Ketika membicarakan pernikahan adat Sunda, hal yang menarik perhatian adalah keindahan mahkota kepala yaitu Siger Sunda! Lalu, kira-kira apa saja makna di balik Siger Sunda dan aksesori yang penuh pesona itu? Simak selengkapnya di sini!
Sejarah Siger Sunda
Siger Sunda terinspirasi dari tokoh kesatria wanita yang terkenal tangguh dan anggun, yaitu Subardha dan Srikandi. Siger ini berbentuk segitiga menyerupai mahkota dengan motif bunga yang terbuat dari campuran logam seberat 1-2 kg. Pemakaian mahkota siger dalam pernikahan adat Sunda ini sebenarnya opsional saja, namun banyak pengantin yang memilih untuk memakainya. Pada zaman dahulu, pemakaian Siger Sunda hanya digunakan oleh Raja, Ratu, dan keturunan kerajaan tanah Pasundan saja. Namun seiring berkembangnya waktu, Siger Sunda dapat dipakai oleh seluruh lapisan masyarakat.
Siger Sunda
Selain desainnya yang indah dan mewah seperti bangsawan, pemakaian Siger wanita Sunda tidak hanya untuk tujuan estetika semata. Siger yang dikenakan oleh pengantin wanita memiliki makna dan harapan untuk rasa hormat dan kebijaksanaan pemakainya. Mahkota Siger juga memancarkan kecantikan, keanggunan, dan kesempurnaan pada diri calon pengantin wanita. Siger Sunda turut dipengaruhi oleh agama Islam yang dibuktikan dengan bentuk segitiga menghadap ke atas di bagian depan mahkota yang bermakna Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk ini juga menggambarkan bahwa kehidupan manusia senantiasa menaiki puncak dan semua manusia yang hidup akan kembali ke pelukan Yang Maha Kuasa.
Kembang Tanjung
Pada mahkota adat Sunda ini, ada banyak aksesoris lainnya yang tidak hanya digunakan sebagai pelengkap atau hiasan semata, namun juga memiliki filosofi mendalam lho Brides! Salah satunya adalah kembang tanjung yang dipasang di bagian belakang mahkota Siger dengan bentuk hati. Jumlahnya sendiri ada 6 pasang bunga disematkan pada bagian belakang. Ornamen ini melambangkan kesetiaan calon pengantin wanita kepada calon suaminya.
Kembang Goyang
Selanjutnya ada juga kembang goyang yang melengkapi Siger Sunda. Tidak seperti kembang tanjung yang berbentuk bunga, kembang goyang sendiri merupakan hiasan dari logam yang dihiasi batu permata. Kembang goyang berjumlah 7 buah, 5 diantaranya disematkan pada rambut ke arah depan, sedangkan sisanya disematkan dengan mengarah ke belakang. 7 buah kembang goyang ini memiliki makna agar kedua pengantin senantiasa diberikan rezeki dan kebaikan. Sedangkan arah pemasangan kembang goyang sendiri mengandung makna bahwa keanggunan pengantin wanita Sunda harus nampak baik dari depan maupun belakang.
Ngeningan Daun Sirih
Hiasan ini tidak termasuk dalam kesatuan mahkota Siger Sunda, namun menjadi salah satu riasan bagian riasan yang unik pada pengantin Sunda. Jika kamu perhatikan, ada bentuk belah ketupat di bagian tengah kening pada riasan pengantin wanita Sunda yang merupakan potongan daun sirih. Daun sirih ini merupakan tolak bala atau penolak musibah agar prosesi pernikahan berjalan dengan lancar hingga kedua pengantin menjalani kehidupan rumah tangga bersama.
Ronce Bunga
Pernikahan rasanya tidak lengkap jika tidak ada hiasan bunga pada riasan pengantin wanita. Hiasan bunga juga tentu tidak dapat dilewatkan sebagai pelengkap pada Siger Sunda ini. Untaian bunga atau yang disebut juga dengan ronce ini terdiri dari bunga melati, sedap malam, tanjung, dan kamboja. Panjangnya sendiri dapat mencapai sekitar 20 hingga 30 cm yang disematkan pada sanggul dan menjuntai hingga pinggang. Ronce bunga ini tidak hanya hiasan semata, namun sebagai lambang kemurnian dan kesucian pada diri calon pengantin wanita. Selain itu, untaian bunga ini juga mengandung harapan agar kedua calon pengantin mendapatkan keharmonisan dan kemudahan dalam membina rumah tangga.
Photo : Venema Pictures