Setiap momen pernikahan di Indonesia memiliki rangkaian prosesi dan ciri khas masing-masing, sesuai dengan tradisi, budaya, dan adat istiadat yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Kali ini The Bride Dept akan mengulas mengenai susunan dan step by step pernikahan adat Minang, Sumatera Barat, khusus untuk kamu yang berencana melangsungkan acara pernikahan dengan adat Minang. Acara pernikahan adat Minang terdiri dari beberapa urutan yang dibagi berdasarkan waktunya. Sesuai tradisi, urutan acara dibagi dua yaitu sebelum akad nikah dan sesudah akad nikah. Secara keseluruhan ada 15 tahapan yang harus dilakukan di acara pernikahan adat Minang. Apa saja ya kira-kira? Dan apa sih makna dibalik semua acara dan prosesi tersebut? Berikut ulasan lengkapnya.
Urutan Tahapan Acara Sebelum Akad Nikah
Ada kurang lebih 9 proses dan tahapan yang harus dilakukan sebelum akad nikah dalam keseluruhan prosesi adat Minang. Yuk kita ulas semua tahapannya satu persatu.
Maresek
Maresek merupakan tahapan pertama yang dilakukan dalam acara pernikahan adat Minang. Di tahapan ini, pihak keluarga calon pengantin perempuan akan mendatangi pihak keluarga calon pengantin laki-laki untuk mencari tahu apakah sang laki-laki cocok untuk menikah dengan calon pengantin perempuan. Pihak keluarga perempuan datang dengan membawa buah tangan atau bingkisan untuk pihak keluarga laki-laki sebagai bentuk penghargaan dan sopan santun.
Manimang dan Batimbang Tando
Tahapan berikutnya adalah tahapan dimana pihak keluarga calon pengantin perempuan datang ke kediaman keluarga calon pengantin laki-laki, dengan tujuan untuk menimangnya. Apabila pinangan tersebut diterima, maka kedua belah pihak keluarga akan melakukan Batimbang Tando dengan bertukar simbol pengikat, atau sebagai bentuk perjanjian keluarga yang tidak bisa diputuskan secara sepihak. Dalam tahapan ini, umumnya simbol yang ditukarkan berbentuk barang yang berupa benda pusaka seperti keris atau kain songket, atau benda berharga peninggalan keluarga lainnya.
Mahanta Siriah
Mahanta Siriah merupakan tahapan dimana kedua calon pengantin memohon doa restu dari kedua mamak, saudara ayah, kakak yang telah berkeluarga, dan sesepuh keluarga yang dihormati. Di tahapan ini calon pengantin perempuan akan diwakili oleh kerabat perempuannya yang telah berkeluarga dengan cara mengantar sirih. Untuk calon pengantin laki-laki, pihak keluarganya akan membawa selapah yang berisikan daun nipah dan tembakau yang bertujuan untuk menyampaikan rencana pernikahan sekaligus untuk memohon doa restu. Di tahapan ini umumnya pihak keluarga yang didatangi akan menyerahkan bantuan berupa tenaga dan biaya untuk acara pernikahan, sesuai dengan kemampuan keluarga.
Babako – Babaki
Bako memiliki arti pihak keluarga dari ayah calon pengantin perempuan. Nah, di tahapan yang dilakukan beberapa hari sebelum akad nikah ini, pihak keluarga sang ayah akan menunjukkan kasih sayangnya kepada calon pengantin dengan turut memikul biaya pernikahan sesuai kemampuan. Calon pengantin perempuan akan dijemput untuk datang ke rumah keluarga sang ayah, dimana para tetua akan memberikan wejangan terkait pernikahan. Keesokan harinya, calon pengantin perempuan akan diarak kembali ke rumah sambil diiringi oleh keluarga dari pihak ayah dengan membawa segala bentuk bantuan yang diberikan, yang biasanya berupa sirih, nasi kuning singgang ayam, dan barang-barang yang menjadi kebutuhan calon mempelai perempuan seperti busana, perhiasan emas, lauk pauk, kue dan sebagainya.
Malam Bainai
Acara ini dilakukan di malam sebelum akad nikah. Bainai menjadi ritual memasangkan hasil tumbukan pacar merah atau daun inai di kuku calon pengantin perempuan. Proses ini merupakan tradisi yang memiliki makna sebagai bentuk ungkapan kasih sayang dan doa restu para sesepuh keluarga. Calon pengantin perempuan akan dimandikan oleh sesepuh keluarga dengan air yang berisikan keharuman kembang tujuh rupa, yang dilanjutkan dengan pamasangan inai sambil diiringi oleh syair dan alunan seruling tradisi Minang.
