Perpaduan adat Minang dan Betawi ala Anggi dan Yasir

By Friska R. on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Resepsi Pernikahan

Venue Balai Sudirman

Event Styling & Decor Elly Kasim

Make Up Artist Jasmine Lishava

Wedding Entertainment Deo Entertainment

Wedding Organizer Chanting Wedding Organizer

Satu lagi pembuktian bahwa hubungan jarak jauh itu patut diperjuangkan. Anggi dan Yasir yang berhasil berjuang menghadapi hubungan jarak jauh dengan segala usaha dan juga cara untuk menjaga komunikasi.

Pasalnya, video call menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk menghadapi rasa rindu yang melanda kepada pasangan dan untuk mendapatkan waktu video call, perlu menunggu waktu yang tepat saat keduanya sudah tidak sibuk. Seperti yang dilakukan Yasir, ia rela begadang untuk menungu Anggi pulang kerja dan mengobrol lewat skype. Terlebih lagi mengetahui bahwa perbedaan waktu keduanya yang cukup jauh.

Meskipun mereka tidak bisa sering ngobrol, keduanya tetap menjaga komunikasi bahkan menjadi lebih pengertian saat menghadapi masa sulit, seperti bertengkar atau berbeda pendapat.

“Kita tahu waktu yang kita punya sedikit, jadi kita selalu menyelesaikan masalah dengan cepat dan memilih untuk tidak membesar-besarkannya,” ujar Anggi.

Hubungan jarak jauh pun juga ternyata bukan masalah besar untuk mereka berdua, buktinya mereka bisa melaluinya dengan lancar hingga Yasir memutuskan untuk meminang kekasihnya itu tepat saat ulang tahun Anggi.

Bisa dibilang hari ulang tahun itu merupakan hari ulang tahun terbahagia untuk Anggi karena selain merayakan bertambahnya umur, ia juga mendapatkan pertanyaan “sakti” dari Yasir yang berisikan “will you marry me?” yang dituliskan di sebuah kertas saat memberikan kado ulang tahun kepada Anggi.

Seperti hampir semua pasangan lain, menyiapkan pernikahan merupakan saat yang emosional, pernuh dengan tantangan, kesibukan, bingung, hingga masalah lainnya. Terbukti Anggi pun juga merasakan hal yang sama, ia merasa lebih sensitive dan jadi mudah marah.

“Selalu aja ada yang buat aku kecewa, baik warna baju resepsi, undangan yang salah cetak, lokasi yang tiba-tiba harus berubah jam pemakaian dan sebagainya.”

Ternyata hal itu saat mengganggu Anggi sampai membuatnya merasa orang yang paling tidak beruntung di dunia. Tapi untungnya, ia mempunyai Yasir yang tidak pernah marah dan juga sabar dan setia menemani Anggi dalam setiap langkah persiapannya. Yasir sendiri juga memaklumi dan menguatkan Anggi dengan mengatakan bahwa “a wedding should not be perfect” yang ternyata bisa membuat Anggi menjadi lebih sabar. Terbukti, hasilnya semuanya berjalan lancar. Undangan yang salah cetak pun juga dipertanggungjawabkan oleh pihak supplier-nya. Masalah pemilihan warna untuk kebayapun yang bermasalah juga dapat terselesaikan dengan baik.

Mulai dari prosesi Betawi yang diikuti saat Akad seperti Palang Pintu semuanya berjalan lancar hingga saat pembacaan ijab Kabul yang membuat Anggi kaget dan tidak menyangka bahwa ia sudah resmi menikah dengan Yasir.

Meski menyisipkan dua adat nasional, Betawi untuk di akad nikah dan adat Minang untuk resepsi, keduanya tetap menggunakan pakaian utama nasional supaya lebih simple dengan tema rustic. Hanya saja sentuhan kain yang dikenakan menunjukan ciri khas adatnya masing-masing. Seperti kain Betawi untuk akad dan songket Padang serta Suntiang untuk resepsi.

Pesan untuk para brides to be, “Seperti yang suami saya selalu ajarkan, relax and have a little faith! Everything will work out perfectly!”

Top 3 vendor:

  1. Jasmine Lishava

“Saya puas dengan make up Jasmine yang flawless.”

  1. Sulthan Décor

“Saya termasuk orang yang tidak suka sesuatu yang terlalu mencolok, saya lebih suka hal yang simple, sedangkan itu sangat bertolak belakang dengan konsep pernikahan Padang. Padang terkenal dengan warna yang virabrant dan sangat mencolok namun Sulthan Décor dapat mengemasnya dengan sempurna.”

  1. Chanting Wedding Organizer

“Chanting membantu saya dalam semua hal sehingga semuanya jadi lebih terorganisasi dan jelas arahnya.”