Pernikahan Priscilla dan Norman dengan Adat Minang di Balai Sudirman

By NSCHY on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Venue Balai Sudirman

Event Styling & Decor Meriah Decor

Photography Jacky Suharto

Photography Yulianto Photo

Make Up Artist Akad by Jasmine Lishava

Make Up Artist Resepsi by Rozana julani

Hair Do Mamie Hardo

Bride's Attire Samara Atelier

Catering DPS Catering

Wedding Shoes CAVA PRIVÈ

“Waktu itu aku cerita ke orang tua sahabatku kalau aku lagi dilanda masalah yang cukup berat. Tapi, disamping memberikan saran, mereka malah mengajak aku Umroh bareng. Akhirnya, berangkatlah kita, aku, sahabatku, dan keluarganya.” cerita Priscilla.

Di Mekkah, Priscilla ketemu seorang laki-laki nggak dikenal yang membantunya. Dalam hatinya, dia berdoa, “ya Allah, ini orang baik banget, nggak kenal tapi mau menolong, mudah-mudahan aku diberikan jodoh yang baik kayak dia,” kata Priscilla.

Singkat cerita, beberapa momen kemudian, Priscilla ketemu lagi dengan laki-laki tersebut, tapi bukan sebagai orang asing, tapi sebagai teman sahabat Priscilla dan suaminya. Norman namanya, dan ternyata, sahabat Priscilla dan suaminya sudah mengenalnya terlebih dahulu.

“Saat itu, kita cuma tukeran nama. Lucunya, saat mau pisah, kita berdua masih bertatapan, dan sampai sekarang masih merinding rasanya dan membuat senyum-senyum sendiri saat ingat momen itu.” cerita Priscilla.

Sepulangnya ke Jakarta, Priscilla kembali beraktivitas seperti biasa. Norman baginya hanya sebuah memori saat di Mekkah, sampai akhirnya tujuh bulan kemudian, di sebuah kafe, bersama teman-temannya.

“Waktu itu, temanku ngajak ke meja temannya, dan yang ternyata namanya Norman. Awalnya aku nggak engeh kalau ini Norman waktu itu, sampai akhirnya aku ngerasa mukanya familiar, dan aku yakin kalau ini Norman yang aku ketemu saat Umroh waktu itu. Dari situ, kita ngobrol, dan di situlah Norman kasih tau kalau waktu di Masjidil Haram, dia sempet ambil beberapa foto candid-ku, dari situlah kita mulai berhubungan” cerita Priscilla.

Beberapa bulan berpacaran, Norman dan Priscilla memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Norman melamar Priscilla pada 18 Agustus 2018, dengan pertemuan formal antara kedua belah keluarga yang disertai dengan penukaran cincin.

Sekarang, Norman dan Priscilla sudah sah sebagai pasangan suami istri. Acara pernikahan mereka dilakukan dengan sederhana, dengan acara pengajian, siraman, dan beberapa rangkaian adat Jawa yang Priscilla lakukan sebelum pernikahan, dan beberapa rangkaian adat Minang yang Norman lakukan sebelum hari H.

Di hari bahagianya, Norman dan Priscilla mengenakan pakaian adat Minang, dengan pakaian Koto Gadang untuk akad, dan Suntiang untuk resepsi. Kata Priscilla, Koto Gadang memang menjadi salah satu pakaian pernikahan yang membuatnya tertarik yang belakangan ini sering digunakan oleh pengantin Minang.

“Waktu akad, aku sangat nervous sampai gemetar, mau senyum aja susah. Tapi, pas masuk ke ruang akad dan liat Norman dengan senyum sumringahnya, hatiku langsung adem!” cerita Priscilla.

Seperti pasangan lain, Norman dan Priscilla juga melalui berbagai tantangan selama mempersiapkan pernikahannya. Namun, yang selalu menyatukan mereka adalah pemikiran bahwa “bukan pesta pernikahannya yang penting, namun pernikahan itu sendirilah yang penting”. Bagi Norman dan Priscilla, selama yakin satu sama lain, semuanya pasti bisa dilalui bersama, “kalau kata Norman, fokus sama solusinya, bukan sama masalahnya,” tambah Priscilla.

Top 2 vendor:

1. Tante Mamie Hardo & Mba Mita Hardo

“Aku sudah cukup lama mengenal mereka. Di luar urusan kerjaan, aku udah sering cerita-cerita ke mereka, jadi rasanya sudah seperti keluarga sendiri. Saat aku dan Norman memutuskan untuk menikah, pastinya aku ingin didampingi oleh mereka.”

2. Multi Kreasi Enterprise

“Mas Emil sudah terkenal di kalangan industri pernikahan, aku ingin pernikahanku diurus oleh orang yang memang jam terbangnya sudah tinggi, supaya memuaskan tamu dan keluarga, dan meminimalisir urusan kecil-kecil.

Tips to brides to be:

Legowo, banyak sabar dan jangan stres. Selalu ingat bahwa pesta pernikahan itu cuma 1-2 hari, jadi yang penting itu adalah hal selanjutnya, yaitu pernikahanmu setelah pesta berakhir. Kedua, komunikasi adalah kunci semuanya. Mendekati hari pernikahan, tanpa sadar, kita bisa jadi bridezilla, namun komunikasi dengan pasangan harus tetap baik. Terakhir, di hari H, jangan menyibukkan diri untuk mengurusi ini dan itu, you are supposed to be the center for a day. Sudah ada vendor terbaik yang kalian percaya, jadi biarkan mereka bekerja, pasrahin semuanya, duduk manis, dan nikmati pestanya!”