi, Kiki dapat memenuhi mimpinya untuk menikah di pinggir pantai yang dilanjutkan dengan acara makan malam dengan keluarga, yang saat itu disetujui oleh Hazem. “Can’t wish for a better hubby,” ujar Kiki.

Untuk venue, Muscat Hills Resort akhirnya dipilih menjadi venue acara pernikahan Kiki dan Hazem. Selain karena lokasinya yang berada di tepi pantai, venue ini juga dipilih karena saat itu Kiki sedang lihat-lihat akun gossip di media sosial yang memberitakan kalau DJ Avicii bunuh diri di Muscat dan pernah tampil di Muscat Hills Resort. Setelah browsing di Internet, ternyata sangat cantik dan Kiki pun langsung menghubungi pihak Hotel satu minggu sebelum hari-H untuk mem-book tempatnya. Itu tentunya sempat membuat pihak hotel kaget karena Kiki baru booking venue untuk pernikahan satu minggu sebelum acara. Tapi pihak hotel tetap menyanggupi dan memberikan layanan yang sangat baik. Selain itu, setelah pihak keluarga dan tamu tiba di Muscat Hills Resort, semua amazed dan terpesona dengan pemandangannya karena memang luar biasa cantik dan makanan yang dipilih oleh Kiki pun disukai oleh para tamu yang hadir.

Untuk dress yang dikenakan Kiki di acara pernikahannya, Kiki sudah meminta bantuan sang kakak untuk membuatkan dress di Indonesia, dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran badan sang kakak karena tidak jauh berbeda dengan badan Kiki. Tapi saat dress itu dibawa oleh sang kakak ke Muscat dan Kiki menunjukkan dress tersebut kepada Hazem, Hazem tidak suka karena menurutnya Kiki jadi terlihat lebih tua, terlebih karena model dress-nya yang longgar. Kiki kemudian langsung coba lihat-lihat dress dengan mendatangi store Dar Al Fatinah, salah satu store yang menjual dress dan gaun resmi untuk pernikahan di Oman, satu hari sebelum acara! Kontan hal ini langsung bikin deg-degan semua orang. Ternyata, koleksi dress-nya cantik-cantik dan Kiki menemukan satu dress cantik yang sangat pas di badannya, yang menjadi pilihannya dan mendapat pujian dari keluarga karena modelnya yang cantik dan potongannya yang sangat pas di badan Kiki.

Untuk dekorasi Kiki mempercayakannya pada vendor Omani Bride yang ia dapatkan dari media sosial. Sebelumnya Kiki sempat mengirim WhatsApp namun tidak dibalas karena mungkin adanya kendala bahasa. Namun Kiki tidak menyerah dan kembali mengirim WhatsApp yang akhirnya mendapat balasan, dari PIC yang berbahasa Inggris. Kiki pun langsung memberitahu dekorasi Arch yang diinginkan untuk acara pernikahannya dan pihak vendor pun langsung menyanggupi. “Simple yet sweet banget sih desain Arch-nya,” cerita Kiki singkat.

Bagi Kiki, tantangan terbesar yang dihadapi saat mempersiapkan pernikahan di Oman adalah mempersiapkan persyaratan dokumen yang diperlukan untuk menikah. Kebetulan Kiki dan Hazem tinggal di salah satu kota yang berjarak sekitar 6 jam perjalanan dari Ibu Kota Oman yaitu Muscat, jadi agak sedikit terpencil dan Kiki juga merupakan satu-satunya orang Indonesia yang tinggal di kota tersebut. Bersyukur Kiki dibantu oleh Pak Musthofa Taufik Abdul Latif, Duta Besar Indonesia untuk Oman yang dikenalnya saat Pak Musthofa menginap di tempat Kiki dan Hazem bekerja di Oman. Menurut Kiki, Pak Musthofa sangat membantu dalam mempersiapkan dokumen persyaratan pernikahannya di Oman. Beberapa kali Kiki coba menghubungi kantor kedutaan besar Indonesia melalui telpon dan e-mail namun tidak kunjung mendapat balasan.

Kiki lalu mencoba menghubungi Pak Musthofa ke nomor pribadinya dan langsung diangkat. Setelah menceritakan kendala yang dihadapi kepada Pak Musthofa, Kiki langsung menerima arahan yang jelas untuk bisa memproses seluruh dokumen yang dibutuhkan untuk menikah. Kiki juga pernah datang ke kantor kedutaan besar Indonesia dan saat sampai disana ternyata kantornya tutup karena saat itu sedang Public Holiday di Indonesia. Padahal, akad nikah akan diselenggarakan sore harinya, di hari yang sama! Panik karena pihak yang in charge di kantor kedutaan besar Indonesia tidak bisa dihubungi, Kiki kembali menghubungi Pak Musthofa secara langsung dan akhirnya Kiki pun berhasil mengambil surat rekomendasi yang menjadi salah satu syarat utama bagi Hazem untuk dapat menikahi Kiki berkat bantuan dari Pak Musthofa. “Pak Musthofa baik banget. Best Ambassador deh!,” ujar Kiki.

Buat kamu yang juga sedang mempersiapkan acara pernikahan di luar negeri, Kiki memberikan 3 tips penting berikut:

Tips no 1 adalah TENANG!

“Semua sudah diatur oleh Tuhan jadi seberapa rumit dan dramatisnya persiapan pernikahan, enjoy saja. Seperti kata orang-orang, marahan atau berantem kecil sebelum menikah pasti ada, tapi kalau sudah dilewati itu malah akan jadi cerita yang lucu untuk dikenang kok.”

Tips yang kedua adalah MENGERTI BUDAYA MASING-MASING.

“Karena aku menikah dengan orang Mesir, kita lebih sering ngobrol masalah budaya dia seperti apa dalam pernikahan dan aku seperti apa, sedikit berbeda tapi semua bisa diambil jalan tengahnya kok, sama saja seperti orang Indonesia yang menikah dengan suku dan budaya yang berbeda.”

Tips yang terakhir, MENABUNG!

“Karena aku sama sekali tidak menghitung budget, aku dan Hazem memang sudah menabung mulai dari acara lamaran di Indonesia, tepatnya full selama 2 bulan kita berdua memang tidak menghabiskan  gaji kita untuk kebutuhan apapun karena tempat tinggal, makan dan transport kebetulan memang sudah include dalam perjanjian kerja kita sebagai expat, dan gaji serta tabungan kita benar-benar kita alokasikan untuk menikah (including document, venue, makan akomodasi) dan untuk mengajak jalan-jalan keluarga selama berada di Oman. Kita memang tidak punya waktu banyak buat nabung nikah karena jarak waktu yang sangat dekat antara lamaran dengan pernikahan. Tapi Alhamdulillah semua yang datang senang”