Pernikahan dengan mengusung nuansa tradisional memang selalu mencuri perhatian lewat keindahannya. Seperti pasangan yang menampilkan dua perbedaan latar belakang pada momen indahnya ini. Mengangkat tema perpaduan adat Banjarmasin & Padang pada pernikahan Shania dan Azmi mereka tampil penuh pesona! Simak cerita selengkapnya di sini!

Konsep Pernikahan

Untuk acara pernikahan Shania & Azmi ini, mereka setuju untuk tetap menggunakan adat dari daerah asal keluarga kita berdua. Dimana pada prosesi akad nikah kita memakai adat Banjarmasin. Seluruh keluarga inti memakai busana adat Banjarmasin dengan kain arguci & lengkap dengan aksesorisnya. Sedangkan untuk dekorasi sendiri kita meminta kepada team Aerindecora untuk membuat backdrop semirip mungkin dengan pelaminan Banjarmasin. Namun dengan tampilan yang lebih simpel dan sesuai dengan color palette pilihan mereka berdua.

Pada acara resepsi yang diselenggarakan malam hari, kami sepakat untuk mengangkat adat Padang. Saat resepsi berlangsung, kami mengadakan prosesi kirab dengan tradisi Padang lengkap dengan tari piring. Selain itu ada juga tarian Suntiang Badantiang yang mengharuskan mempelai wanita untuk ikut menari.

Make Up & Hair Do

Semenjak duduk di bangku kuliah, Shania mengaku sudah jatuh cinta dengan hasil riasan Bennu Sorumba. Salah satu vendor yang langsung Shania booking sejak awal mengetahui tanggal pernikahannya.

“Karena aku tahu jadwalnya super padat, aku tidak kepikiran untuk make up dengan yang lain selain Kak Bennu. Beruntung jadwalnya cocok jadinya aku berkesempatan untuk dirias oleh Kak Bennu di hari pernikahan ini”, ucap Shania.

Untuk hairdo-nya sendiri karena kedua acara akad & resepsi menggunakan adat jadi ia menyerahkan kepada sanggar sepenuhnya. Pada momen akad Shania percayakan pada Sanggar Galuh untuk tampilan Banjarmasin. Dan Sanggar Elly Kasim yang merealisasikan adat Padang. Sedari kecil ia sudah bermimpi ingin mengenakan suntiang tinggi bernuansa emas saat dewasa nanti. Jadi saat menentukan tatanan rambut serta suntiang, Shania langsung meminta untuk menggunakan suntiang berwarna gold berukuran besar.

Desainer Pilihan

Sejak awal Azmi melamarnya, Shania tak pikir panjang untuk mempercayakan seluruh rancangan kebayanya kepada Ronauli Liu. Dari mulai lamaran, pengajian, akad hingga resepsi seluruhnya adalah karya apik Ronauli Liu.

“Saat pertama kali mencoba membuat busana lamaran, aku langsung merasa puas banget dengan hasilnya! Dan aku dapat banyak sekali pujian atas kebaya yang aku kenakan saat itu!”, ungkap Shania.

Oleh karena itu, setelah acara lamaran digelar Shania langsung membuat appointment dengan Ronauli Liu. Saat itu ia langsung membahas tentang busana pengajian, akad nikah dan resepsi. Tapi tak hanya itu saja, bahkan busana Azmi, ibu dari kedua belah pihak serta kembaran Shania semuanya ia percayakan pada Rona. Hasilnya tak perlu diragukan lagi, sempurna! Seluruh keluarga tampil serasi dengan busana senada di acara pernikahannya.

Prosesi Pra-Nikah

Prosesi adat yang kami lakukan sebelum pernikahan adalah pengajian bersama keluarga dan juga teman terdekat. Acara dilanjutkan dengan prosesi babako pada malam hari, dimana ini merupakan tradisi Sumatera Barat. Pada momen ini, Shania mengenakan busana khas Koto Gadang. Begitu juga dengan Azmi yang melangsungkan pengajian bersama keluarga dan kerabat di kediamannya.

Foto Pre-Wedding

Tishania & Azmi melakukan sesi foto prewedding dengan tema klasik tradisional. Latar belakang sawah menjadikan penampilan mereka semakin memesona. Sedangkan untuk look kedua, mereka tampil dengan menggunakan busana semiformal dalam paduan dress dan setelan jas. Kedua look berbeda ini merupakan rekomendasi dari Cerita Tentang Senja sebagai vendor photographer pilihan kami. Sebagai vendor fotografer, mereka juga memberikan attire guide yang sangat membantu untuk Shania dan Azmi. Sehingga hasil fotonya lebih sempurna dan menyatu dengan lokasi foto yang dipilih.

Pernikahan Impian

Untuk mewujudkan acara pernikahan yang sesuai dengan keinginan kami berdua, ia memilih untuk menghubungi vendor yang memang mereka sukai. Selain itu tak lupa untuk menyesuaikan budget yang kami miliki juga.

“Saran aku, sebaiknya booking vendor jauh sebelum waktu pernikahan. Hal tersebut untuk menghindari fully booked ya! Karena kami berdua sudah memiliki vendor impian sejak lama”, aku Shania.

Untuk mempermudah merealisasikan keinginannya, Shania juga membuat moodboard sehingga vendor-vendor pilihannya sudah memiliki gambaran bagaimana pernikahan impian ini akan dibuat. Shania juga mengaku lebih menyukai acara pernikahan klasik tradisional karena lebih hidmat dan syahdu. Baik acara akad nikah dan resepsi, kami langsungkan di Sampoerna Strategic Square.