Pernikahan Perpaduan Adat Arab dan Jawa dengan Sentuhan Modern ala Narida dan Shady

By Enya on under The Wedding

Pernikahan Perpaduan Adat Arab dan Jawa dengan Sentuhan Modern ala Narida dan Shady di IKK Wedding, Menara Mandiri Jakarta

Style Guide

Style

International

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Akad Nikah

Photography Mindfolks Wedding

Venue Menara Mandiri (Plaza Bapindo)

Event Styling & Decor Garda Dekorasi

Make Up Artist Akad by Ambar Paes

Bride's Attire MERRAS OFFICIAL

Groom's Attire Akad by Busana Jawi

Catering DTC Catering

Wedding Shoes NAIMA

Others Guestbook by FRVR Summer

Resepsi

Photography Mindfolks Wedding

Venue Menara Mandiri (Plaza Bapindo)

Event Styling & Decor Garda Dekorasi

Make Up Artist Petty Kaligis

Hair Do Woko

Bride's Attire Studio Boh

Groom's Attire Agus Lim

Catering DTC Catering

Wedding Entertainment Lucky Octavian & friends

Master of Ceremony Fenita Arie & Arie Untung

Wedding Shoes Badgley Mischka

Hand Bouquet Atrina Rahayu Soendoro

Jewellery & Accessories Hair Ribbon Shop

Others Nail art by Dandelion

Narida dan Shady pertama kali bertemu di penghujung tahun 2016 saat dikenalkan oleh sahabat mereka yang juga merupakan sepupu Shady. Perkenalan yang santai dan casual itu pun berlanjut dengan hubungan yang hanya sebatas pertemanan saja. Selain karena Narida saat itu masih punya pacar, tapi juga karena saat itu Narida tidak ada ketertarikan kepada Shady. Walaupun mereka sempat tiga kali bertemu setelah berkenalan, pertemuan itu tapi hanya sebatas teman karena memang mereka ada di lingkungan pertemanan yang sama.

Narida dan Shady baru bertemu kembali di tahun 2017 di Pacific Place, dan itu pun terjadi secara tidak sengaja, tepat disaat status Narida sudah single. Setelah pertemuan itu mereka berdua jadi sering bertemu secara tidak sengaja di berbagai acara dan jadi sering mendapat kesempatan untuk ngobrol. Lantas mereka pun jadi saling follow Instagram masing-masing walaupun belum sempat untuk saling bertukar nomor telp.

Setelah bulan Ramadhan di tahun yang sama, Shady memberanikan diri untuk chat Narida. Kebetulan Shady malam itu ada meeting di Pacific Place yang lokasinya dekat dengan lokasi kantor Narida, dan ia berniat untuk mengajak Narida ketemuan sambil mengantarnya pulang malam itu. Saat itu Narida tidak meng-iya-kan ajakan Shady karena ia sendiri ada acara di Plaza Indonesia setelah pulang kantor. Lalu, tiba-tiba Shady mengatakan kalau lokasi meeting, yang tadinya di Pacific Place, pindah ke Plaza Indonesia, dan kembali menyampaikan niatnya untuk mengantar Narida pulang. Singkat cerita, malam itu Shady mengantar Narida pulang untuk pertama kalinya, walaupun tidak langsung berdua karena ia harus mengantar salah satu teman Narida pulang terlebih dulu.

Sesampainya di rumah Narida, Shady langsung menyatakan perasaannya kepada Narida. Ternyata ia sudah menaruh perasaan suka kepada Narida sejak mereka pertama kali bertemu di tahun 2016 yang lalu. Tidak hanya itu, Shady juga menyatakan keseriusannya dan menyampaikan niatnya untuk mengajak Narida melakukan Ta’aruf.

Saat itu Narida mengaku tidak bisa langsung memberikan jawaban kepada Shady. Selain karena ia juga sedang dekat dengan orang Malaysia yang juga sudah menyampaikan niatnya untuk mengajak Narida menikah, tapi karena ia juga harus terlebih dahulu berdiskusi dengan orang tua dan melakukan Shalat Istiqoroh untuk mendapat jawaban yang terbaik untuknya.

Setelah satu bulan lamanya, penantian Shady akhirnya mendapat jawaban. “Dengan Bismillah saya memberikan jawaban kepada Shady dan meng-iya-kan ajakannya untuk melakukan Ta’aruf,” cerita Narida.