Manjapuik Marapulai
Ini merupakan proses penjemputan calon pengantin laki-laki untuk melangsungkan akad nikah oleh keluarga calon pengantin perempuan. Proses penjemptan ini dilakukan dengan membawa perlengkapan berupa sirih, pakaian pengantin laki-laki lengkap, nasi kuning singgang ayam, dan lain sebagainya. Setelah proses sambah mayambah atau proses menyampaikan tujuan kedatangan, semua barang-barang pun diserahkan, dan calon oengantin laki-laki pun diarak menuju kediaman calon pengantin perempuan untuk melangsungkan akad nikah.
Penyambutan di Rumah Anak Daro
Setelah prosesi penjemputan, tahapan dilanjutkan dengan prosesi penyambutan calon pengantin laki-laki di kediaman calon mempelai perempuan. Tahapan ini merupakan momen besar yang diiringi dengan musik tradisional yang berasal dari talempong, dimana keluarga calon pengantin perempuan menyambut kedatangannya dengan persembahan sirih lengkap. Para sesepuh keluarga lalu menaburi calon mempelai laki-laki dengan beras kuning dan diberikan percikan air sebagai lambang mensucikan diri sebelum memasuki kediaman calon pengantin perempuan, dengan berjalan di atas kain putih.
Akad Nikah
Setelah semua tahapan tadi usai, akad nikah bisa dilangsungkan sesuai dengan syariat Islam, yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran, prosesi Ijab Kabul, nasihat perkawinan dan ditutup dengan doa. Umumnya, acara akad nikah dilangsungkan pada Jumat siang.
Bersandiang di Pelaminan
Setelah selesai dengan prosesi akad nikah, kedua pengantin akan bersanding di rumah anak daro untuk menyambut para tamu dengan diiringi alunan musik khas Minang.
Urutan Tahapan Acara Sesudah Akad Nikah
Setelah semua susunan acara menjelang akad nikah usai dilakukan, ada beberapa tahapan acara lagi yang lazim dijalankan di acara pernikahan adat Minang, yaitu memulangkan tando atau mengembalikan tenda, yang dilanjutkan dengan beberapa tahapan berikut.
Malewakan Gala Marpulai
Tahapan ini merupakan acara yang dilakukan untuk mengumumkan gelar baru bagi pengantin laki-laki, sebagai bentuk tanda kehormatan dan kedewasaan yang telah disandangnya setelah menikah.
Balantuang Kaniang
Tahapan ini dilakukan dengan dipimpin oleh sesepuh perempuan dimana kedua pengantin akan menyentuhkan kening mereka. Kedua pengantin akan diminta untuk duduk berhadapan dengan kipas tradisional yang diletakkan di antara kedua wajah mereka. Setelah kipas diturunkan, kedua pengantin pun baru diperbolehkan untuk saling menyentuhkan kening.
Mangaruak Nasi Kuniang
Prosesi ini merupakan prosesi dimana kedua pengantin saling berebut untuk mengambil potongan daging ayam yang ‘bersembunyi’ di dalam nasi kuning. Proses ini memiliki arti yang menandakan hubungan antara suami istri yang saling bekerja sama dan melengkapi satu sama lain.
Bamain Coki
Tahapan ini adalah proses di mana kedua pengantin bermain sebuah permainan tradisional Ranah Minang yang bernama Coki. Coki merupakan permainan catur yang dilakukan oleh dua orang di atas papan permainan yang mirip dengan permainan Halma. Prosesi ini memiliki arti dimana kedua mempelai harus saling bisa meluluhkan ego masing-masing agar tercipta kemesraan antara keduanya.
Tari Payung
Dengan musik yang memiliki syair “Berbendi-bendi ke sungai tanang,” tarian yang merupakan tarian pengantin baru adat Minang ini memiliki arti dimana pasangan yang baru menikah pergi ke sungai tanang untuk berbulan madu. Payung dalam tarian ini menjadi simbol peranan suami sebagai pelindung istri.
Manikam Jajak
Tahapan yang terakhir adalah Manikam Jajak dimana satu minggu setelah akad nikah kedua pengantin mengunjungi ke rumah orang tua dan ninik-mamak pengantin laki-laki dengan mambawa makanan. Tahapan ini bertujuan untuk menghormati dan memuliakan orang tua dan ninik-mamak dari pihak laki-laki. Nah, sekarang kamu pasti jadi lebih mengerti tentang apa saja step-by-step pernikahan adat Minang. Untuk bisa melakukan semua tahapan dan prosesinya dengan lancar dan sesuai dengan tradisi yang ada, jangan lupa untuk berdiskusi dengan pihak keluarga atau dengan wedding organizer pilihanmu, ya.