The Traditional Wedding of @myweddingprep’s Founder

By Friska R. on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Siraman/ Midodareni

Venue Private Residence

Beauty Preparation Sri Renggo Sadono

Photography Kahfy Yudha

Kebaya Delmora Rumah Kebaya

Make Up Artist Lies Adang

Catering Lembah Hijau

Akad Nikah

Venue Private Residence

Event Styling & Decor Sekar Lestari

Photography Kahfy Yudha

Bride's Attire Roemah Djahit

Make Up Artist Lies Adang

Catering Lembah Hijau

Wedding Reception

Venue Grand Ballroom Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah

Event Styling & Decor Vienna Gallery

Photography Kahfy Yudha

Bride's Attire Brideseries by Nefrin Fadlan

Make Up Artist Amalia Hariawan

Catering Dwi Tunggal Citra

Wedding Entertainment Deo Entertainment

Wedding Organizer Amaya Wedding

Jika kamu masih ingat, beberapa waktu lalu kami pernah memuat cerita mengenai lamaran dari Neysa dan Adrie. Ketika itu, kami tidak menyebutkan bahwa Neysa adalah pemilik dari account Instagram @myweddingprep! Account Instagram @myweddingprep ini dibuat khusus oleh Neysa dalam rangka persiapan pernikahannya. Di sana ia pun sering memuat foto-foto yang menginspirasi. Ia pun sering berbagi tips kepada para calon pengantin. Yes, she is our dear friend of us. Persiapan pernikahan yang dilakukan hampir 1 tahun ini pun berlangsung dengan sangat cantik dan khidmat. Yuk kita simak ceritanya!

Halo Neysa! Congrats for your wedding. Boleh diceritakan mengenai alasan menggunakan 2 adat yang berbeda pada pernikahan kamu dan Adrie?

Keluarga kami kebetulan berasal dari 2 daerah yang berbeda. Adrie merupakan Jawa tulen sedangkan aku campuran Jawa dan Palembang. Sudah menjadi tradisi di keluargaku yang lebih dahulu menikah dengan orang Jawa untuk menerapkan kebiasaan ini, akad nikah dengan adat Jawa dan resepsi dengan adat Palembang. Adat Jawa lebih banyak prosesi sebelum pernikahannya, sedangkan adat Palembang lebih ‘wah’ untuk digunakan saat resepsi.

Prosesi adat apa sajakah yang kamu lakukan dan yang mana yang menjadi favorit kamu?

Kami melakukan prosesi adat Jawa lengkap, mulai dari siraman, midodareni, akad nikah, dan upacara panggih. Sedangkan untuk resepsinya, kami menggunakan kirab pengantin tradisional, di mana ada silat, Tari Pagar Pengantin yang diiringi Geding Sriwijaya yang membuat acara kami begitu khidmat. Seluruh prosesi ini memiliki maknanya masing-masing, and all parts are my favorite!

Menikah dengan adat Palembang membuat kamu harus menarikan Tari Pagar Pengantin. Berapa lamakah persiapannya?

Tari pagar pengantin ini hanya aku persiapkan dalam 2 kali latihan! Sebetulnya EO-ku sudah mewanti-wanti agar aku latihan lebih sering dengan pemandu adat Palembang. Namun karena waktuku yang sangat padat, aku hanya bisa latihan saat technical meeting dan gladi bersih di hari H. Di sela-sela itu aku juga latihan sendiri dengan menggunakan rekaman video saat technical meeting and it helped me a lot. Sebetulnya aku memiliki background sebagai dancer saat kuliah dulu, jadi persiapan ini tidak terlalu sulit buat aku. Aku juga menikmati setiap detik saat aku menari di hari pernikahanku. Itu adalah persembahanku untuk suami, sehingga aku berusaha menampilkan tarian sebaik mungkin, dan nggak lupa selalu senyum!

Semasa kamu mempersiapkan pernikahan, kamu juga membuat account instagram @myweddingprep. Seberapa besar dampak dari account tersebut dalam pemilihan konsep dan vendor pernikahan kamu?

Selama masa persiapan pernikahan, aku banyak mencari referensi dari internet dan media sosial. Alasanku membuat account @myweddingprep adalah aku tidak ingin menyimpan koleksi foto dan tentunya ilmu, ide, serta tips-tips seputar pernikahan yang aku dapatkan selama masa persiapan itu sendiri. Aku percaya bahwa there’s something powerful in sharing. Tidak disangka-sangka followers-nya sangat banyak, hampir 40.000 orang saat hari-H pernikahan kami kemarin. Aku tidak pernah menyesal dan merasa bersyukur telah membuat akun instagram tersebut. Dari sana, aku sering mendapatkan masukan saat sharing di sana, dan banyak calon pengantin yang merasa terbantu pula. Hal ini membawa kepuasan tersendiri bagi aku. Sebuah penelitian membuktikan bahwa 46% calon pengantin wanita menggunakan social media untuk memilih wedding vendor-nya (via @weddingpr). Hal ini terbuki pada persiapan pernikahanku sendiri. Dari sini aku bisa melihat trend pernikahan, vendor yang bagus dan recommended, juga bisa mempelajari konsep pernikahan yang bagus dan sesuai bagi kami dan keluarga.

