Vendor That Make This Happened
Venue Panti Prajurit, Balai Sudirman
Catering DPS
Event Styling & Decor Innovasi Dekor
Make Up Artist Bumiauw
Photography MTPhotoworks
Bride's Attire Chossy Latu
Wedding Organizer Anggita Wedding Organizer
Hair Do Akad Nikah by Tari Donolobo
Hair Do Resepsi by Sanggar Karina
Wedding Entertainment The Soulful
Wedding Entertainment Mario Ginanjar
Wedding Entertainment Reza Artamevia
Ada cerita lucu dari awal pertemuan Rina dan Edo. Seperti para mahasiswa kebanyakan yang menjadikan ospek sebagai ajang “cuci mata” dan mencari “pacar potensial”, bisa dibilang, dalam pertemuannya, Rina dan Edo hampir mengalami hal serupa. Hanya saja, saat itu momennya kurang tepat, Rina dan Edo sama-sama masih memiliki pasangan masing-masing, jadi tidak ada kelanjutan apapun. Ingin tau cerita cinta Rina dan Edo sampai akhirnya memutuskan untuk menikah dengan menggabungkan adat Jawa dan Lampung? Yuk kita simak ceritanya!
“Edo seniorku. Aku suka melihat dia. Dia pun juga sempat beberapa kali mencoba menghubungi aku lewat Instagram dan Facebook, tapi tidak pernah aku tanggapi karena disamping masih punya pacar, juga ada gengsi, dan pada saat itu juga Edo terkenal agak bandel dan tengil.”
Masa kuliah pun berlangsung tanpa hubungan spesial di antara mereka sampai akhirnya dunia pekerjaan yang kembali mempertemukan mereka. Saat itu, Edo sudah menjadi karyawan lebih dulu di perusahaan tersebut saat Rina masuk. Berada di lingkungan yang sama membuat mereka memiliki kesempatan baru untuk berkenalan lebih dekat, mulai dari berbincang-bincang sederhana, momen singkat untuk ngopi yang ternyata menjadi kebiasaan sehari-hari, sampai akhirnya mereka berdua merasa sama-sama cocok.
“Selera musik kita sama, dan kita juga sama-sama suka naik gunung. Kita sempat beberapa kali traveling bareng.”
Meskipun sama-sama mengaku memiliki kepribadian yang berbeda, namun mereka merasa itulah yang menyatukan mereka. Edo merupakan tipe orang yang cuek dan tertutup, sedangkan Rina adalah orang yang sensitif dan sangat terbuka. Dengan adanya perbedaan, mereka justru malah merasa bisa saling melengkapi satu sama lain.
Sebagai pasangan yang menyukai traveling, sempat terbersit di benak Rina bahwa Edo akan melamarnya di atas gunung, atau di pinggir pantai, “makanya, setiap jalan-jalan, aku selalu udah siap, mulai dari pasang bulu mata, pakai baju bagus, dan bahkan selalu rela mandi dingin-dingin di pagi hari saat kita di gunung waktu lagi mau menikmati matahari terbit, karena aku selalu mempersiapkan diri kalau akan dilamar,” cerita Rina.
Namun ternyata persiapannya sama sekali salah sasaran. Edo melamar Rina di salah satu restoran favorit Rina.
“Dulu aku pernah bilang ke Edo tentang restoran ini, bahkan aku pun lupa kalau pernah ngomong ke dia. Di momen itu, ada pemusik yang menghampiri meja makan kita, menyanyikan lagu “Sesaat Kau Hadir” dari Utha Likumahuwa. Lalu, Edo mengeluarkan buku yang intinya bahwa dia mau melamarku.” kata Rina.
Sama seperti perasaan yang dihadapi oleh para calon pengantin, deg-degan. Rina pun juga merasakan hal tersebut tepat di hari pernikahannya. Bahkan, ia merasa semua hal berjalan begitu cepat, katanya, “tau-tau, sudah sah aja”.
Bagi Rina, hari pernikahannya lengkap, selain baginya “akhirnya bisa menjadi istri orang yang aku taksir diam-diam sejak jaman kuliah dulu”, ia pun juga berduet dengan penyanyi favoritnya sejak SD, yaitu Reza Artamevia.
“Aku sangat senang diberikan kejutan ini dari Edo, aku nggak nyangka ada Reza Artamevia di pernikahanku, duet bersamaku, dan diiringi oleh Saxophone yang dimainkan oleh ibu mertuaku. Sempurna.”
Top 3 vendor:
1. MT Photogprahy
“Setiap dia mengambil gambar, momennya selalu pas. Aku dan Edo selalu merasa puas dengan hasilnya mulai dari pre wedding, pengajian, sampai hari H pernikahan.”
2. Bumiauw
“Bumiauw berhasil mengubah mukaku yang lesu dan kusam karena banyak pikiran selama persiapan menjadi super percaya diri di hari bahagiaku dengan hasil riasannya. Selama proses make up pun, dia juga selalu berusaha menenangkanku.”
3. WO
“Ini penolong aku dan Edo yang membantu dari awal persiapan sampai akhir dengan segala dramanya.”
Tips untuk brides to be,
“Pasrah dan iklas, banyak berdoa. Kita selalu ingin yang sempurna untuk acara kita, sampai kadang kita jadi stress sendiri. Kayak aku, sulit buatku percaya sama orang lain, ingin rasanya aku mengurus semuanya sendiri, tapi seiring berjalannya waktu, aku belajar iklas dan tenang, semuanya bisa berjalan untuk menyukseskan semuanya. Tips kedua, sadarlah bahwa pesta pernikahan ini bukan hanya untuk kita dan pasangan, namun untuk orang-orang yang hadir dan ikut andil dalam perjalanan hidup kita. Mungkin kadang kita lupa, namun kita harus paham betul dan tidak lupa dengan budaya kita.”