Vendor That Make This Happened
Akad Nikah
Venue Private Residence
Event Styling & Decor Elyz Griya Pengantin
Photography Sony Photography & Co
Others Pop Your Heart (Mahar)
Wedding Reception
Venue Grand Garden Cafe - Kebun Raya Bogor
Event Styling & Decor Heru Florr
Photography Owlsome Project
Bride's Attire Anggi Asmara
Make Up Artist Annisa
Souvenir Pixebell
Wedding Entertainment Deewhy Entertainment
Romantic garden wedding di Kebun Raya Bogor ala Gabby dan Daniar ini bisa menjadi salah satu inspirasi para calon pengantin. Keindahan Kebun Raya Bogor membantu kamu meminimalisir dekorasi karena para tamu sudah disuguhkan dengan pemandangan alam di sekitarnya. Selain itu, pernikahan outdoor juga bisa menambah suasana romantis hari pernikahan kamu.
Masa Perkenalan Gabby dan Daniar
Gabby pertama kali bertemu dan kenal Daniar saat sama-sama bekerja di sebuah hotel. Saat itu, sekitar April atau Mei 2014, Daniar merupakan staff Front Office, sedangkan Gabby anak baru di departemen Marketing.
“Suatu sore, aku dipanggil salah satu anak FO namanya Indri, dia maksa aku kenalan sama salah satu FO cowok, katanya ada satu yang belum aku kenal. Akhirnya kenalanlah aku sama Daniar di pintu front office. Pas aku mulai jalan kembali ke ruangan marketing, aku denger Indri bilang ke Daniar “Dan, jodoh mah ga akan ada yang tau..” ungkap Gabby yang saat itu sudah memiliki pasangan. Namun Gabby mengaku kalimat tersebut terus terngiang-ngiang.
Sampai akhirnya Daniar keluar dan pindah ke hotel lain. Gabby dan Daniar pun kehilangan contact tetapi pada Januari 2015, Gabby menemukan Linkedin milik Daniar dan sengaja berniat mengontak awal Daniar. Namun kenyataannya, Daniar mengontak terlebih dahulu Gabby dan meminta nomor handphonenya.
Sejak itu, Daniar dan Gabby akhirnya bertemu kembali. Dan di Februari ketika Gabby dan temannya hendak main ke Bandung, Daniar minta ijin untuk ikut dan bergabung. Tetapi sehari sebelum berangkat, teman Gabby tiba-tiba membatalkan janji dan akhirnya hanya Gabby dan Daniar yang pergi.
“Berubah tujuanlah kita ke Puncak, dan lagi Daniar pengen liat Nicole’s Kitchen. Abis ashar kita pulang, di lampu merah sebelum masuk tol ciawi, Daniar bilang kaya orang ngigau, “Feeling saya, kamu jodoh saya deh, saya bersyukur bisa ketemu kamu lagi”, aku yang lagi nyetir cuma bisa bengong. Ternyata dari masih satu hotel dulu, Daniar suka ngeliatin aku. Nah yang bikin aku suka, walaupun dulu kita masih satu lingkungan, dia ga usaha buat centil modus atau apalah, cuma diem-diem aja ngeliatin hihi…” kisah Gabby.
Masa Persiapan Pernikahan
Waktu yang dihabiskan untuk mempersiapkan hari pernikahan ini bisa dibilang cukup singkat. Mulai dari April menentukan tanggal, Mei lamaran, Juni akad, dan resepsi di bulan Juli. Waktu yang singkat ini membuat Gabby tidak sempat mencetak undangan plus souvenir, ditambah lagi sebelum puasa banyak pasangan yang menikah.
Akhirnya Gabby dan Daniar menunda acara resepsi menjadi seminggu sesudah Lebaran. Momennya pun masih suasana Lebaran sehingga Gabby dan Daniar senang bisa mengumpulkan keluarga besarnya serta teman-temannya di satu tempat.
Kebun Raya Bogor as Wedding Venue
Dari awal Gabby dan Daniar memang tidak ingin melangsungkan acara pernikahan di gedung. Selain itu biaya ballroom gedung yang indah pun memang cukup mahal. Maka Gabby dan Daniar pun memutuskan memilih Kebun Raya Bogor sebagai venue pernikahannya.
