Vendor That Make This Happened
Resepsi Pernikahan
Venue Green Andara Clubhouse
Event Styling & Decor Dekorasi Vintage
Photography Iprasetijo
Bride's Attire Ita Zein
Make Up Artist Adiarie
Pertemuan Dilla dan Amos berawal dari 5 tahun lalu melalui seorang teman mereka berdua. Sempat beberapa lama mereka berkomunikasi via chatting. Tetapi karena kesibukan Amos yang mengharuskannya lebih banyak berada di luar kota, maka mereka berdua tidak sempat bertemu sampai akhirnya Dilla pacaran dengan orang lain. Karena pacar Dilla waktu itu cemburu dengan Amos, maka semua contact di handphone Dilla dihapus. Dua tahun kemudian, Dilla putus dengan pacarnya dan ia merasa bahwa semua laki-laki itu tidak baik.
âSampai akhirnya teman saya menyuruh saya untuk coba PDKT lagi dengan Amos yang saat itu pun baru putus dengan pacarnya. Akhirnya, kami kembali chatting dan ketemuan. Senangnya ketika kami tahu bahwa kami sama-sama pecinta anjing dan suka sekali pantai, jadi kami bisa cepat akrab satu sama lain,â ungkap Dilla. Tiga minggu setelahnya, Amos berhasil meyakinkan Dilla bahwa tidak semua pria itu buruk dan akhirnya mereka pun meresmikan hubungan pacaran.
Sejak awal berpacaran, Dilla dan Amos ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius walaupun di tengah masa pacaran, mereka sempat beberapa kali putus nyambung. Sampai akhirnya pada bulan Januari 2016 saat mereka liburan ke Bali, Amos mengajak Dilla dinner di Metis Cafe. Setelah selesai makan, Amos yang memang tidak romantis menyuruh Dilla untuk membuka Line di handphone.
âRupanya di sana sudah ada Line dari dia berupa foto-foto kami dari awal pacaran dan di bawahnya dia menulis âWill you marry me?â. Setelah itu dia memberikan cincin yang disimpen di kantong celana dia tanpa ada kotak cincinnyaâ kata Dilla. Walaupun demikian, Dilla bersedia menerima lamaran Amos dan mereka pun mulai merencanakan pernikahan pada bulan Mei.
Dilla dan Amos mempersiapkan pernikahan mereka dalam waktu 4 bulan. Tantangan terbesar dalam melakukan persiapan ini yaitu banyaknya permintaan dan campur tangan orang tua yang membuat mereka sering ribut karena berbeda pendapat. Tantangan kedua adalah masalah budget. Karena budget pernikahan Dilla dan Amos adalah hasil tabungan mereka sendiri tanpa bantuan dari orang tua, maka Dilla dan Amos sering bertengkar jika ada pengeluaran di luar perhitungan mereka. Meski dengan budget terbatas, bukan berarti mereka menginginkan pernikahan yang standar dan vendor yang tidak bagus. Dilla menginginkan sebuah pesta pernikahan yang bisa menjadi wedding dream. âUntungnya, Amos bekerja di bidang event, jadi dia dapat memberikan referensi vendor-vendor yang dia kenal, dan kita bisa dapat diskon yang cukup oke. Berbekal pengalaman Amos di bidang event, kami tidak menggunakan WO dalam pernikahan kami dan membentuk panitia yang terdiri dari para sepupu. Mereka sangat membantu dan bisa diandalkan sesuai jobdesk masing-masing,â jelas Dilla.
Pada awalnya, Dilla dan Amos ingin sekali merayakan pesta pernikahan di Bali karena keduanya sama-sama suka pantai. Tapi karena budgetnya pasti akan membengkak, mereka akhirnya memilih Green Andara Club House sebagai venue pernikahan dan kebetulan rumah orangtua Amos tidak jauh dari Green Andara. Parkiran yang luas, view yang sangat bagus, kolam renang yang cantik, adanya ruang indoor untuk pemberkatan dan playground untuk anak-anak membuat Dilla langsung jatuh hati dan memesan venue tersebut.
Dilla dan Amos adalah pecinta sneakers dan mereka sepakat untuk tidak menggunakan sepatu pantofel atau heels saat acara pernikahan, kecuali saat pemberkatan. Dilla bukanlah orang yang betah berdiri berjam-jam menggunakan high heels, jadi dengan memakai sneakers Dilla bisa bebas bergerak tanpa takut jatuh dan sakit. Selain sneakers, Dilla dan Amos juga memakai sunglasses. Selain karena mereka ingin memiliki pernikahan yang berbeda dari yang lain, dan acara pernikahan ini juga diadakan pada jam 4-6 sore. Awalnya, orang tua Dilla dan Amos sempat tidak menyetujui konsep ini, namun setelah berhasil diyakinkan oleh Dilla, akhirnya mereka pun setuju.
