Vendor That Make This Happened
Akad Nikah dan Resepsi Pernikahan
Venue Plataran Cilandak
Event Styling & Decor Kresindo Tent
Photography Journal Portraits
Bride's Attire Sista Wedding
Make Up Artist Marlene Hariman
Catering Akasya
Wedding Organizer Adhyakti Wedding
Pernikahan adat Jawa-Palembang-Betawi ini sempat diwarnai kekhawatiran karena diadakan dengan konsep outdoor. Tentu saja, cuaca adalah musuh terbesar bagi sang empunya acara. Hal inilah yang dialami Aida dan Ferhat di hari pernikahannya yang berbau etnik.
Sebelum membahas soal mengatasi cuaca tidak bersahabat di pernikahan outdoor ala Aida dan Ferhat, The Bride Dept akan mengupas masa perkenalan dan lamaran keduanya yang seru.
Walaupun Aida dan Ferhat bersekolah dan berkuliah di tempat yang sama, tetapi mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Lucunya, mereka berkenalan ketika acara kumpul-kumpul alumni. Ketika itu, Aida masih berkuliah dan Ferhat berperan sebagai pembicara di acara tersebut. Singkat cerita, mereka pun berpacaran selama 4 tahun hingga memutuskan untuk menikah.
The Sweet Proposal
Acara pacaran tersebut juga diwarnai dengan hubungan jarak jauh ketika Ferhat menempuh pendidikan pasca sarjana di Chicago. Aida juga sempat mengunjunginya dengan tujuan berliburan.
“Di sana kita mengunjungi beberapa tempat, salah satunya New York. Karena kita sama-sama suka jogging, kita memutuskan untuk lari pagi di Central Park. Dengan muka bantal, rambut kucel dan baju super tebal kita lari pagi-pagi. Sampai sana, karena cuacanya minus 2 derajat, aku kedinginan dan buru-buru minta Ferhat cari tempat sarapan karena cuacanya ga mendukung banget buat jogging,” kisah Aida.
“Ferhat kemudian mengajak aku naik dulu ke suatu bukit di Central Park karena katanya pemandangannya bagus. Kita kemudian iseng video pakai gopro di atas bukit tersebut. Tiba-tiba Ferhat minta tolong aku pegangin dulu kameranya sambil dia mengambil sesuatu di kantongnya yang ternyata merupakan cincin! Aku kaget bukan main karena ga nyangka. Reaksi aku yang superkaget itu jadi terekam deh. Malu banget,” lanjut Aida.
Masa Persiapan Pernikahan
Jarak antara lamaran dan hari pernikahan sebetulnya lebih dari satu tahun. Namun keduanya baru sibuk mempersiapkan sejak bulan November atau saat masa persiapan lamaran resmi dari keluarga Ferhat.
“Tantangannya banyak, tapi alhamdulillah semuanya bisa terlewati dengan baik. Mungkin yang paling ribet adalah saat adanya perubahan venue dan hari H dikarenakan venue yang telah kita DP tiba-tiba memiliki rencana renovasi yang belum akan terselesaikan di hari pernikahan kita. Untungnya saat itu semua vendor available untuk venue dan hari H yang baru,” kisah Aida.
About The Venue
Plataran Cilandak menjadi venue pilihan Aida dan Ferhat walaupun awalnya keduanya tidak pernah terbayang mengadakan pernikahan outdoor.
Sebenarnya Aida dan Ferhat sudah menyukai venue lain, tetapi tiba-tiba venue yang dipilih tersebut direnovasi. Aida dan Ferhat pun harus mencari opsi lain dan kebetulan keduanya belum pernah terpikir akan Plataran Cilandak. Namun hasilnya, ternyata Plataran Cilandak di luar ekspektasi keduanya.
“Tempatnya luas, tamannya bagus banget dan kental unsur tradisionalnya. Kita yang udah keburu jatuh cinta dengan venue outdoor jadi semakin yakin untuk buat acara pernikahan kita di sana,” ungkap Aida.
Prosesi yang Dijalani Di Hari Pernikahan
Aida dan Ferhat menggunakan semua adat yang mewakili keluarganya. Palembang, Betawi, dan Jawa di sisi Aida. Sedangkan Ferhat dari Betawi.
Semua adatnya adil, mulai dari siraman yang menggunakan adat Jawa. Untuk akad menggunakan Betawi, sedangkan resepsi menggunakan adat Palembang. Hasilnya hari pernikahan ini penuh warna dan tambah seru.
“Seru banget terutama karena kedua keluarga sama-sama semangat untuk mencoba mengadakan acara dengan adat yang berbeda-beda,” ungkap Aida.
Theme of The Wedding
Unsur etnik menjadi tema hari pernikahan Aida dan Ferhat. Keduanya memang setuju untuk menonjolkan unsure tradisional di hari pernikahannya. Dan walaupun mengusung tema garden party tetapi keduanya tetap ingin menambahkan unsur tradisional yang kental.
Aida mengungkapkan sangat terbantu dengan Rumah Kampung, salah satu vendor pilihannya karena bisa mewujudkan dekorasi cantik dan tradisional bahkan melebihi ekspektasi keduanya.