Ide ini didukung penuh Ibunda Gabby, “Untung walau sudah tua, ibuku juga gaul abis, beliau bilang ke aku “Neng pesta nikahan mah jangan di gedung ah, so yesterday!” gitu katanya. Walaupun awalnya sempet takut nanya juga, takut ribet urusannya, akhirnya aku nekatin buat nanya. Ternyata nikah di Kebun Raya ga semahal yang dibayangkan!” ungkap Gabby.
Tantangan Pernikahan Outdoor
Atas usulan kakak ipar Gabby, Sabtu dipilih menjadi hari dilangsungkannya resepsi pernikahan. Selain Sabtu lebih santai, juga memungkinkan tamu untuk beristirahat di hari Minggu nya sebelum kembali beraktivitas.
Bogor yang terkenal akan kota Hujan pun menjadi tantangan tersendiri bagi Gabby dan Daniar. “Kuatir sih pasti, karena acaraku kan full outdoor dan parahnya aku ngotot ga mau ada tenda sama sekali karena bakal ngurangin pemandangan si kebun raya, dan itu resikonya kalo ujan bisa gagal total. Tiap bangun atau tidur yg dipikirin ituu teruuus, gimana kalo ujan yaa huhuhu. Beberapa hari sebelum hari-H kerjaanku cuma ngecekin ramalan cuaca di hp. Mana sehari banget nih sebelum acara, Bima Arya (walikota Bogor) ngadain shalat minta hujan, selapangan sempur penuh!” kenang Gabby.
Beruntungnya untuk Gabby dan Daniar, ketika langit kota Bogor bewarna abu-abu dan di sebagian daerah sudah turun hujan,  langit di venue tempat resepsi masih terlihat cerah. Acara resepsi pun lancar sampai akhir, “Begitu acara selesai, lampu-lampu dekor sudah mulai dimatikan, langsung turun hujan deras! Waktu itu saking deg-degannya dan ga mau acaranya berantakan, WO-ku sampe ikutan puasa loh 3 hari sebelumnya! Hahaha.”
Prosesi Adat Istiadat
Keluarga Gabby masih keturunan Jawa sehingga untuk menentukan tanggal pernikahan harus menggunakan hitungan Jawa. Hitungan ini dilakukan oleh Pakdek Gabby dan karena Gabby serta Daniar sama-sama melangkahi Kakak, maka pernikahan harus dilangsungkan di hari Kliwon. Bermaksud agar pernikahan ini menular pada kakak-kakak sang pengantin.
Konsep Pernikahan Outdoor Gabby dan Daniar
Gabby mengaku baru menemukan konsep pernikahannya setelah acara siraman. Pada acara itu, banyak sekali bunga yang terbuang. Dan Gabby berpikir, kasihan sekali bunga-bunga ini terbuang. Sampai akhirnya, Gabby memutuskan untuk sebisa mungkin meminimalisir jumlah bunga di resepsi pernikahannya nanti.
Simple but Beautiful Wedding Decoration
Gabby yang berlatar belakang pendidikan desain mengerti betul jika terlalu banyak request pada vendor maka akan membatasi ruang kreasinya. Pengalaman inilah yang membuat Gabby tidak menuntut macam-macam ke vendor dekor. Namun Gabby berpesan sebisa mungkin jangan ada bunga.
Gabby hanya ingin ada lampu, ranting kayu, dan obor api. Tetapi Mas Heru dari Vendor Dekorasi berpesan tetap harus ada bunga sedikit untuk mempercantik venue. Dan akhirnya bunga-bunga tersebut menghiasi pelaminan Gabby dan Daniar.
“Prinsipku terbukti, semakin kita ga rewel minta ini-itu, seseorang jadi bisa kerja dengan bebas, dan aku surprise banget sama hasilnya!” ungkap Gabby.
About the Wedding Favours
Goodie bag dipilih menjadi souvenir pernikahan Gabby dan Daniar. Kedua pengantin memang tidak ingin memilih souvenir yang pada akhirnya dibuang. Souvenir tersebut haruslah bermanfaat dan bisa terpakai oleh para tamu. Hal ini mendapat dukungan dari sang ibu.
Akhirnya kakak Gabby yang pandai menggambar membuat sketsa wajah Gabby dan Daniar pada goodie bag. “Lucunya sampai seminggu setelah resepsi, teman teman pengajian ibuku masih datang ke rumah buat mintain souvenir,” kisah Gabby.
