Pernikahan dengan Percampuran 5 Adat ala Sheila dan Keo

By Gregoria Elsa on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hotel

Colors

Vendor That Make This Happened

Akad Nikah

Event Styling & Decor Stupa Caspea

Photography Jacky Suharto

Videography Takun Arrosid

Bride's Attire Eddy Betty

Make Up Artist Adi Adrian

Hair Do Mila House

Catering Akasya

Marriage Proposal Organizer Daddo Parus

Wedding Organizer Emil MKE

Resepsi Pernikahan

Venue Grand Ballroom Pacific Place

Event Styling & Decor Suryanto Decoration

Bride's Attire Biyan

Hair Do Sanggar Tamalate

Invitation The Distillery

Pertemuan Sheila dan Keo berawal di acara ulang tahun Ibunya Keo, yang merupakan teman arisan Ibunya Sheila juga. Saat itu mereka langsung bisa ngobrol dengan nyambung karena ternyata mereka punya banyak common friends. Tapi saat itu mereka belum punya perasaan apa-apa karena mereka berdua sudah punya pacar. Lalu Keo kembali ke San Francisco sedangkan Sheila ke Brisbane. “Sampe akhirnya aku for good ke Jakarta dan ingin nerusin ke sekolah masak bareng abangku yang mau sekolah MBA dan ternyata abang memutuskan untuk sekolah di San Francisco, which is ada Keo disitu. Akhirnya ketemu Keo lagi deh hahahha,” ungkap Sheila. Setelah Sheila dan Keo putus dengan pacar masing-masing, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk pacaran.

Keo adalah pria yang sangat romantis. Setelah berpacaran selama 3 tahun, Keo ternyata telah mempersiapkan sebuah sweet proposal untuk Sheila. Saat di San Francisco, Keo mengajak Sheila untuk naik boat mengelilingi Golden Gate Bridge. Mereka pun berlayar menggunakan sailing boat. Hingga pada saat sunset, tiba-tiba kapten kapal meminta Sheila dan Keo duduk di deck untuk difoto. “Aku masih belum sadar apa-apa sampe si kapten bilang, “Okay, action!” Aku nengok ke Keo, dia udah buka kotak cincin sambil bilang ‘Sheila, would you marry me?’ Aaaa langsung aku nangis terisak-isak sampe Keo bilang cepet jawab ditungguin sama si kapten tuh haha and of course I said YES! Karena ulang tahun Keo itu tanggal 9 bulan 11, maka dia mutusin untuk ngelamar aku tanggal 11 bulan 9, katanya biar aku inget selamanya kapan dilamar hahaha,” kisah Sheila.

Sheila dan Keo mempersiapkan pernikahan dalam waktu 8 bulan. Tantangan terbesar dalam melakukan persiapan ini adalah menggabungkan seluruh adat dari keluarga Sheila dan Keo yang terdiri dari 5 adat, yaitu Jawa, Minang, Batak, Bugis, dan Betawi. Tapi akhirnya berkat bantuan dari para vendor yang profesional, seluruh  keluarga Sheila dan Keo bisa menggabungkan semua budaya tesebut ke dalam prosesi dan rangkaian acara pernikahan. Dan hasilnya sangat memuaskan. “Setelah aku dan Keo berdiskusi untuk memilih vendor, kita baru memberitahu keluarga tentang pilihan yang kita inginkan. Jadi kita benar-benar mengurusi segala hal dari awal tapi tetap dibantu oleh WO,” jelas Sheila.

Sheila menggunakan konsep tradisional dengan suasana alam untuk acara pernikahannya. Sesi photo prewedding yang telah dilakukan Sheila dan Keo pun juga bertemakan casual traditional menggunakan 5 adat keluarga mereka. Sheila dan Keo memang menginginkan konsep pernikahan tradisional dan kental akan budaya masing- masing.

Sebelum melangkah menuju pelaminan, Sheila dan Keo melakukan pengajian, siraman, dan upacara melepas lajang dari adat Minang, yaitu Malapeh Bujang. Sementara itu, acara siraman  menggunakan adat Bugis bernuansa hijau kekuningan, dan dilanjutkan dengan prosesi Macceko atau menggunting rambut halus di sekitar dahi dan dilanjutkan dengan suapan calon mempelai yang dilakukan oleh kedua orang tua. Pada hari yang sama, acara malam Mappacci dimulai. Malam Mappacci berarti ritual adat Bugis yang memberikan daun pacci/daun pacar ke tangan calon mempelai wanita.

