Vendor That Make This Happened
Pemberkatan Pernikahan
Venue Cirebon Gourmet
Event Styling & Decor Calandra Decor
Photography David Christover
Bride's Attire Verena Mia
Make Up Artist Laura Salon
Wedding Entertainment Paseban Gamelan
Invitation Awejour
Souvenir Awejour
Resepsi
Venue Cipaku Garden Hotel Bandung
Event Styling & Decor Loons and Banes
Photography David Christover
Make Up Artist Ayura
Wedding Entertainment Jamn Music
Wedding Organizer Ay Project
Master of Ceremony Robert Tjie
Jewellery & Accessories Amora Wedding Details
Pertemuan Anita dan John berawal ketika mereka bertemu di gereja pada tahun 2009. Pada akhir tahun 2012, ada teman mereka yang berprofesi sebagai fotografer meminta Anita dan John menjadi model untuk portfolionya. Anita dan John menjadi dekat dan terlibat cinta lokasi saat pemotretan. Sejak saat itulah, mereka menjadi semakin dekat dan meresmikan hubungan mereka pada Agustus 2013.
Menurut Anita, John adalah seorang yang tidak terduga, kadang romantis kadang pula cuek. Namun pada tanggal 1 Juli 2015, John mengajak Anita beserta Ibu dan kakaknya berlibur ke Bali. “Ternyata di sana dia sudah menyiapkan sebuah proposal, dan dia juga minta ijin ke Mamaku pada saat di bandara tanpa sepengetahuan aku,” kisah Anita. Setelah tiba di Bali, John melamar Anita di pinggir pantai di depan Ibu dan kakaknya, sambil memutar kotak musik yang bertuliskan “ Anita, Would You Marry Me?” Anita pun menjawab lamaran dengan tersenyum pada John, karena mereka berdua sama-sama tahu bahwa Anita menerimanya.
Anita dan John mempersiapkan pernikahan dalam waktu 9 bulan. Tantangan terbesar ndalam melakukan persiapan ini adalah menyamakan atau menengahi keinginan orang tua masing-masing agar menjadi win-win solution karena Anita dan John memilliki latar belakang yang berbeda. “Saya berdarah Sunda dan John keturunan Chinese dan kedua keluarga ingin memasukkan unsur budaya masing-masing dalam proses pernikahan. Oleh sebab itu akhirnya diputuskan untuk membuat acara resepsi menjadi dua kali,” jelas Anita.
Alur pernikahan Anita dan John diawali dengan ritual siraman, sungkeman, dan seserahan yang diselenggarakan sehari sebelum resepsi Cirebon. Keesokan harinya, Anita dan John melakukan acara pemberkatan dan resepsi pertama yang menggunakan adat Sunda. Untuk menyesuaikan dengan unsur tradisional, acara resepsi yang diadakan di Cirebon tersebut mendatangkan gamelan yang berasal dari Sanggar Budaya milik Kakek dan Nenek Anita.
Kemudian pada tanggal 21 Mei, diadakan acara Teapay sesuai tradisi dari keluarga John. Anita dan John juga mengadakan acara resepsi yang berkonsep international wedding yang intimate dan fun.
Tema besar dalam pernikahan Anita dan John adalah Kisah Makna. Kisah Makna mengartikan bahwa mereka berdua ingin melakukan perjalanan kisah yang bermakna & bisa dikenang. Juga untuk menggambarkan bahwa dalam menjalani kehidupan, mereka bukan saja sebagai sepasang kekasih, namun juga manusia yang bisa berkarya bersama dalam sebuah musik dan lukisan. “Oleh sebab itu supaya dapat dikenang, kami membuat personal touch di dalamnya. Kami membuat sendiri undangan pernikahan, lettering envelopes, kotak cincin, buku pemberkatan, souvenir CD lagu, hingga isi lagunya adalah lagu ciptaan kami. Dan proses pembuatan CD nya pun kami rekam,edit, aransemen bersama,” tutur Anita.
Acara pernikahan Anita dan John ini menggunakan konsep dekorasi yang serba natural, sehingga mereka memastikan bahwa semua dari bunga hidup, tidak memakai tumbuhan atau bunga artificial. Untuk warna dekorasi, Anita menggunakan warna natural seperti hijau, cokelat, dan putih. “Secara spesifik kami juga meminta jenis bunga white rose dan baby breath untuk pernikahan kami kepada tim dekorasi. Dan kedua jenis bunga ini juga menjadi unsur dalam wedding invitation kami,” ungkap Anita.
Untuk wedding dress, Anita menyerahkannya kepada Verena Mia, karena Anita tahu bahwa Verenia Mia punya cutting simple namun tetap bisa menonjolkan karakter pengantinnya. “Aku ingin wedding dress ini terlihat simple namun tetap sopan dan tidak terlalu terbuka sehingga bisa terlihat manis dan nyaman dikenakan. Dan pastinya membuat aku bebas bergerak bahkan bisa menari di dalam hujan. Wedding dressnya tidak berat sama sekali,” ucapnya.
Mengenai hal apa yang paling berkesan dalam acara pernikahannya, Anita menjawab “Saat acara pernikahan di Bandung pada tanggal 21 Mei 2016! Sebelumnya aku dan John yakin kalau saat itu hujan akan reda. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Jadilah kami bernyanyi dan menari dalam hujan bersama teman-teman haha. Sebagai tuan rumah, kami berusaha memberi yang terbaik yaitu tidak terlihat murung apalagi menangis. Dan ternyata hujan membuat momen semakin romantis, bahkan kami pun menerima banyak komentar yang positif setelah acara.”
Top 3 vendor pilihan Anita dan John adalah:
 1. Owlsome Project dan David Christover
“Setiap jepretan mereka sangat bisa mengambil moment-moment terbaik dan aura positive mereka juga berdampak buat kami.”
2. Ay Project
“Ay Project bisa memberikan service yang terbaik mereka bahkan menyediakan peniti, alat jait , dan tolak angin untuk berjaga-jaga barang kali ada sesuatu yang terjadi. Dan mereka bisa dengan sangat cepat mengatur ulang rundown resepsi yang berubah dikarenakan hujan lebat. Membuat acara sebenarnya bisa berantakan tanpa bantuan dan insiatif mereka yang begitu cepat.”
3. Ayura
“Terbukti sangat TOP! Karena aku pakai make up 12 jam dari jam 9 pagi sampai 9 malam tanpa re-touch dan sudah kehujanan, tapi tetap ON tidak luntur.”
Untuk para brides to be yang sedang mempersiapkan pernikahannya, Anita membagi tips berikut:
- Karena proses pernikahan ini tidak sesulit yang biasanya orang kira. Kalau kita berpikir positif pasti hasilnya akan positif. Dan berdoa sangat membuat kita akan bertemu dengan pintu-pintu berkat baik jasmani dan rohani.
- Coba membagi tugas dengan pasangan. Keterlibatan pasangan dalam proses pernikahan akan membuat kita jauh dari stres karena tidak merasa dipersiapkan serba sendiri.
- Sukacitamu tidak ditentukan oleh keadaan tapi ditentukan oleh sikap hati yang ingin tetap bersukacita. Keep positive!