Prosesi Menjelang Pernikahan Adat Melayu

By The Bride Dept on under How To, Pernikahan Adat, Tata Cara Adat

Prosesi Menjelang Pernikahan Adat Melayu

Salah satu suku bangsa yang banyak mendiami Pulau Sumatera adalah suku Melayu. Bukan hanya di Sumatera dan kepulauan sekitarnya, suku Melayu ini juga mendiami beberapa wilayah lain di Nusantara, salah satunya Kalimantan. Kali ini kita akan membahas prosesi menjelang pernikahan adat Melayu yang biasa dilakukan oleh masyarakat di wilayah Sumatera dan sekitarnya! Simak selengkapnya di sini ya!

Merisik

Berasal dari kata risik yang berarti menyelidiki, tradisi ini menjadi tahap pertama dimana dilakukan penyelidikan oleh keluarga calon mempelai pria yang disebut perisik terhadap calon mempelai wanita. Perisik yang ditunjuk biasanya seorang wanita paruh baya atau orang yang dituakan. Ia akan berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk mengamati bagaimana latar belakang dan perangai pihak wanita, apakah cocok untuk dijadikan calon menantu.

Merasi

Merasi adalah meramal keserasian antara kedua calon mempelai. Tahap ini biasanya melibatkan seorang ahli dari daerah setempat yang dikenal memiliki kemampuan khusus untuk memastikan jodoh seseorang.

Meminang

Tahap berikutnya adalah meminang. Pihak keluarga pria mengutus perwakilan dari orang yang dituakan untuk memberi kabar pada keluarga calon pengantin wanita soal keinginan untuk melamar beserta tanggal yang telah disepakati. Lima orang perwakilan dari pihak keluarga calon mempelai pria berkunjung ke kediaman calon mempelai wanita dengan niat untuk melamar. Kelima orang ini harus memiliki kemampuan yang baik dalam hal berkomunikasi dan pandai menempatkan diri.

Mengantar Tanda

Setelah lamaran diterima oleh keluarga calon mempelai wanita, tahap selanjutnya adalah mengantar tanda. Mengantar tanda berarti menyatakan kesungguhan keluarga dari pihak pria. Selain itu juga baik pihak pria dan wanita telah resmi diikat menjadi calon suami istri. Dalam pengertian lain mengantar tanda juga disebut pertunangan. Mereka datang membawa seserahan berupa cincin, tepak sirih, bunga rampai, dan barang pengiring lainnya. Sementara isi tepak sirih yaitu kapur sirih, satu buah pinang, gambir, daun sirih, kacip, dan tembakau.

Mengantar Belanja

Mengantar belanja adalah sebuah prosesi di mana keluarga calon mempelai pria datang ke rumah wanita membawa hantaran. Isi hantaran tersebut biasanya berupa kebutuhan pesta pernikahan hingga benda-benda khusus yang telah diminta oleh sang wanita. Layaknya seserahan pada umumnya, isi dari hantaran juga telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak sebelum prosesi mengantar belanja dilakukan.

Mengajak & Menjemput

Kedua belah pihak keluarga lalu akan mengadakan pertemuan kembali untuk membahas prosesi selanjutnya yaitu mengajak dan menjemput. Dalam sesi diskusi yang dilakukan kedua keluarga, nantinya diputuskan mengenai siapakah pihak yang akan mengajak dan siapa yang menjemput. Pada prosesi mengajak dan menjemput biasanya melibatkan sepasang suami-istri yang telah berpengalaman dan disegani oleh masyarakat setempat.

Menggantung-gantung

Pada hari ke-4 atau 5 sebelum pernikahan, ada kegiatan yang disebut menggantung-gantung. Dilakukan di kediaman calon mempelai wanita, hal ini merupakan ritual persiapan pernikahan yang dilakukan mulai dari membersihkan rumah hingga mendekorasi setiap sudut kediaman pengantin wanita. Salah satu fokus utama adalah kursi pelaminan.

Berendam

Salah satu prosesi pernikahan adat suku Melayu yang paling unik adalah berendam. Ritual ini dimaksudkan untuk membersihkan hati, pikiran, dan fisik kedua mempelai dari kemungkinan adanya hal-hal negatif yang melekat dalam diri. Keduanya juga dianjurkan untuk mencukur bulu-bulu tipis di bagian tengkuk, pelipis, wajah, serta dahi. Untuk calon mempelai pria, mereka diharuskan mencukur rambutnya serapi mungkin.

Limau Manis Limau Setawar

Usai berendam, calon pengantin menjalani ritual limau manis limau setawar. Pada prosesi ini, seorang ibu yang disebut Mak Andam berjalan mengelilingi pengantin wanita sebanyak tiga kali sambil membawa buah kelapa yang dililit benang lima warna. Kelapa tersebut disusun menyerupai sebuah gunung, yang mengandung harapan agar keluarga pasangan kelak bisa menghasilkan keturunan rupawan. Sedangkan benang lima warna adalah harapan agar keluarga yang akan dibentuk ini selalu diberikan rezeki berlimpah seperti layaknya aliran sungai. Selain buah kelapa, Mak Adam juga mengelilingi calon mempelai wanita dengan membawa dua batang lilin yang menyala. Ini melambangkan harapan agar kehidupan rumah tangga calon pengantin senantiasa rukun dan dijauhkan dari segala hal yang tidak baik.

Berinai

Berinai adalah sebuah ritual menghias kuku jari tangan dan kaki dari kedua mempelai. Tradisi ini juga sekaligus berfungsi untuk penolak bala agar pasangan pengantin dapat terhindar dari berbagai marabahaya. Pemakaian inai juga diharapkan mampu memancarkan aura keindahan yang dimiliki oleh kedua mempelai.

Khatam Qur’an

Acara khatam Qur’an pada rangkaian prosesi pernikahan adat Melayu umumnya dilaksanakan sehari sebelum berlangsungnya akad nikah. Di sini, pasangan calon pengantin dituntun untuk duduk di depan pelaminan sambil didampingi seorang guru ngaji beserta para jamaahnya. Mereka kemudian akan melantunkan sejumlah ayat-ayat suci Al-Qur’an. Usai prosesi khatam Qur’an, calon pengantin bertandang ke rumah guru ngaji untuk mengantar bingkisan atau tabak yang berisi pulut (ketan) kuning yang diletakkan di dalam wadah kayu. Setelah semua rangkaian prosesi tersebut dilakukan, maka digelarlah acara puncak yaitu akad nikah yang dipimpin oleh penghulu.

Itulah serangkaian prosesi menjelang pernikahan adat Melayu yang tentunya memiliki makna indah serta doa yang baik untuk kedua calon pengantin.

Photo : Mindfolks