Perpaduan Adat Minang, Betawi dan Mandailing dalam Pernikahan Bulan & Fadhel

By NSCHY on under The Wedding

Perpaduan Adat Minang, Betawi dan Mandailing dalam Pernikahan Bulan & Fadhel

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Venue Bidakara Grand Pancoran Jakarta

Event Styling & Decor Azka Anggun Art

Photography The Portrait Phtography

Photography Dua Ritme

Make Up Artist Reza Azru

Seserahan Riefinka Seserahan

Wedding Organizer Artea Organizer

Invitation Kartu Reva

Catering Alfabet Catering

Bride's Attire Adriani Baralek (Minang)

Bride's Attire SLC Wedding Service (Betawi)

Bride's Attire Rika Wirtjes

Hair Do Sista Wedding (Mandailing)

Wedding Entertainment Kahitna

Wedding Entertainment Jova Musique

“Pernikahanku menggunakan tiga adat yang berbeda: Minang, Betawi dan Mandailing. Ini permintaan papaku yang nggak mau meninggalkan salah satu adat. Minang adalah asal Fadhel, Betawi adalah asal mamaku, dan Batak Mandailing dari papaku.” cerita Bulan mengenai adat dalam pernikahannya.

Setelah berdiskusi, kedua belah pihak sepakat untuk mengenakan pakaian adat Minang pada akad nikah yang dilanjutkan dengan berganti pakaian adat Betawi. Sedangkan, untuk resepsinya, Bulan dan Fadhel mengenakan pakaian adat Batak Mandailing.

“Untuk akad, aku tidak menggunakan warna putih atau bold seperti pakaian adat Minang kebanyakan. Aku memilih warna silver untuk mencari warna netral selain putih yang juga bisa cocok dengan aksesoris adat Betawi untuk mempersingkat waktu saat berganti adat.”

Sedangkan, untuk acara resepsi, Bulan sudah mantap dengan mengenakan kebaya warna hijau, warna favoritnya. Meski sempat banyak terima komentar bahwa pakaian adat Batak biasanya harus mengenakan warna merah, gold atau hitam, namun Bulan sudah mantap dengan pilihannya, hijau muda.

“Pemilihan warna itu susah-susah gampang. Aku cukup detail soal pemilihan warna, jadi cukup menyita waktu di bagian ini. Apalagi, warna yang aku gunakan cukup soft, sedangkan ketiga adat yang aku gunakan identik dengan warna yang meriah. Banyak pihak yang awalnya ragu dengan pemilihan warnaku, tapi saat hari H, alhamdulillah mereka memuji hasilnya.” cerita Bulan.

Dalam waktu yang cukup singkat, berganti-ganti pakaian dan adat memang cukup menantang. Untungnya, Bulan dan Fadhel dibantu oleh Tim Artea yang dapat mengatur waktu dengan baik.

Dalam pemilihan venue, Bulan dan Fadhel sempat mendapatkan kesulitan saat menemukan tempat yang tersedia pada bulan Oktober, karena hanya pada bulan tersebut abang Fadhel bisa pulang ke Indonesia. Pilihan waktu itu satu-satunya ada di Menara Bidakara. Dan saat itupun Bulan dan Fadhel masih waiting list di nomor 2.

“Alhamdulillah, dua minggu kemudian pihak Bidakara menghubungiku kalau tanggal tersebut bisa aku gunakan.” kata Bulan.

Untuk dekorasi, awalnya Bulan sempat ragu dengan penggunaan warna pink sebagai dekorasi saat akad nikah. Namun, tim Azka Anggun Art meyakinkan bahwa warna pink akan terlihat cantik saat dipadukan dengan warna pakaiannya, yaitu silver.

“Alhamdulillah hasilnya bagus. Mas Taufik dan Mba Azka menkombinasikan warna pink dengan biru muda dan putih.” cerita Bulan.

Sedangkan untuk dekorasi saat resepsi, Bulan dan Fadhel mengambil inspirasi dari Burung Merak, yaitu kombinasi warna hijau, biru, emas dan ungu. Keempat warna tersebut menjadi warna turunan untuk seragam keluarga dan teman-teman, kata Bulan, “aku mau pakai adat Batak Mandailing yang tidak terlalu terlihat Batak, mulai dari dekorasi, sampai make up, no bold color,”.

Pada saat resepsi, Bulan dan Fadhel juga diminta untuk menarikan tarian Tortor di depan tamu undangan. Meskipun mereka sudah berlatih satu minggu sebelumnya, namun mereka tetap was-was pada hari H.

“Dua jam sebelum acara, aku dan Fadhel masih minta latihan dengan pelatihnya di kamar. Walaupun nggak pede dan takut salah, tapi ini adalah salah satu momen yang paling berkesan untuk aku dan Fadhel,” cerita Bulan.

Top 3 vendor:

  • Artea Organizer

“Sejak dulu, aku ingin pernikahanku diurus oleh Artea. Tim Artea super detail. Dari awal ketemu dengan Mba Akte aku sudah yakin kalau mereka adalah WO yang tepat. Hasilnya rapih, semuanya berjalan sesuai rundown. Keluargaku tipe orang yang last minute untuk handle semuanya, tapi tim Artea sabar untuk melakukan follow up setiap hari. Pokoknya, tim Artea benar-benar sesuai ekspektasi dan bisa mengurus semuanya dengan sangat baik.”

  • Azka Anggun Art

“Walaupun aku banyak mau, tapi Mas Taufik dan Mba Azka bisa menangkap keinginanku dan merealisasikannya persis sesuai dengan impianku. Mas Taufik sampai melakukan riset dulu tentang adat Batak Mandailing sebelum membuat moodboard pelaminan, mulai dari motif-motif ulos untuk ukiran, bentuk rumah adat, sampai jenis bunga yang aku minta benar-benar dicari yang semirip mungkin. Kita super puas dengan hasilnya!”

  • Alfabet Catering

“Untuk yang lagi cari katering untuk acara pernikahan, aku rekomendasikan Alfabet. Timnya ramah dan sangat membantu, terutama Mba Tini. Makanannya enak, sampai teman-temanku bilang kalau makanannya bikin mereka mau nambah terus.”

Tips untuk brides to be:

“Pasrahin aja semuanya. Memang terkadang, khususnya perempuan, punya banyak impian untuk pesta pernikahannya. Yang perlu diingat adalah tidak ada yang sempurna di dunia ini, jadi apapun yang terjadi, terimalah, dan pasrah serta disyukuri. Jangan dibuat ribet karena bisa memicu konflik. Jangan lupa dengarkan kata orang tua, pilihan orang tua adalah yang terbaik. Kalaupun ada beda pendapat dengan orang tua, coba sampaikan dengan kepala dingin dan baik-baik untuk mencari jalan keluarnya. Lalu, jangan lupa refreshing dengan pasangan. Aku dan Fadhel, kalau lagi mumet, kita menghabiskan 1-2 hari tanpa ngobrol urusan persiapan pernikahan. Istirahat dulu. Kalau sudah fresh, baru lanjut lagi. Terakhir, bikin moodboard itu penting untuk keep on track dengan apa yang sudah direncanakan biar ngga bingung dan galau di tengah jalan, apalagi godaan untuk ganti konsep dan warna setelah liat Instagram.”