Beautiful Wedding Décor
Dekorasi pernikahan Aida dan ferhat memang bisa dikatan sangat cantik. Aida juga mengaku,keduanya sama-sama tidak ribet jadi menyerahkan semua urusan dekor ke Rumah Kampung.
“Kita kasih tau warna baju pernikahan kami dan beberapa inspirasi dekor yang aku dapet dari instagram. Penentuan warna bunga aja udah akhir-akir karena aku dan Ferhat sama-sama ga kebayang nuansa warna bunga apa yang bagus buat dekor,” kisah Aida. Sebelum hari H, tim Rumah Kampung pun presentasi sketches untuk dekor venue dan hasilnya benar-benar membuat Aida dan Ferhat puas.
“Ada warung-warungan bonus jamu botolan yang bisa dibawa dan diminum tamu, ada pojok pembatik, tenda transparan yang cantik banget, dan pastinya pelaminan yang bagus banget. Kita dapat banyak sekali pujian buat dekorasi kita,” ungkap Aida.
Highlight of The Wedding
Hujan menjadi ketakutan terbesar Aida di acara pernikahannya berhubung mereka melangsungkan pernikahan outdoor. Bahkan ketakutan ini benar-benar terjadi, padahal menurut Aida sehari sebelum hari H,sama sekali tidak hujan. Dan tiba-tiba tepat di hari H,setelah ijab Kabul, hujan turun deras sekali.
“Hujan turun deras banget dan perasaan aku sudah campur aduk tetapi aku pasrah saja. Ferhat bilang ke aku untuk ikhlas, begitu juga dengan vendor-vendor lainnya. Mereka menenangkan aku dan tidak menunjukkan kepanikan atau kesedihan sama sekali sehingga aku juga ikhlas,” kenang Aida. Ketika acara Kirab, hujan pun berhenti dan acara pun berjalan sesuai dengan rencana semula.
“Karena kita sudah ikhlas dan yang “terburuk” sudah dilalui, aku dan Ferhat menjadi lebih menikmati acara hingga selesai. Kita menjadi lebih senang ketika banyak yang memuji. Hujan tersebut juga menjadi berkah karena suasananya menjadi sejuk, didukung oleh dekor yang bagus dan juga makanan yang lezat, serta musik dari Soulful yang seru banget! Ada juga surprise dari Bapak dan Ferhat yang membuat aku lebih senang lagi.”
Aida dan Ferhat mengaku tidak ingin mengubah apapun dari pernikahannya karena semuanya sudah sesuai dengan ekspektasi. Tetapi Aida merasa perlu memberikan souvenir sepatu boots karena banyak sepatu tamu yang menjadi kotor karena hujan.
Top 3 Vendor Pilihan Aida dan Ferhat
Sebetulnya kita suka banget dengan semua vendor yang kita pilih. Tapi kalau harus memilih, mungkin kita akan pilih empat:
Adhyakti Wedding OrganizerÂ
Tim-nya oke banget, terutama Mba Roro yang selalu siap sedia di kala kita butuhkan dan betul-betul cekatan baik dalam persiapan maupun mengatasi suatu masalah. Komunikasi yang lancar dan response yang secepat kilat bener-bener kualitas yang bikin kita yakin banget dalam memilih Adhyakti.)
Journal PortraitsÂ
Dengan tim yang beranggotakan anak-anak muda yang masih seumuran kita, komunikasi jadi lancar dan hasilnya sesuai dengan selera kita. Apresiasi banget buat tim Journal yang rela 8 jam naik-turun Gunung Putri mengarungi rintangan dan hujan banjir demi syuting video prewedding kita yang “unik”. Syuting sekalian bonding time deh judulnya.
Akasya CateringÂ
Yang udah pasti, makanannya enak banget. Kita dapet banyak pujian untuk makanannya. Tapi selain itu, team Akasya mudah diajak komunikasi dan terbuka dengan ide dan opsi yang kita punya.
Rumah Kampung dan Kreasindo Tent
Rumah Kampung berhasil deliver hasil yang keren banget dan di luar ekspektasi kita. Tim-nya juga bekerja tepat waktu dan pantang menyerah walaupun cuaca saat itu berpotensi “merusak” hasil karya mereka. Kerjasamanya dengan Kreasindo Tent juga sangat oke. Mas Widhi (Kreasindo) banyak banget bantu kita overcome beberapa kesulitan yang kita hadapi.
Mau hari pernikahan sukses walaupun dilanda hal yang tidak diinginkan? Cek tips ala Aida ini yuk:
Jangan memusingkan hal yang enggak perlu dipusingkan. Sebisa mungkin dibawa fun dan santai. Itu motto hidupku dan Ferhat dalam merencanakan pernikahan kemarin dan betul-betul bermanfaat buat kita. Malah jadinya banyak yang tanya, kok aku dan Ferhat terlihat santai dan tidak muncul sifat “bridezilla” selama persiapan. Ini juga sangat didukung dengan pemilihan vendor-vendor yang terpat, terutama WO, karena mereka yang akan menjadi kunci komunikasi kita dengan seluruh vendor.