The Wedding of Intan Ayu and Olaf: When Dreams Come True

By Friska R. on under The Wedding

intan ayu wedding bali the sanctus

Style Guide

Style

International

Venue

Outdoor

Colors

Vendor That Make This Happened

Akad Nikah

Venue Masjid Al-Bina, Senayan

Event Styling & Decor Gadih Ranti

Catering Dwi Tunggal Citra

Photography Owlsome Project

Bride's Attire Joko Sutono

Make Up Artist Hair Do - Ani Medy

Wedding Reception

Venue The Sanctus Bali

Event Styling & Decor NOUA Decor

Catering ABC Catering

Photography Ray

Bride's Attire Inezia Chrizita

Make Up Artist Mia

Groom's Attire Laxmi

Ketika foto-foto pernikahan Intan Ayu dan Olaf muncul di timeline Instagram The Bride Dept, team kami langsung terpana karena resepsi pernikahan mereka yang sangat cantik dan menginspirasi. Kami bahkan mendedikasikan satu hari khusus untuk mem-posting segalanya tentang pernikahan mereka. Hari ini, Intan Ayu dan Olaf akan berbagi cerita kepada kita semua mulai dari kisah cinta mereka, hingga persiapan pernikahan tersebut.

Hi Intan, boleh cerita sedikit bagaimana pertemuan pertama kamu dengan Olaf?

Pertemuan pertama kami terjadi sewaktu konser Gorillaz Electronic Set di Senayan, Jakarta. Ketika itu saya janjian dengan teman lama saya untuk bertemu di konser tersebut dan ternyata temanku membawa sahabatnya yaitu Olaf. Komunikasi kami dimulai pada saat Olaf meng-add PIN Blackberry saya tetapi kami sempat hilang kontak selama setahun. Tiba-tiba pada suatu hari, Olaf mengirimkan direct message via Twitter dan sejak itu kami terus berkomunikasi hingga akhirnya memutuskan untuk berpacaran.

Lalu bagaimana Olaf melamar kamu?

Waktu itu kami sudah berpacaran selama kurang lebih 20 bulan. Tetapi saya ngga pernah menduga kalau ternyata Olaf sudah diam-diam membeli cincin beberapa bulan sebelummnya. Suatu sore setelah acara keluarga, dia mengajak saya untuk nge-teh di sebuah tea house di daerah Senopati. Lalu sebelum pulang, Olaf meminta saya untuk memeriksa bill tersebut sekali lagi dan ternyata di bill tersebut ada tulisan “Will you marry me?”. Kemudian Olaf meletakkan kotak cincin di bawah napkin and I opened the box, he put the ring on my finger. He asked me once again and I said yes while I burst into happy tears.

What a simple yet romantic proposal ya! Lalu mengapa kalian memutuskan untuk mengadakan akad nikah dan resepsi pernikahan di dua kota yang berbeda?

Thank you! Hihi. Sejak kecil saya sudah bercita-cita ingin memiliki pernikahan yang mengandung unsur tradisional yang kental. Karena saya memiliki keturunan Minang, saya sangat ingin mengenakan suntiang dan memiliki pelaminan Minang di resepsi saya. Sedangkan saya juga punya wedding dream lainnya, yaitu pernikahan di Bali dengan panorama alam yang indah dan suasana yang sangat intimate. Untungnya Olaf juga memiliki keinginan untuk menikah di Bali.  Jadi kami putuskan untuk menikah dua kali di tempat yang berbeda! I’m just so grateful that my dream weddings came true!

Apa saja sih kesulitan dalam membuat resepsi di 2 tempat yang berbeda? Ada tips dan trik?

Kesulitannya yang pasti adalah extra waktu dan pikiran yang harus dicurahkan karena detail yang harus diperhatikan pun menjadi dobel. Selain itu, dibutuhkan extra budget dibandingkan pernikahan yang diadakan di 1 tempat saja. Akan jauh lebih baik apabila bisa memberikan mood board dan color palette kepada vendor dekor sehingga mereka tahu konsep yang diinginkan oleh calon pengantin.

Selanjutnya saya juga menyarankan untuk membagi tugas dengan pasangan. Pada masa persiapan pernikahan, saya yang berhubungan dengan vendor di Jakarta dan pihak marketing tempat saya menikah di Bali yaitu The Sanctus. Dan satu bulan sebelum resepsi, Olaf secara khusus berangkat ke Bali untuk meeting dengan semua vendor (thanks to The Sanctus Team to arrange all the meetings!). Namun sebelum Olaf berangkat ke Bali, kami sudah mendiskusikan apa yang kami inginkan. Saya yang memilih color palette, Olaf menyatukan mood board dari berbagai macam referensi yang telah kami pilih. Menjelang hari H, ada baiknya memilih 1-2 orang untuk menjadi person in charge yang langsung berhubungan dengan semua vendor.

Untuk resepsi di Bali, kalian akhirnya memutuskan untuk memilih The Sanctus Villa. Bisa diceritakan alasannya?