Pada saat akad nikah, Sheila dan Keo menggunakan adat Jawa Timur dan Betawi. Pada saat Keo datang ke rumah Sheila, penyambutan memakai prosesi adat Betawi yaitu dimulai palang pintu. Setelah Keo masuk rumah, nuansa adat Jawa Timur beserta gamelan mengiringi Keo ke meja akad nikah. Setelah akad nikah, kami menjalani prosesi sungkeman kepada orang tua dan prosesi bubak kawah. Pada saat resepsi, Sheila menggunakan adat Bugis dengan tema traditional rumah Makassar beserta pekarangannya. Sheila dan Keo menggunakan baju khas daerah Makassar, yaitu baju bodo serta sarung sutra khas Makassar . Saat acara resepsi, Sheila menjalani prosesi adat Batak, Mangulosi. Acara pemberian kain tenun khas Batak yang diberi nama ulos, yang berarti memberikan kehangatan dan juga berkat kepada kedua mempelai.

Untuk dekorasi akad nikah, Sheila dan Keo menginginkan tema tradisional dengan pemilihan warna bunga yang sedikit dan penuh dengan pohon-pohon, semua serba putih dan hijau, termasuk pelaminan rumah Betawi Jawa beserta gebyoknya. Untuk acara resepsi, Sheila menggunakan adat Bugis-Makassar, tapi tetap bertemakan tradisional. Pohon-pohon dan vertical garden yang menghiasi ballroom menambah cantik dekorasi. “Rumah panggung kayu besar tradisional Makassar, rumah gadang sebagai panggung musik, beserta taman-taman seperti kita menerima tamu di foyer halaman rumah kita sendiri. Pekarangan yg penuh dengan bebek dan kura-kura makes us so happy with the decor!” ucap Sheila.

Pengalaman pertama Sheila dipaes seperti adat Jawa dan Makassar sangat menegangkan. Semula, dia berpikir apakah wajahnya cocok jika dipaes. Tapi berkat hasil make up yang memukau, Sheila mendapat banyak pujian dan merasa sangat puas. Tambah Sheila, “Untuk paes Makassar, karena aku orang Bugis dan semua sepupuku yang menikah pun dipaes Makassar, jadi sudah tidak kuatir lagi.”

Mengenai hal apa yang paling berkesan dalam acara pernikahannya, Sheila menjawab “Saat akad nikah! Sebelumnya kita berdua ngerasa tegang banget, tapi setelah Keo selesai ijab Kabul rasanya bener bener lega dan Alhamdulillah semuanya lancar tanpa ada halangan apapun.”

Top 3 vendor pilihan Sheila dan Keo adalah:

 

  1. Mas Emil dan Mbak Rena dari MKE

 

“Mereka sangat membantu sekali dari jauh-jauh hari mempersiapkan detail acara dan meeting dengan vendor- vendor pilihanku. Pokoknya the best WO deh! Very professional dan tau segala situasi yg bakal terjadi dan cepat dengan penyelesaiannya.”

2. Davy Linggar & Chitra Subiyakto

“Mas Davy dan Mbak Chitra really makes an artwork out of me and Keo. This is the coolest and the chill-est photoshoot ever! Kita kayak jalan-jalan aja cuma ada mas Davy yang fotoin candid hahaha.”

3. Biyan

“Om Biyan sangat membantu sekali dalam pembuatan my dream dress. Very pretty and intricate details dan membuat baju bodoku menjadi one of a kind.”

Untuk para brides to be yang sedang mempersiapkan pernikahannya, Sheila membagi tips berikut:

  1. You have to have a to-do list, jangan lupa mencatat semua yang kamu butuhkan di buku notes pribadimu karena kamu ngga selalu bisa ingat detail-detail kecil yang sangat banyak.
  2. Pilihlah vendor yang cocok dengan kamu, pasangan serta kedua orang tua, dan juga yang profesional dan baik karena dapat membantu kamu menjalani proses persiapan dengan lancar
  3. Budgeting semua pengeluaran karena pasti ada biaya yang tak terduga yang harus kamu siapkan.
  4. Make a theme color for your dream wedding. Pastikan semua agar semua color coordinated (pakaian kamu, pakaian orang tua, dekor, seragam saudara, bridesmaids, among tamu , dll)
  5. BE A HAPPY BRIDE!