Mengangkat kebudayaan dan penghormatan terhadap adat Jawa, momen lamaran pasangan ini begitu indah sekaligus penuh makna. Unsur Jawa dan Keraton Surakarta terasa kental dalam acara ini. Ingin lihat cerita mereka berdua? Simak cerita
classic Javanese Engagement Puteri & Wiku selengkapnya di sini!
Konsep Lamaran
Tema acara lamaran Puteri & Wiku berpusat pada kebudayaan dan penghormatan terhadap adat Jawa dimana kami berdua berasal. Kami berdua memang memiliki darah Jawa yang kental, terutama dari sisi Puteri yang memiliki keturunan dari Pakubuwono X (ke 10). Acara kami ini diselenggarakan di kediaman sang nenek dari Puteri yaitu Ibu Mooryati Soedibyo. Desain rumahnya sendiri terinspirasi dari desain Keraton Surakarta yang klasik. Pada acara lamaran ini, Puteri juga berusaha memasukkan banyak unsur Jawa dan Keraton Surakarta di dalamnya. Alur acara lamaran mereka sendiri ditulis dan direncanakan oleh sesepuh dari keluarga Puteri, yaitu Bapak KPH Kesowo Diningrat. Beliau adalah salah satu kerabat ayah Puteri yang memang ahli dalam bidang kebudayaan pernikahan adat Jawa.


Naskah di acara lamaran kami 100% menggunakan bahasa Jawa, Kromo Inggil, dan disusun secara detail oleh Bapak KPH Kesowo Diningrat. Naskahnya dibuat secara original oleh Bapak KPH Kesowo Diningrat (yang biasa disapa Eyang Joko oleh Puteri), menggunakan mesin ketik dan revisi-revisi kecil dengan tulisan tangan beliau. Tanggal lamaran kami pun jatuh pada 20 Mei 2023 yang merupakan arahan dari Eyang Joko. Tanggal tersebut ditentukan berdasarkan hitungan kecocokan dari ulang tahun Puteri dan Wiku. Pemilihan tanggal ini pun tentunya harus sesuai dengan arahan dan tata acara adat Jawa.
Make Up & Hair Do
Riasan untuk lamaran ini, Puteri percayakan kepada Lawralovefaith dan
hairdo dengan Mas Koko. Untuk
makeup-nya sendiri tentunya disesuaikan dengan bentuk wajah Puteri dan warnanya juga selaras dengan warna kebaya yang dikenakan. Sedangkan untuk tatanan rambut, Puteri ingin tampilan
up do klasik modern yang tentunya masih ada unsur Jawa. Untuk menyempurnakan penampilan, Puteri mengenakan kalung dan anting yang merupakan hadiah lamaran dari Eyangnya (Ibu Mooryati Soedibyo) kepada sang Ibunda. Kalung ini merupakan hadiah istimewa saat sang Ibunda dilamar oleh sang Ayah kurang lebih 35 tahun yang lalu. Aksesori ini memiliki perpaduan warna biru dan emas, yang secara tidak sengaja ternyata sangat serasi dengan kebaya dan
colour palette acara ini. Tentunya hal ini merupakan sebuah kehormatan bagi Puteri untuk bisa menggunakan perhiasan turun temurun dari sang Eyang dan Ibunda.
Rancangan Kebaya
Kebaya klasik yang dikenakan oleh Puteri saat lamaran ini merupakan rancangan Kak Anggi (Anjiasmara). Pilihan warna di acara lamaran Puteri & Wiku ini didominasi palet biru yang memang ciri khas dari Keraton Surakarta. Warna ini pun merupakan inspirasi yang digunakan pada dekorasi. Pada bagian belakang kebaya, Puteri meminta secara khusus kepada Anjiasmara untuk dibuatkan detail payet dan bunga Wijayakusuma (bunga Wiku) yang namanya memang sama dengan pasangannya. Selain itu, bunga ini juga merupakan bunga yang dipegang oleh Dewa Wisnu. Dimana nama Puteri sendiri memiliki unsur dari Dewa Wisnu yaitu Kusuma Sri Whisnu Puteri. Bunga ini pun dipercaya membawa keberuntungan dan kebahagiaan.
Detail Dekorasi Keraton Solo
Dekorasi yang digunakan pada acara
classic Javanese engagement Puteri & Wiku terinspirasi dari bentuk Keraton Solo yang memang bernuansa biru. Puteri memang ingin menonjolkan unsur Keraton sebagai penghormatannya terhadap leluhur dan adat yang dijunjung. Walau tidak 100% bentuknya sama, namun mayoritas dari bentuk desain, warna
mood board dan pilihan bunga semuanya disesuaikan dengan tema Keraton Surakarta. Hasilnya tentu saja sangat elegan dan memberikan kesan klasik.
