Pernikahan Adat Minang yang Meriah

By she_licia on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hotel

Colors

Vendor That Make This Happened

Malam Bainai

Venue Private Residence

Bride's Attire Sanggar Nilasari

Make Up Artist Jasmine Lishava

Akad Nikah

Venue Private Residence

Bride's Attire Rumah Busana Indira

Make Up Artist Olis Herawati

Wedding Reception - Koto Gadang

Venue Private Resident

Bride's Attire Sanggar Nilasari

Make Up Artist Olis Herawati

Wedding Reception

Venue Sasono Mulya Ballroom, Le Meridien

Event Styling & Decor Daun Daun Decoration

Photography Namora Pictures

Bride's Attire Sanggar Nilasari

Make Up Artist Jasmine Lishava

Wedding Entertainment Billy and The Trio

Wedding Organizer Promessa Wedding

“Jodoh bisa bertemu di mana saja”. Mungkin kalimat itu cocok untuk menggambarkan hubungan Dhinda dan BJ. Bekerja di kantor yang sama, mushola kantor menjadi tempat bertemunya Dhinda dan BJ untuk pertama kalinya. Sifat BJ yang berbanding terbalik dengan Dhinda membuat Dhinda ragu menerima ajakan BJ untuk berpacaran dengannya. “He’s super laid back, suka banget keramaian, dan temen ceweknya banyak bangeet. Makanya waktu dia ngajak aku pacaran, aku sempet mikir buat nolak, soalnya dia orangnya gak keliatan serius,” kata Dhinda. Namun diakui Dhinda bahwa BJ memiliki daya tarik yang sebaliknya dan mereka pun berpacaran selama 3 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Pernikahan adat Minang dengan nansa tradisional tetapi juga penuh warna yang menarik memberikan kesan meriah pada resepsi mereka. Yuk, simak kisah pernikahan mereka!

 

Cerita BJ yang melamar Dhinda juga terbilang lucu. BJ melamar Dhinda pada saat ulang tahun BJ. Kebetulan saat itu Dhinda akan ditugaskan ke Singapura sehingga BJ mengajak Dhinda untuk birthday and farewell dinner. Ketika keluar dari toilet, Dhinda melihat wajah BJ yang cengar-cengir dan berpikir bahwa BJ sangat senang menerima kado darinya. Tapi tak lama kemudian, BJ mengeluarkan sebuah cabe merah besar dan ada cincin di tengahnya. BJ berkata, “Walaupun kadang-kadang kata-katamu pedes, tapi aku pingin kamu yang jadi temen seumur hidupku, kamu mau gak jadi temen aku seumur hidup?” Sempat bingung dan tidak menyangka, but of course Dhinda said yes!

Traditional, classic, and colorful merupakan tiga kata yang mendeskripsikan pernikahan Dhinda dan BJ. Sejak awal, Dhinda dan BJ memang sudah sepakat untuk memegang teguh unsur tradisi dari adat masing-masing. Dhinda yang berasal dari keluarga Minang dan BJ yang berasal dari keluarga Madura dan Jawa Tengah mencoba untuk menggabungkan ketiga adat tersebut ke dalam pernikahan mereka.

Selama tiga hari penuh mereka menggelar rangkaian acara dengan beragam prosesi adat yang dimulai dengan Siraman dan Malam Bainai di hari pertama. Kemudian pada hari kedua akad nikah dilaksanakan dengan adat Jawa dilengkapi dengan prosesi panggih, kacar-kucur, dan lainnya. Setelah itu untuk resepsi di rumah, Dhinda dan BJ memilih menggunakan pakaian koto gadang dan melaksanakan pemberian gelar untuk BJ sesuai adat Minang.