Setelah Narida resmi menjawab pertanyaan Shady, mereka kemudian melangsungkan acara pertemuan resmi dengan kedua keluarga yang dilanjutkan dengan menyelenggarakan acara lamaran, dan memulai proses persiapan acara pernikahan yang dilakukan dalam waktu kurang lebih sembilan bulan.

Acara pernikahan Narida dan Shady dilangsungkan dengan menggabungkan adat dan budaya tempat Shady dan Narida berasal, yaitu Arab dan Jawa. Menggabungkan dua budaya yang berbeda, dimana Shady merupakan keturunan Arab dan Narida merupakan keturunan Jawa tulen, bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Setelah berdiskusi dengan kedua pihak keluarga akhirnya diputuskan acara akad nikah dilakukan dengan menggunakan adat Jawa, dan acara resepsi dilangsungkan dengan konsep Internasional.

Konsep dan tema acara pernikahan yang diangkat oleh Narida adalah Traditional & International Night dengan tema warna Gold, Burgundy dan Navy. Konsep ini diterjemahkan dengan cantik melalui desain kebaya dan gaun yang dikenakan oleh Narida. Secara khusus Narida meminta Studioboh dan Merras untuk membuat kebaya dan gaun dengan warna yang terlihat saling berhubungan satu sama lain. Untuk akad nikah Narida mengenakan kebaya cantik berwarna nude champagne. Untuk resepsi ia memakai gaun berwarna champagne yang berbaur cantik dengan dekorasi ruangan yang mengangkat konsep garden wedding dengan kesan modern dan suasana internasional yang kental.

Menurut Narida, momen yang paling berkesan dari acara pernikahannya adalah momen akad nikah yang menggunakan dua bahasa. Berdasarkan keinginan kedua keluarga, akad nikah dilangsungkan dengan menggunakan Bahasa Arab, yang kemudian diulang kembali dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Selain itu, momen Panggih dan Sungkeman kepada kedua orang tua dan juga nenek juga menjadi momen yang paling berkesan dan tidak terlupakan baginya.

Saat ditanya mengenai tantangan yang dihadapi, Narida bercerita bahwa pengaturan waktu dari akad nikah ke resepsi sedikit menantang. Setelah akah nikah ia dan Shady harus melakukan sesi foto postwed, karena dalam adat Arab tidak ada sesi foto prewed. Jadi sesi foto pengantin dilakukan setelah akad nikah selesai dan hasilnya akan langsung dicetak untuk digunakan saat acara resepsi. Sesi foto tentunya lumayan memakan waktu jadi ia sedikit terburu-buru dalam melakukan persiapan make-up dan busana untuk resepsi. Tapi bersyukur semua bisa berjalan dengan lancar dengan hasil yang juga maksimal berkat bantuan dari para vendor.

Berikut top 3 vendor pilihan Narida:

1. Mindfolks

“Berhasil membuat suasana foto tidak tegang sama sekali dan bisa memenuhi keutuhan foto postwed (foto ala prewed dan langsung cetak untuk acara malam), responsive dan cepat dalam menyerahkan hasil.”

2. Studioboh

“Mbak Penny sangat sabar dan responsive untuk diajak diskusi bukan hanya untuk urusan gaun resepsi tapi juga untuk urusan akad dan perintilan resepsi (tanya pendapat mulai dari sepatu, headpiece, nail art, dll). Karena saya bekerja dan susah untuk fitting mbak Penny sampai kerumah saya biar saya bisa fitting. Mbak Penny juga selalu tenang disaat saya panik.”

3. Merras official

“Pada saat busana akad sudah jadi dan ternyata menurut keluarga suami saya terlalu terbuka Merras (Tante Itin) berhasil menenangkan saya dan memberikan solusi untuk punggungnya dalam waktu yang sudah mepet dengan hari H.”

Narida juga memberikan tips buat kamu yang sedang mempersiapkan acara pernikahan:

“Komunikasi dan kompromi antara pasangan dan keluarga adalah proses yang paling penting dalam persiapan. Selain itu kita juga harus mengontrol emosi. Ingat bahwa ini adalah acara berdua, menggabungkan dua keluarga menjadi satu dan dengan adanya kompromi, itu menunjukan rasa saling menghargai keinginan dan budaya masing-masing. Jangan memaksakan kehendak walaupun sudah ada keinginan atau ada mimpi sendiri untuk mengadakan acara pernikahan yang kalian inginkan, karena goal pernikahan adalah menikah untuk ibadah.”