Highlight of the Wedding
Moment saat para tamu menari poco-poco menjadi hal paling berkesan bagi Gabby dan Daniar. Saat itu Gabby baru selesai melempar bunga lalu MC mengajak WO dan semua tamu yang berebut bunga untuk menari bersama. Tiba-tiba band pun memainkan lagu poco-poco dan terjadilah flash mob di hari pernikahan Gabby dan Daniar ini.
Siapa yang Menjadi Top 3 Vendors Gabby dan Daniar beserta alasannya?
Mungkin bukan top 3 ya, tapi 3 yang paling berkesan buat aku.
1. Owlsome Project
Kalo ditanya vendor apa yang bisa bikin paling bahagia di nikahanku, aku pasti jawab Owlsome! Bisa difoto sama Mas Vega itu beneran jodoh jodohan banget *secara mereka full booked terus huhu*. Awalnya aku tau mereka sejak jaman aku duduk di bangku kuliah, sekitar taun 2010an, dulu mereka cuma prewedding photographer.
Dari dulu aku ngebatin, “kalo ntar gw nikah, foto prewednya harus sama Owlsome!” dan senangnya ternyata di 2015, mereka bisa lengkap pake foto nikahnya juga. Lucunya, aku ngebrain wash Daniar kalo Owlsome nih semua fotonya bikin jatuh cinta banget, dan berujung Daniar bilang “Kalo ga pake Owlsome, aku gamau difoto.” Akhirnya saking ngototnya acara resepsiku itu sampai mengikuti tanggal availablenya Owlsome! Dan pertama kali ketemu Mas Vega, aku deg-degan banget hahaha ngefans dari 2010 dan akhirnya ketemu! Pokonya Owlsome ga pernah gagal!
2. Grand Garden Cafe + Karya Kamera WO
Mba Maya (Marketing Grand Garden Cafe), orangnya baik banget dan sabar ngeladenin aku yang banyak request menu ini-itu. Aku juga dikasih free untuk pemakaian lapangan rumput bawah dan perpanjangan waktu, jadi di Grand Garden ini nggak saklek kaya di gedung yang tiga jam harus bersih, di sana nggak ada tuh peringatan mau diusir-usir karena waktu sudah mau habis. Senangnya, mengingat harusnya lapangan rumput di-charge 5 juta & penambahan waktu 2jt/jam.
Waktu test food pun, ibuku wanti-wanti “Nanti pas hari H makanannya harus konsisten rasanya kaya gini ya” dan pas hari-H makanan mereka memang konsisten rasanya, temen – temenku juga pada bilang cateringnya dari mana kok enaak :D.
Kalo WO, duo kocak si adik kakak Mas Satria – Mas Tasos ini juga super sabaaaar ngingetin aku yang bangak lupanya, rajin banget whatsapp ngingetin macem-macem hahaha. Recommended deh, karena selain bantuin ngurusin kawinan, mereka juga terus terusan ngelucu di setiap meeting, semua omongan yang mereka omongin itu bikin ketawa, jadinya kita kebawa santai, ga stres.
3. Keluarga
Beberapa item di nikahanku itu sponsor dari keluarga. Undangan dan souvenir langsung digambar tangan kakakku, lalu kebetulan Ibuku punya usaha Gudeg, jadi ketika orang lain souvenir siramannya rata rata mukena atau kerudung, souvenir siramanku malah kendil yang isinya gudeg komplit hahaha! Akad nikah di rumah juga aku ngga pake catering, semuanya sponsor dari rekan sesama penjaja kuliner ibuku. Jadi, menu makanannya cuma gudeg, sroto sokaraja Hj. Nur, dan kue-kue buatan teman teman ibuku.
Ingin sukses melangsungkan outdoor wedding seperti Gabby dan Danira? Ini loh tipsnya langsung dari sang pengantin :
Jangan takut atau ada perasaan menyiapkan hari pernikahan mendadak atau mepet itu pasti ga keburu. Nekat aja dulu, karena beberapa persen nikah itu harus bermodalkan nekat. Menggabungkan berbagai vendor itu layaknya main puzzle, menggabungkan antara satu keping dengan kepingan lainnya, kuncinya sabar, satu-satu nanti lama lama juga terbentuk semuanya.
Oia, aku selalu pegang kata-kata ini “nikah itu jodoh”, baik jodoh sama pasangan sampai jodoh ke vendor-vendornya, dan ketika memang sudah jodoh, pasti jalannya akan dipermudah, yang ga mungkin bisa jadi mungkin. So, good luck ya khususnya buat para calon pengantin wanita yang biasanya lebih pusing hihihi.