Vendor That Make This Happened
Wedding Reception
Venue Chakra Venue, BSD
Event Styling & Decor Kembang Setaman
Photography Why Moments
Videography Barde Films
Bride's Attire Sanggar Radja
Make Up Artist Billy
Jaman sekarang ini banyak orang yang menyalahkan teknologi karena dianggap membuat manusia menjadi malas berinteraksi. Tapi tidak demikian dengan Tasya dan suaminya, Dochi karena mereka justru bertemu berkat Path, social media platform yang memang banyak digunakan di Indonesia. Hubungan mereka berlanjut hingga ke tahap pernikahan dan mengusung pernikahan tema Rustic yang menarik. Yuk, simak selengkapnya!
Mereka memang sudah saling berkenalan sejak satu dekade lalu saat masih berseragam SMA. Akan tetapi, semenjak itu mereka lost contact dan barulah bertemu lagi via Path. Tak lama setelah itu, barulah mereka berpacaran hingga satu tahun sebelum akhirnya Dochi pun melamar Tasya untuk menjadi istrinya.
Persiapan pernikahan pun berjalan dengan lancar. Pada awalnya Tasya tidak memiliki konsep apapun untuk acaranya ini, hingga suatu hari ketika mereka membuat undangan, mereka baru tersadar bahwa mereka harus memiliki sebuah konsep dan dipilihlah konsep pernikahan dengan tema “Fall/Autumn” untuk resepsinya dan adat Minang untuk akad nikah. Dipilihnya tema “Fall/Autumn” ini juga sebenarnya bukanlah hal yang disengaja. Hal ini berawal ketika mereka memutuskan untuk menggunakan undangan dengan tema tersebut dan jadilah tema itu terbawa hingga untuk dekorasi.
Ya, meskipun mereka adalah pasangan modern, adat Minang dipilih untuk akad nikah sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga besar mereka berdua. Kebetulan Tasya dan Dochi sangat menyukai baju adat Koto Gadang yang dipakainya pada akad nikah hingga hal tersebut membuat mereka lebih excited lagi dalam persiapannya. Sebenarnya Tasya memilih menggunakan adat Koto Gadang karena takut mendengar banyak cerita kalau pakai suntiang itu berat, bikin sakit kepala bahkan ada pengantin yang sampai pingsan! Beruntungnya, ide Tasya untuk memilih menggunakan adat Koto Gadang yang hanya perlu memakai tilakuang (penutup kepala) dan bukan suntiang itu disambut gembira oleh keluarga mereka.
Tasya dan Dochi memilih untuk melaksanakan pernikahan mereka di Chakra Venue karena mereka sudah jatuh cinta pada venue ini ketika pertama kali melihatnya. Menurut Tasya, selain tempatnya memang cantik dan fotogenik, lokasinya juga masih baru jadi mereka mendapatkan banyak promo. So it was really a no brainer to pick this place!
Sama seperti persiapannya, rangkaian acara pernikahan ini mereka jalani dengan sangat santai. Akad nikah dipilih pada sore hari pukul 16.00 agar tidak perlu untuk grasak-grusuk pada pagi hari. Sedangkan resepsi dilakukan setelahnya pada pukul 19.00. Hal tersebut menurut Tasya membuat acaranya terkesan lebihdan santai. Another wedding tips for you, brides-to-be!
Setelah acara akad nikah, diadakan pemberian gelar Minang yaitu Sultan Rajo Bintang untuk Dochi. Resepsi mereka diadakan pada tempat yang sama. Karena menginginkan acara yang intimate, Tasya dan Dochi hanya mengundang 500 undangan. Hasilnya acara pun dinikmati oleh semua undangan yang datang karena tidak berdesak-desakan dan bisa bersilaturahmi dengan santai. Â Acara ini pun ditutup dengan after party yang dihadiri oleh teman-teman Tasya dan Dochi yang masih muda. Pada acara ini jugalah Tasya mendapatkan trophy bergilir dari sahabat-sahabat SMA nya. Tak hanya trophy, Tasya juga mendapatkan voucher menginap di Hotel Artotel Menteng. Padahal seminggu sebelumnya, mereka menakuti-nakuti Tasya dengan bilang bahwa sebenarnya mereka membelikan voucher menginap di hotel plus-plus di bilangan Melawai hihi.
Ketika ditanya mengenai top 3 vendorsnya, berikut adalah jawaban Tasya:
1. Sanggar Radja
Dari semua sanggar yang kami datangi, sanggar Radja ini memiliki koleksi baju Koto Gadang yang paling lengkap. Banyak sekali pilihannya! Tak hanya warna, jenis payetnya pun berbeda-beda.
2. Kembang Setaman
“Ini sebenarnya adalah hasil research aku di instagram. Dekorasi mereka selalu terlihat simple namun elegant. Pemilihan warna dan bunga nya unik jadi tidak membosankan” ujar Tasya.
3. Why Moments
Tasya mengaku sangat menyukai hasil foto mereka ketika pertama kali melihat portfolio mereka di sebuah wedding expo. Selain itu, tone warna yang mereka gunakan tidak kaku.