Vendor That Make This Happened
Venue Selaras Guest House
Wedding Organizer Twin Flame Wedding
Event Styling & Decor Galeni Decoration
Photography Ivanmarl
Photography Mynd Photography
Photography Analog by Joshua Prakasa
Catering Nimi's Catering
Make Up Artist Gyanda Agtyani
Hair Do Lailabella Hijab
Bride's Attire Akad by Shasya Alexandri
Groom's Attire Akad by Labana
Wedding Shoes Marry Me bridal shoes
Rasanya benar kalau ada yang bilang dan ada yang percaya bahwa, “jodoh ada di mana saja”, Putri dan Iqbal mengalaminya sendiri.
Waktu itu, mereka bertemu tanpa sengaja di pameran foto Anton Ismael di Third Eye Space. Empat bulan setelah itu, Iqbal memberanikan diri untuk menyatakan cinta dan mengajak Putri untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Setelah sama-sama setuju, Iqbal langsung meminta izin kepada orang tua Putri dan sama-sama memutuskan untuk menikah pada 7 Juli 2018, bertepatan dengan bulan Syawal.
“Sejak dulu, aku ingin pernikahan sederhana namun intim dengan nuansa minang yang dikelilingi dengan saudara dan teman-teman terdekat. Aku mau, mereka tidak hanya datang sebagai tamu, tapi membantu lebih dalam lagi. Aku pilih sepupuku untuk mendesain baju akad, sepupu lainnya untuk dekorasi, sahabatku sebagai perias, WO, dokumenter, desainer sepatu, desainer suvenir & undangan, bahkan nenekku juga yang membuatkan suvenir eksklusif untuk acara akad. Kontribusi dari semua sahabat dan keluarga terdekat ini sangat berkesan buat aku dan Iqbal, dan merupakan suatu hal yang personal untuk kita.”
Putri dan Iqbal memang sepakat untuk tidak menampilkan foto pre wedding dalam pernikahannya tersebut yang digantikan dengan gambar ilustrasi yang dibuat oleh sahabat mereka.
“Aku pun juga ikut mengabadikan momen pernikahan dari pelaminan, dengan menggunakan kamera analog untuk mendokumentasikan momen sekali seumur hidup ini.”
Tanpa band, Putri dan Iqbal lebih memilih untuk memutarkan lagu-lagu jazz favorit mereka dan memutarkan lagu Mondo Gascaro, “Into The Clouds out The Ocean” sebagai lagu pengiring masuk ke pelaminan yang memiliki kenangan dan cerita bagi Putri dan Iqbal.
Akad nikah diadakan di sore hari, karena merupakan waktu favorit Putri di hari itu, terutama karena cuacanya yang cerah sehingga mereka bisa menikmati “golden hour” bersama. Meskipun mengenakan busana adat, namun Putri dan Iqbal tidak memakai upacara adat apapun, karena menginginkan pesta yang sederhana.
Untuk pakaian, Putri memilih konsep Sunda-Padang dengan mengenakan kebaya sederhana berwarna putih gading yang didesain khusus oleh sepupunya dengan bawahan songket Padang milik keluarga Iqbal. Sedangkan, untuk resepsi, mereka mengenakan pakaian adat Koto Gadang, sesuai dengan daerah asal Iqbal.
“Aku ingin menikah di lokasi semi-outdoor dengan gaya bagunan Belanda, makanya kita memilih Selaras Guesthouse. Sejak awal, kita sudah jatuh cinta dengan interior dan artistektural gedungnya, kita tidak ingin dekorasi yang terlalu rumit, hanya ingin mengandalkan bunga-bunga dengan warna bold, pelaminan sederhana tanpa panggung.”
Dalam mempersiapkan pernikahan ini, jaraklah yang menjadi tantangan berberat. Putri dan Iqbal berdomisili di Jakarta, sedangkan pernikahannya diadakan di Bandung. Mereka harus bulak-balik Jakarta-Bandung untuk menyiapkan segala kebutuhan, terlebih lagi mereka hanya dibantu WO di hari H saja.
“Tantangan yang lainnya adalah menyakinkan orang tua untuk hanya mengundang orang-orang terdekat saja, untungnya bisa dinego.”
Top 3 vendor:
1. Andaws
“Andaws adalah teman dekat saya dan saya percaya hanya Andaws yang bisa memoles wajah saya di hari spesial ini. Terbukti, riasannya flawless dan tidak medok, namun tetap bisa bikin saya manglingi di hari H.”
2. Mynd Photography
“Mereka sangat fun untuk diajak kerjasama dan juga profesional. Mereka berhasil menangkap momen penting dengan angle yang bagus.”
3. Galeni
“Hasil dekorasinya memuaskan, sesuai ekspektasi, mungkin juga karena salah satu desainernya adalah sepupuku.”
Tips untuk brides to be:
“Jangan terlalu fokus untuk membuat acara yang sesempurna mungkin karena akan membuat semuanya jadi stress. Nikmatin saja setiap detail proses dan dramanya, karena ini momen sekali seumur hidup. Balik lagi ke niat awal, ibadah. Kalau niatnya tulus, pasti jalannya akan lancar.”