Pernikahan Padang Pariaman Rara Inasya & Andyka

The Wedding

By The Bride Dept | 12 Dec 2023

Menonjolkan budaya adat Padang Pariaman yang kental, pernikahan pasangan Rara Inasya dan Andyka Bayu memberikan tampilan penuh pesona! Sentuhan adat Sunda pada prosesi akad nikah pun membuat suasana jadi kian sakral! Simak cerita selengkapnya di sini yuk Brides!

Akad Nikah Sunda

Untuk prosesi akad nikah, Rara memutuskan untuk mengusung adat Sunda yang merupakan tempat Dyka berasal. Nuansa warna putih yang anggun dan elegan begitu terpancar saat prosesi akad berlangsung. Dekorasi dengan nuansa senada pun membuat suasana jadi makin sakral. Rara dan Dyka tampil memesona dalam balutan busana putih yang serasi. Penampilan keduanya pun makin mencuri perhatian lewat aksesori khas Sunda yang dikenakan.

Resepsi Padang Pariaman

Setelah akad nikah berlangsung, acara dilanjutkan pada resepsi di malam hari. Untuk resepsi ini, Rara mengangkat Padang Pariaman yang merupakan tempat asal Rara. Terdapat rangkaian prosesi adat pada saat resepsi berlangsung seperti saat pengantin masuk menuju pelaminan. Tarian Pasambahan (persembahan) yaitu tari gelombang & tari piring yang khas untuk menyambut datangnya pengantin. Pada acara resepsi ini, baik Rara dan Dyka ingin menonjolkan suasana tradisional yang kental sehingga beragam rangkaian adat Padang kami hadirkan dengan istimewa.

Make Up & Hair Do

Rara yang berprofesi sebagai salah satu make up artist kenamaan ini, tentu saja ingin tampil memukau di hari bahagianya. Ia pun mempercayakan pilihannya kepada Marlene Hariman. “Untuk makeup, aku sudah book Ci Marlene dari 1,5 tahun yang lalu! Aku merasa wajahku akan cocok jika dirias dengan ci Marlene!”. Benar saja, hasil makeup ci Marlene semakin membuat aura pengantin Rara begitu memancar. Apalagi riasan pada bagian mata dan lipstik merah andalan ci Marlene yang membuat segalanya makin sempurna! Super love. Glamour & Luxurious, but not too much!

Fun Fact!

Ada cerita yang sangat menarik dan tak terlupakan pada pernikahan Rara lho Brides! Ketika selesai resepsi, mungkin banyak yang penasaran mengapa Rara mengganti mahkota kepalanya hingga dua kali? Tentu saja ada alasannya! Untuk resepsi, Rara mengusung tema Padang Pariaman yang pastinya akan menggunakan suntiang. Sejak awal ia sudah sangat mencita-citakan dan jatuh cinta saat melihat dan memakai suntiang emas, yang sangat mencerminkan adat Pariaman. Namun, karena acara resepsi yang berlangsung hingga pukul 10 malam, dan Rara sudah mengenakan suntiang sejak pukul 16.30 ada hal yang mengejutkan! Saat sudah berada di pelaminan Rara mulai merasa pusing dan rasanya ingin pingsan karena suntiang yang dipakainya cukup besar juga berat. Saat itu tamu sedang ramai berdatangan, dan tidak mungkin juga jika Rara tidak mengenakan mahkota kepala pada resepsinya tersebut.

Akhirnya, Rara memutuskan untuk mengganti headpiece dengan apapun yang dibawa oleh sanggar Putisarah Wedding. Alhasil, acara pun berjalan lancar dan alhamdulillah Rara tetap sehat sekaligus nyaman sampai akhir resepsi. Walaupun Rara mengaku sangat menyukai suntiang gold tersebut, namun ternyata mahkota Solok memberikan tampilan yang luar biasa indah! Walaupun sampai sekarang masih terasa kesedihannya karena tidak dapat menggunakan suntiang impiannya sampai akhir resepsi, namun semua tamu mengatakan tampilannya dengan suntiang Solok begitu menawan. Ternyata orang-orang juga suka dengan suntiang Solok yang dikenakan Rara. Team Bride Dept pun jatuh cinta dengan look Solok yang membuat tampilan Rara berbeda dan sangat khas! Vendor-vendor lain pun lebih memilih untuk memposting foto pernikahan Rara dengan suntiang Solok.

Rancangan Busana

Jauh sebelum merencanakan pernikahan, Rara mengaku desainer Myrna Myura sudah jadi wishlist-nya untuk membuat busana akad dan resepsi nanti. Rara tertarik sekali dengan desain khas dari Myrna khususnya dibagian cape dan train kebayanya. Dimana setiap desain yang dibuat memiliki cerita tersendiri yang diambil menceritakan berbagai macam adat para pengantinnya. Begitupun pada kebaya milik Rara, ia memilih warna merah sebagai warna adat Pariaman. Kemudian, untuk detail yang ada pada train kebayanya menceritakan tentang essential things mengenai Padang Pariaman. Pertama ada gambar Tabuik yang menunjukan ciri khas Pariaman. Kemudian terdapat gambar kerbau sedang beradu, pohon kelapa, rumah gadang dan bendera Marawa yang menampilkan warna alam Minangkabau. Selain itu, Rara juga turut menyertakan bunga Carnation & Hydrangea, yang melambangkan “Love, admiration, & good fortune” sekaligus “Gratitude, Honesty, & Deep Understanding”.

Pernikahan Impian

Untuk mewujudkan pernikahan impiannya, Rara mengaku selalu meluangkan waktu dari jauh-jauh hari untuk merencanakan pernikahan impiannya ini. Jangan lupa untuk selalu mendiskusikan segala sesuatunya dengan pasangan kalian ya! Selain itu sangat penting untuk meminta masukan tentang konsep apa dan detail bagaimana yang akan dipilih untuk pernikahan kalian. Jangan lupa untuk memiih vendor yang benar-benar kalian sukai, dan pastinya yang memiliki track record yang baik ya. Saat merencanakan pernikahan, pastikan juga untuk memikirkan kenyamanan tamu undangan ya! Jika ditanya konsep apa yang Rara dan Dyka sukai, keduanya kompak untuk memilih pernikahan tradisional. Menurut kami, dari dua belah pihak keluarga kami memiliki adat istiadat yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada khalayak luas. Acara yang memadukan adat Sunda dan Padang ini digelar di Hotel InterContinental Pondok Indah, Jakarta, dengan begitu hangat sekaligus memesona.