Untuk acara pernikahan, Dilla dan Amos sepakat untuk tidak menggunakan catering, karena berdasarkan pengalaman mendatangi resepsi pernikahan, makanan catering sering kehabisan duluan dan tidak semua makanan rasanya enak. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk memesan makanan dari tempat makan favorit mereka yang harganya juga jauh lebih murah, rasanya sudah tidak diragukan lagi, dan pasti disukai para tamu.
Dilla dan Amos menginginkan pernikahan yang intimate dan bisa berbaur dengan para tamu. Maka dari itu, mereka membuat dekorasi senyaman dan semenarik mungkin agar para tamu bisa berlama-lama di acara pernikahan. Banyak spot-spot cantik untuk berfoto dan ada juga spot photo booth. Dilla juga menyediakan corner untuk DJ booth karena acara pernikahan mereka tidak menggunakan live music. Sang DJ memainkan musik yang membuat para tamu sangat menikmati acara pernikahan Dilla dan Amos.
Untuk wedding dress, sebenarnya Dilla tidak ingin memakai dress yang terlalu heboh yang membuatnya susah untuk berjalan. Apalagi karena acara pernikahan berlangsung di luar ruangan dan mereka menggunakan sneakers pada saat resepsi. Maka dari itu, Dilla menginginkan wedding dress yang senyaman mungkin, yang bisa dilepas dan menjadi dress pendek. âUntungnya Tante Ita sangat mengerti keinginan saya dan detail bordirannya pun sangat rapi dan cantik. Waktu fitting terakhir wedding dress saya kelonggaran karena berat badan saya turun 5 kg akibat diet mayo. Untungnya Tante Ita bisa menyulap wedding dress saya hanya dalam waktu 1 minggu hingga menjadi cantik dan pas di badan lagi,â ujar Dilla.
Momen yang paling berkesan menurut Dilla adalah pada saat holy matrimony. Dilla dan Amos meminta doa restu dan mereka berdua menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua. Tim dari gereja menyanyikan lagu Di Doa Ibuku Namaku Disebut yang membuat suasana di ruangan tersebut semakin haru biru. âHampir semua orang yang ada di gedung menangis,â kata Dilla. Selain itu, hal menarik dari pernikahan Dilla adalah bouquet bunga untuk bridesmaid yang terbuat dari bantal berbentuk bunga yang di bawahnya tertulis nama mereka masing-masing. âMenurut saya, bouquet seperti itu unik dan bisa menjadi kenang-kenangan bagi para bridesmaid untuk mereka simpan nantinya,â tutur Dilla.
Top 3 vendor pilihan Dilla dan Amos adalah:
1. Dekorasi Vintage
âMas Hari dari Dekorasi Vintage sangat membantu kami dalam mewujudkan wedding impian kami. Hampir semua tamu undangan memuji dekor pernikahan kami karena banyak spot foto yang bagus-bagus.â
2. Ita Zein
âTante Ita sangat mengerti kemauan saya untuk membuat wedding dress yang cocok dipakai dengan sneakers dan dipakai di outdoor. Detail brokatnya pun sangat cantik dan rapi. Dia juga bisa menyulap bajuku yang kelonggaran hanya dalam waktu 1 minggu. Banyak yang memuji dan terisnpirasi dengan wedding dress aku ketika foto-fotoku diposting di Instagram. Aku sangat puas dengan hasil wedding dressnya.â
3. Adiarie
âMas Adi adalah MUA yang sudah sering mendandani saya ketika saya sering menjadi talent di Trans TV dan saya suka sekali dengan hasil make up dia dan mas Adi sudah sangat mengerti apa yang saya mau. Tanpa mencari MUA lain, saya langsung menghubungi dia untuk mendandani saya di hari pernikahan saya. Hasilnya, hampir semua tamu memuji make up saya dan walaupun pernikahan saya outdoor, make up saya tetap nempel sampai acara selesai.â
Bagi para calon pengantin yang sedang menyiapkan pernikahannya, Dilla membagi tips berikut:
- Jangan stres yang berlebihan dan komunikasi dengan pasangan harus berjalan. Santailah dan tetap tenang karena jika kita panik dan stres, pada saat acara nanti kita tidak akan enjoy menjalaninya.
- Pastikan pernikahan kita sesuai dengan budget. Jangan memaksakan pesta megah dan mahal tapi harus pinjem uang sana sini. Pesta pernikahan dengan budget terbatas juga bisa sempurna dan menarik jika kita bisa menuangkan ide kreatif untuk pernikahan kita yang berbeda dari pernikahan lainnya.
Yang paling penting adalah banyak berdoa. Kekuatan doa luar biasa untuk memperlancar acara pernikahan.