“Aku coba untuk sesuaikan semua konsepnya dengan warna-warna yang sesuai dengan bentuk Keraton Surakarta”, ungkap Puteri.
Konsep Klasik Tradisional
Menurut Puteri sendiri, sebagai orang Indonesia yang memiliki beragam budaya dan adat yang begitu unik dan orisinal, kita harus berbangga akan hal tersebut. Sedari kecil, walau Puteri bersekolah di sekolah internasional dan sehari-hari menggunakan Bahasa Inggris. Namun keluarganya selalu mengajarkan untuk mengikuti adat Jawa yang mengutamakan tata krama dan sopan santun. Kebiasaan-kebiasaan bermakna tersebut selalu Puteri pegang teguh hingga sekarang. Begitupun di rangkaian acara lamaran ini, Puteri selalu ingin unsur adat menjadi konsep utamanya. Acara lamaran bertema
classic Javanese ini digelar di kediaman sang Eyang, Ibu Mooryati Soedibyo, di Menteng. Rumah ini juga merupakan rumah tempat sang ayah tinggal sejak SMA dan memang mengandung banyak sekali memori untuk keluarga mereka.
Lamaran Impian
Puteri dan Wiku sama-sama berkuliah di UPH, namun berbeda fakultas. Puteri sendiri merupakan mahasiswa kedokteran sedangkan Wiku di ekonomi. Kebetulan ada beberapa
mutual friends dan akhirnya kami jadi saling mengenal. Awal mula kita dekat, saat Puteri baru lulus Sumpah Dokter dan COVID dimulai. Lalu kita mulai berpacaran saat Puteri sedang bertugas di RS di luar kota. Dimana saat itu angka COVID memang sedang naik.
Kebetulan saat itu Puteri merencanakan acara lamaran ini, sambil menjalani pendidikan Magister (S2) Anti Aging di Bali. Selain itu Puteri juga melakukan praktek di klinik estetika dan melaksanakan
Long Distance Relationship bersama Wiku, karena ia kemarin sempat berada di Australia. Menurut Puteri hal utama yang harus dipersiapkan adalah
good planning and good time management. Tentunya
support system juga harus mendukung ya!
Vendor yang Puteri pilih pun semuanya sesuai dengan ekspektasi kami. Tak hanya itu, keluarga kami pun selalu membantu dalam merencanakan acara lamaran ini.
From The Wedding Organizer (Adhyakti Wedding)
Uti dan keluarganya adalah
returning client dari Adhyakti. Sehingga kami sudah cukup mengenal dekat satu sama lain. Persiapan lamaran Uti menarik untuk diceritakan karena beberapa hal. Pertama, konsep warna dan dekor yang diciptakan oleh Uti sendiri di tengah kesibukannya bekerja dan menyelesaikan gelar master. Serta pertama kalinya keluarga Uti
hosting acara lamaran di rumah Eyang putri tercinta, Eyang Mooryati Soedibyo. Hasilnya luar biasa cantik dan inspiratif.Kedua, kami sebagai
Wedding Organizer berkoordinasi dengan tetua adat yang sudah sepuh (85 tahun) untuk menciptakan susunan acara yang sesuai dengan pakem keluarga. Karena di acara lamaran ini menggunakan naskah acara dengan imbal wacono dalam bahasa Jawa kromo inggil. Brief naskah yang diberikan oleh tetua adat kepada WO diberikan dalam bentuk ketikan mesin tik bercampur dengan tulisan tangan beliau. Kami pun menuliskan ulang per kata sehingga kami terkondisikan untuk belajar memahami arti dan konteks kalimat dalam bahasa Jawa Kromo Inggil.Ketiga, Roro sebagai
team leader yang selama proses persiapan selalu
back to back dengan Uti, jatuh sakit 2 hari menjelang acara. Sehingga
on the final phase of the preps, Roro did a long distance supervision toward the team to make sure everything fall into agreed places. Enjoy the pictures shared in this article to enjoy the results from our hardwork.Top vendor dalam momen classic Javanese engagement Puteri & Wiku
Wedding Organizer:
Adhyakti WeddingDécor:
Lavagold DesignDocumentation:
Amor PhotoworksTerima kasih kepada seluruh vendor yang membuat acara lamaran kami jadi lebih indah dan sempurna!
Wedding Organizer:
Adhyakti WeddingDécor:
Lavagold DesignDocumentation:
Amor PhotoworksMUA:
LawralovefaithHairdo:
KokoKebaya:
Anji AsmaraBahan Kebaya:
Bindu SamtaniTailor Batik (Wiku):
NegarawanGift:
Red Ribbon GiftSeserahan
Box:
Seserahan by RosearborInvitation & Backdrop:
Pecatu DesignCatering:
Al’s CateringAC & Genset:
Avepa RentalSound System: Dwi Putera Mandiri