Sebelum berangkat ke Bali untuk meninjau lokasi, saya dan Olaf sudah mencari-cari via Internet. Kurang lebih 6 bulan sebelumnya, kami berangkat untuk meninjau lokasi dan ketika kami tiba di The Sanctus, kami langsung jatuh cinta karena pemandangannya yang sangat indah dan tamannya yang terawat. Selain itu, pelayanan dari The Sanctus yang sangat memuaskan. Mereka menyanggupi keinginan kami dengan menyediakan floating stage sehingga kami bisa bertukar janji dengan latar belakang sunset.

Apa yang menjadi konsep resepsi pernikahan kamu di Bali dan dari mana kamu mendapatkan idenya? Apakah ada warna khusus yang menjadi tema dekor pernikahan?

Sebenarnya tidak ada tema atau konsep tertentu, tetapi kami sudah tahu pasti detail-detail yang kami inginkan yaitu dekorasi yang simpel namun tetap memberikan nuansa yang elegan dan indah. Kami ingin semua elemen yang ada di pernikahan kami saling mendukung satu sama lain.  Untuk warna, kami memilih warna putih dan pastel.

Adakah DIY touch pada pernikahanmu? Kalau ada, apa dan bagaimana persiapannya?

Yang kita benar-benar bikin sendiri adalah wedding website yang akan digunakan undangan karena kami tidak mencetak undangan sama sekali. Untuk yang hadir, mereka bisa langsung RSVP dan langsung terkirim ke email kami. Di website tersebut ada informasi mengenai resepsi pernikahan dan juga contoh-contoh dresscode. Website itu didesain dan dibuat sendiri oleh Olaf.

Untuk dress kamu itu lucu banget! Boleh tau nggak itu konsepnya apa?

Hahahaha thank you! Sebenarnya saya tidak membayangkan konsep tertentu, but I know exactly what I want. Saya ingin dress yang cantik dan indah, namun artistik. Selain itu saya ingin detail bordir dan embroidery bunga-bunga putih yang terlihat tumbuh di badan. Setelah browsing dan mencari informasi dari berbagai sumber, akhirnya seorang teman memberitahukan tentang designer muda berbakat, Inezia Chrizita. Inez mengembangkannya dengan menambahkan rambatan-rambatan akar dan dedaunan menjulur bersama bunga-bunga tersebut. Bagian bawah dress dibuat transparan tertutup brokat putih tipis dan silk organdi yang diberikan rambatan-rambatan bordir bunga, daun, dan akar. Panjang gaun juga tidak terlalu berlebihan sehingga tetap nyaman bergerak.  I really love it! Menurutku, dress seperti ini cocok untuk pernikahan yang simple dan outdoor seperti di Bali.

Dari yang kita lihat di Instagram, bridesmaids kamu banyak juga ya dan mereka mengenakan dress dengan warna berbeda. Boleh tahu ada berapa group dan warnanya apa saja?

Kalau bridesmaid yang berdiri di depan mendampingi bride and groom sebenarnya 8 orang. Namun untuk yang menggunakan seragam kurang lebih ada 22 orang. Saya membagi warna seragam menjadi 4 yaitu coral pastel, mint, lavender, dan kuning pastel. Untuk bestmen dan pasangan dari bridesmaids diberikan bow tie dengan warna yang serasi.

 

Siapa saja vendor yang recommended dari wedding kamu? Boleh disebutkan alasannya juga?

Untuk resepsi di Jakarta, saya merekomendasikan Gadih Ranti dan Dwi Tunggal Catering. Kalau untuk di Bali, saya sangat terharu melihat hasil dekorasi dari NOUA Decor. Mereka sangat mudah diajak bekerja sama walaupun sebagian komunikasi hanya lewat e-mail dan telepon.

Saya juga merekomendasikan ABC Catering karena mereka sangat kooperatif dan sabar banget melayani kami bahkan sejak food testing. Pada saat hari H, semua tamu memuji cara penyajian dan rasa dari semua makanan yang disajikan.

Dan pastinya Mba Mia untuk makeup because she always puts her heart and soul in her makeup. Mba Mia selalu bisa membuat mood saya santai pada saat saya di-makeup. I always adore the final result karena makeup Mba Mia sangat natural dan tidak mengubah karakter wajah seseorang. I want to look natural on my wedding.

What do you love the most from your wedding?

I love almost everything from my Bali’s wedding, the decoration is beyond my imagination, karena tadinya saya paling deg-degan dengan dekorasi. Tetapi sewaktu saya melihat flower arch yang tampak mengambang sempurna di atas air, I almost burst into tears because it’s really beautiful.

Saya sempat khawatir pihak vendor kewalahan dalam mewujudkan keinginan kami berdua, tapi pada akhirnya kami sangat puas. Saya dapat merasakan bahwa vendor dekorasi kami berusaha sepenuh hati untuk mewujudkan apa yang kami inginkan.

Saya juga sangat menyukai resepsi pernikahan saya di Jakarta karena keinginan saya untuk mengenakan suntiang di hari pernikahan dapat terwujud dan kebaya pernikahan saya juga sangat cantik. Tamu-tamu juga memuji catering pilihan kami karena rasa dan kualitasnya.

Inti dari 2 kali resepi pernikahan yang kami adakan, I believe that dreams do come true and sometimes it’s even much better!