Apa yang menjadi tantangan terbesar dalam persiapan pernikahan kamu?

Long distance relationship. Adrie dan keluarga tinggal di Jogja, sedangkan aku sekeluarga ada di Jakarta. Beberapa kali kami mengalami kendala saat berinteraksi dengan vendor-vendor kami, misalnya saat ingin merencanakan meeting. Kadang aku harus berkorban mengurus ini itu sendiri karena kondisi Adrie yang tidak memungkinkan untuk ikut. Tapi yang membuat lega, beberapa vendor juga sangat komunikatif untuk kami hubungi via online, misalnya chat atau email. Vendor yang seperti ini biasanya jadi jatahnya Adrie untuk mengurus hehehe.

Momen apa yang menjadi highlight kamu dalam pernikahan ini?

Saat akad nikah, salah satu prosesi sebelum ijab Kabul adalah permohonan izin CPW kepada ayah CPW. Dari awal, aku sudah takut banget akan nangis di momen ini. Maklum, aku sangat dekat dengan Papaku. Selain akan menghambat acara juga takut makeup-ku akan luntur hehe. Tapi aku berhasil melewati prosesi ini dengan cukup lancar. Aku mengatur tempo bicara aku dengan perlahan agar intonasinya dan pengucapannya bisa terdengar jelas. Tips-nya adalah tarik nafas dalam-dalam sebelum berbicara. Tapi tak disangka-sangka, justru Papaku yang nangis! I know me loves me so much dan pastilah momen ini sangat sentimental bagi beliau karena beliau berhasil membesarkan aku hingga mengantarkanku ke gerbang kehidupan berumah tangga.  Setelah beberapa menit, akhirnya Papaku pun melanjutkan speech-nya, dan ijab kabul segera dimulai.

Top three vendors yang sangat kamu rekomendasikan?

Vienna Gallery

Rasa ‘klik’ untuk memilih Vienna Gallery sudah muncul ketika kami datang ke booth Vienna Gallery di sebuah wedding expo. Karena pernikahan kami akan bertema Palembang, tentunya keluarga ingin yang meng-handle pernikahan kami adalah orang Palembang asli. Selera kami dalam menentukan konsep dan tema warna pun sama, elegant dan bold. Saya sangat senang karena Vienna Gallery dapat mengakomodir keinginan saya dan keluarga dalam merancang pesta pernikahan kami. Tim Vienna Gallery sangat terbuka terhadap ide-ide dari klien dan mereka dapat mewujudkannya dengan sangat baik, even beyond our expectations. Karena di-handle oleh owner-nya langsung, kami menjadi semakin yakin bahwa kami ditangani oleh tim yang tepat.

Dwi Tunggal Citra

Banyak banget tamu yang ngasih testimoni makanannya enak dan dekorasi penyajiannya cantik! Tim DTC juga sangat helpful dan nggak hitung-hitungan dengan kliennya.

Amaya Wedding

Sejak awal, aku udah yakin dengan kinerja Syita Sophiaan, owner Amaya Wedding. Dia menghandle kami langsung dan yang membuat aku yakin adalah sifatnya yang perfeksionis. Menurutku setiap wedding organizer wajib punya sifat ini, untuk memastikan setiap detil sesuai rencana dan klien pun merasa secure. Di hari-H tim Amaya Wedding juga sangat profesional, mulai dari mengatur antrian foto sampai meng-assist pengantin dan orang tua yang perlu ini itu saat di pelaminan.

Tips for brides-to-be?

Jangan setengah-setengah! Kalau ingin mewujudkan pernikahan tradisional, maka ikuti pakem dan prosesi dengan sepenuhnya. Banyak makna yang mendalam di balik setiap prosesi pernikahan tradisional, jadi lakukan setiap prosesi dengan khidmat. Banyak yang berpendapat bahwa pengantin tradisional lebih anggun dan memancarkan aura yang luar biasa. Lagipula, kapan lagi kita berbusana tradisional kalau bukan di hari pernikahan kita sendiri? Jadi jangan ragu atau takut terlihat aneh di hari pernikahan, justru saat ini pernikahan yang back to traditional culture sedang in lho!

*) All photos are from Kahfy Yudha