Perpaduan adat Jawa dan Riau ala Sarah dan Dimas

By Friska R. on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hotel

Colors

Vendor That Make This Happened

Akad Nikah

Venue Shangri-La Hotel

Event Styling & Decor Airy Designs

Photography Fotologue Photo

Bride's Attire Poppy Karim

Make Up Artist Ambar Paes

Resepsi Pernikahan

Make Up Artist Sanggar Yanti Pekanbaru

Wedding Organizer Pasoetri Wedding

Sarah dan Dimas sebenarnya sudah mengenal sejak lama, tepatnya tahun 2010. Namun mereka tidak terlalu mengenal satu sama lain, hingga akhirnya pertengahan tahun 2013 keduanya tidak sengaja bertemu kembali di acara ulang tahun teman mereka. Dari situ lah mereka mulai mengobrol, kemudian bertukar nomor telepon, dan jalan bareng. Dimas sempat mengajak Sarah pergi ke acara pernikahan rekannya. Mereka berdua pun akhirnya merasa cocok satu sama lain.

Berbicara mengenai lamaran, Sarah mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada momen sweet yang berlebihan. Malam itu, Sarah dan Dimas mau pergi makan malam. Sarah pun sudah dandan dan siap pergi. Namun ternyata Dimas mengajaknya untuk sholat bersama terlebih dahulu. Tapi Sarah memintanya nanti saja ketika pulang, karena ia terlanjur sudah dandan. Dimas ternyata tetap memaksa Sarah untuk sholat dulu. Sarah pun ternyata sudah feeling akan dilamar. And then, ternyata setelah sholat Isha’ berjama’ah sehabis salam, Dimas pun melihat ke belakang dan dia langsung melontarkan pertanyaan, “Will you marry me?”.

Sarah dan Dimas mempersiapkan pernikahan mereka kurang lebih selama 8 bulan. Semua rencana pernikahan mereka dapat berjalan lancar, terlebih lagi setiap keperluan dibantu sepenuhnya oleh orang tua mereka. Memang ada tantangan-tantangan kecil yang harus mereka hadapi, namun semua tantangan tersebut dapat mereka atasi. Misalnya saja, Sarah merasa bahwa dirinya lebih banyak mengurus pernikahan ini daripada Dimas. Sarah pun sering merasa lebih sensitif. Awalnya mereka juga mengajukan kemauan-kemauan masing-masing, namun pada akhirnya kemauan orang tua juga yang berlaku. Akhirnya mereka pun mundur perlahan dan mengikuti keinginan orang tua.

Konsep dan tema pernikahan yang mereka usung ialah perpaduan antara suku Jawa (Dimas merupakan orang Jawa) dengan Pekanbaru, Riau (Sarah memiliki darah Riau). Sejak turun temurun, keluarga Sarah selalu melaksanakan akad nikah dengan adat Riau. Baru setelah itu diadakan acara ‘ngunduh mantu’ (pihak Jawa). Namun ibu Sarah dan ibu Dimas pun mengusulkan untuk dibalik saja. Akad nikah menggunakan adat Jawa, sedangkan resepsi pernikahan menggunakan adat Riau. Mereka merasa bahwa konsep seperti ini jarang ada pada resepsi pernikahan dalam adat Riau waktu itu.

Untuk masalah dekorasi, mereka menggunakan dua vendor. Seluruh dekorasi yang berada di luar pelaminan menggunakan Airy Designs. Sedangkan pelaminan yang ada di Riau, seluruh kerangkanya dibuat atau dibangun sendiri bersama-sama oleh keluarga Sarah. Selama hampir 2 bulan, rumah Sarah penuh dengan pembangunan untuk pelaminan tersebut. Kemudian untuk hiasan pada pelaminan menggunakan hiasan yang ada di Sanggar dari Pekanbaru, Riau, yaitu Sanggar Yanti.

Pada dasarnya adat Riau itu terdiri dari 3 warna utama, yaitu merah, kuning, dan hijau. Tapi Ibu Sarah pun meminta menggunakan dominasi 2 warna, yaitu merah dan kuning saja. Begitupun baju pengantin yang dipakai oleh Sarah dan Dimas. Mereka menggunakan tenun songket Palembang untuk dijadikan baju instead of tenun songket Riau. Mereka juga sangat menyukai rangkaian benang yang tersusun dan teranyam rapi serta gemerlap warna dan kilauan emas yang terpancar dari kain tenung songket tersebut.

Sarah dan Dimas tidak menjalankan adat sebelum pernikahan, seperti Siraman ataupun Malam Berinai & Berandam. Pada dasarnya mereka berdua beserta keluarga saat itu mementingkan doa, sehingga mereka fokuskan untuk pengajian saja. Tapi akhirnya Ibu Dimas ingin mengadakan prosesi adat setelah akad, yaitu prosesi Panggih. Sarah sendiri sebenarnya paling suka pada saat prosesi adat yang disebut Pangkon, di mana ia dengan Dimas duduk dipangku ayah Sarah.

Top 3 vendor pilihan Sarah dan Dimas

1. Poppy Karim

Dari acara lamaran, akad, hingga resepsi, seluruh busana yang dikenakan oleh Sarah dibuatkan oleh Poppy Karim. Poppy orang yang sangat baik, bahkan selalu memberikan masukan untuk seluruh persiapan pernikahan. Namun Poppy juga orang yang cukup keras, sehingga dia cukup membantu Sarah dalam mengambil keputusan-keputusan yang sempat membingungkan. Terlebih lagi Poppy juga jujur, ia selalu berkata bagus kalau memang bagus, sedangkan kalau jelek ia pasti akan berkata jelek.

2. Adi Adrian

Sarah mengaku sangat puas dengan hasil make-up karya Adi Adrian karena begitu ringan dan tidak berar di wajah, terutama mata. Selain itu, kebanyakan MUA hanya bisa weekdays pada saat tes make-up. Adi malah menawarkan tes make-up ketika weekend atau saat Sarah ada acara.

3. Pasoetri

Seluruh persiapan, mulai dari A hingga Z, Sarah dan Dimas mendapat bantuan dari Pasoetri dan Dimas. Pasoetri selalu berusaha mengalokasikan kemauan pengantin dan keluarga dengan baik.

Dalam pernikahannya, Sarah memiliki beberapa momen yang begitu berkesan baginya. Momen pertama yang akan selalu diingat oleh Sarah ialah saat ijab kabul dilaksanakan. Bahkan mata Sarah pun tidak bisa terlepas dari ayahnya. Di situ lah ia merasa sedih sekaligus bahagia melihat wajah ayahnya saat menyerahkan dirinya kepada Dimas. Momen kedua ialah pada saat acara setelah resepsi, yang dilangsungkan bersama teman-teman Sarah dan Dimas. Sarah mengatakan bahwa nampaknya seluruh rasa lelah dan tegang seharian bisa langsung hilang. Ia juga mulai bisa tertawa lepas dengan mereka.

Dalam mempersiapkan sebuah pernikahan, Sarah membagikan tips kepada pembaca The Bride Dept. Pertama, kalau tidak sempat mempersiapkan semuanya sendiri, sebaiknya kita percayakan saja seluruhnya kepada orang tua, terutama ibu. Ia pasti akan memberikan yang terbaik bagi kita pada saat hari H. Kemudian sebisa mungkin sebaiknya hindari konflik dengan siapapun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.