Dari semua rangkaian adat yang digelar, Dhinda memilih Malam Bainai sebagai prosesi adat favoritnya. Buat Dhinda, prosesi Malam Bainai seperti layaknya bachelorette party yang biasa diadakan bersama teman-teman. Di Malam Bainai, Dhinda memohon doa restu, berpamitan, sekaligus meminta nasihat pernikahan dari orang tua, keluarga, dan teman dekatnya. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan permainan KIM yang memberi keunikan tersendiri, permainan ini mirip dengan permainan Bingo namun dimainkan sambil bernyayi minang. “Pada malam itu, perasaan haru, gembira, sedih, semua campur jadi satu,” kata Dhinda.

Untuk acara resepsi, Dhinda dan BJ memilih Le Meridien, Jakarta. Ini karena dari awal Dhinda dan BJ ingin acara resepsi mereka kental dengan unsur Indonesia dan menurut mereka, Le Meridien adalah tempat yang bisa mendukung tema tersebut. Mulai dari menu makanan hingga tatanan bunganya, semua selaras dengan tema dekorasi yang mereka inginkan. Untuk acara resepsi di gedung ini, Dhinda dan BJ mencoba untuk mengkolaborasikan elemen adat Minang, Jawa, dan Madura. 3 traditions in one place!

Bagi Dhinda, tantangan terbesar dalam mempersiapkan pernikahan ini adalah jarak. Selama proses persiapan, Dhinda sedang bertugas di Singapura sehingga bisa dikatakan 80% persiapannya dilakukan oleh BJ dan keluarga. Karena jarak, Dhinda tidak bisa terjun langsung untuk mengatur persiapan pernikahannya. Di saat itulah komunikasi menjadi tantangan tersendiri untuk Dhinda dan BJ dalam mempersiapakan pernikahan mereka.

Menurut Dhinda, yang menjadi highlight dari keseluruhan acara adalah mereka berhasil menjaga dan mengkolaborasikan unsur tradisi yang mereka miliki. Seperti acara resepsi di gedung, mereka puas sekali dengan nuansa yang diberikan, mulai dari dekorasi, makanan, hingga music pengiringnya. Semua tentu tidak terlepas dari bantuan keluarga terutama orang tua, saudara, dan juga vendor.

Dhinda juga berbagi cerita lucu yang sempat terjadi. Sempat salah memilih warna kain bawahan untuk bridesmaid dan ditambah lagi jumlah keseluruhan bahan yang dipersiapkan juga kurang membuat Dhinda kewalahan dalam mengurus baju untuk bridesmaid. Dan karena Dhinda mengurus semuanya secara jarak jauh, dia baru menyadarinya last minute. Tapi hal itu disiasati dengan menggunakan kain bawahan tersebut sebagai seragam groomsmen dan akhirnya para groomsmen memakai batik warna fuchsia dan diakui Dhinda hasilnya ternyata bagus!

Tips dari Dhinda untuk para brides-to-be dan readers adalah jangan takut untuk explore dan hunting vendor-vendor baru yang mungkin belum ternama, karena vendor-vendor tersebut biasanya lebih on-budget dan memiliki kualitas yang tidak kalah oke! Yang paling penting kitas udah tau konsep dan detail yang diinginkan.

Top vendors versi Dhinda dan BJ adalah

  • Daun-daun Decoration

“Detil dan elemen props mereka yang gunakan oke-oke banget terutama untuk penggemar elemen tradisional dan vintage. Mereka bisa madu madanin beragam elemen adat tanpa membuat terasa berlebihan.”

  • Namora Photography

“Crewnya sangat kooperatif dan akomodatif terhadap semua request-request yang kita kasih dan yang paling penting mereka bisa bikin kita ngerasa at ease waktu di foto,”

  • Sanggar Nilasari

“Budget friendly dan sangat akomodatif terhadap semua request yang kita punya. There’s almost nothing impossible for them, as they will always try their best to give what we want.”

  • Jasmine Lishava

“Suka banget makeup-nya yang gak ngebuat aku keliatan jadi orang lain dan dia selalu mastiin aku comfortable dengan hasil makeup-nya!”