Membuat daftar tamu bisa berantakan jika tidak dipikirkan secara matang – terutama jika salah satu atau kedua pasang orangtua yang terlibat dalam perencanaan juga turut berkontribusi secara finansial.
Bahkan jika kamu membayar sendiri pernikahan kamu, menyusun daftar tamu undangan itu bisa cukup menguras tenaga dan waktu karena bingung menentukan siapa yang akan hadir di acara spesial kamu.
Bagian paling tidak menyenangkan adalah menyusun dan memangkas daftar tamu tapi tips berikut bisa membuat semuanya jadi mudah!
1. Siapa yang berkomunikasi dengan kamu sepanjang tahun ini?
Hal pertama yang dapat kamu lakukan untuk menyaring tamu yang akan diundang adalah dengan memasukkan nama-nama orang yang berkomunikasi dengan kamu di sepanjang tahun ini. Mereka yang cukup mengobrol dengan kamu akhir-akhir ini juga bisa dimasukkan dalam daftar pertimbangan calon undangan.
2. Apa kamu berinteraksi dengannya tidak hanya soal pekerjaan?
Walaupun berada dalam satu kantor, belum tentu kamu mengenal semua rekan sekantor kamu, bukan? Jadi, pilihlah orang yang dekat dan berinteraksi dengan kamu tidak hanya soal pekerjaan.
Misalnya, dia yang selalu makan siang bersama, atau menghabiskan akhir pekan bersama saat tidak ada jam kerja. Jika ya, kamu harus luluskan dia sebagai calon tamu di pernikahan kamu.
Tapi jika tidak, sayang sekali, kamu harus langsung mengeliminasinya. Sebab ingat, orang yang kamu inginkan hadir adalah yang benar-benar kamu kenal bukan hanya sekedar pernah berpapasan atau karena ia pernah satu ruangan denganmu di kantor sebelum dimutasi.
3. Apakah dia punya kedekatan khusus dengan salah satu teman atau anggota keluarga?
Meski tidak pernah berkomunikasi setahun ini, coba lihat, apakah ia memiliki kedekatan khusus dengan salah satu teman atau keluarga kamu.
Kalau ia dekat dengan keluarga kamu, maka kamu harus memasukkannya ke dalam daftar calon tamu. Tapi kalau ia dekat dengan seorang teman kamu, coba lihat lagi apakah orang tua kamu mengenalnya atau tidak. Kalau ya, kamu boleh mempertimbangkan kehadirannya. Tapi kalau tidak, kamu harus langsung mencoretnya tanpa ragu.
4. Apakah dia tahu siapa nama pasangan kamu?
Jika dia adalah sahabat atau kerabat dekat dan sering mengobrol denganmu, maka ia pasti akan tahu siapa sosok yang menjadi calon pendampingmu. Paling tidak, ia tahu siapa nama calon pasanganmu.
Jika selama ini ia hanya sekedar tahu bahwa kamu punya pasangan dan tak lebih – maka tak ada keharusan bagi kamu untuk mengundangnya ke pesta karena itu artinya, hubungan kalian tidak cukup dekat dengan satu sama lain walaupun mungkin kalian sering bertegur sapa.
5. Apakah kamu dan pasangan sangat mengharapkan kehadiran orang tersebut?
Kehadiran teman-teman di pesta pernikahan kamu pasti akan menambah kemeriahan suasana.
Tidak semua orang kenal dan dekat dengan kita bisa menempatkan diri dan menyemarakkan hari penting kita. Begitu juga dengan mereka yang masih bertahan di daftar calon tamu yang sudah kamu susun.
Bagaimanapun, hari itu adalah hari membahagiakan bagi kamu dan calon pasangan, dan itulah yang terpenting. Tanyakan pada diri sendiri, “Jika orang tersebut tidak hadir, apakah saya akan sedih?” Cukup dengan jawaban tegas “ya atau tidak” seharusnya sudah bisa dibuat keputusan – apakah akan menyimpan atau mencoret namanya dari daftar tamu.
6. Apakah orang tua kamu ingin ia hadir?
Ada kalanya kamu tidak pernah berkomunikasi dengan seseorang, tapi ortu cukup kenal baik dengannya karena rumah mereka dulunya bersebelahan. Lalu bagaimana?
Tanyakan pada orang tua apakah kehadiran orang tersebut sangat penting bagi mereka, atau boleh untuk tidak diundang.
Kemukakan juga alasan mengapa kamu mencoretnya dari daftar nama, misal, meja yang terbatas atau untuk memangkas biaya. Hal ini bisa dilakukan ketika kamu dan pasangan membiayaai pesta pernikahan tanpa bantuan orang tua.
Kalau orang tua kamu yang sepenuhnya membiayai acara resepsi tersebut, maka orang tualah yang umumnya memutuskan untuk mengundang atau tidak.
Nah, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, menyusun daftar tamu undangan jadi lebih mudah, kan?