Satu hal yang menjadi ciri khas busana pengantin adat di daerah Sumatera adalah megah & mewah. Tampilan dengan sentuhan nuansa warna emas memberikan kesan yang istimewa sekaligus penuh makna. Simak kemegahan & kemewahan pengantin Palembang selengkapnya di sini!
Warisan Kerajaan Sriwijaya
Busana adat Palembang memiliki perpaduan warna merah dan keemasan yang selalu berhasil menampilkan aura kemewahan peninggalan raja-raja. Ya, busana pengantin Palembang merupakan busana kebesaran warisan Kerajaan Sriwijaya, salah satu kerajaan terbesar di Bumi Nusantara ini. Dari beberapa busana adat, pakaian dan tata rias pengantin Aesan Gede, merupakan salah satu yang paling sering digunakan. Tampilannya yang begitu mewah memang tak pernah gagal membuat pengantin wanita tampil cantik sekaligus elegan di hari pernikahannya. Tak hanya cantik, busana dan mahkota pengantin Aesan Gede, yang merupakan hasil perpaduan antara budaya pendatang seperti Jawa, China, bahkan juga Arab, dengan budaya Palembang sendiri.
Aesan Gede
Helai demi helai
songket lepus bernuansa merah keemasan membalut tubuh dengan pending sebagai penghias pinggang. Songket dengan motif geometris abstrak murni atau perulangan garis zig-zag disebut dengan motif tumpal, biasa digunakan untuk pengantin. Motif ini merupakan simbol keramahan, ketertiban, dan saling menghormati pada masyarakat Palembang. Kemudian tersilang di bahu baik pengantin pria maupun wanita,
selempang sawir, menandakan kesetaraan antara pria dan wanita.Sebagai penutup dada tersampir
teratai dengan hiasan Bunga Teratai yang mengandung makna bahwa pasangan pengantin harus mempunyai kesabaran dan ketabahan hati, dalam berbagai hal. Di atas teratai, tergantung kalung susun tiga bernama
tapak jajo atau
kebo munggah dengan ornamen berbentuk kepala kerbau.
Aksesori Pengantin
Indah menghias lengan terdapat
klat bahu yang disempurnakan dengan rangkaian gelang. Mulai dari
gelang gepeng bulat tipis dengan hiasan bunga dan tumbuhan.
Gelang kano yang tebal,
gelang sempuru bulat pipih terbuat dari emas atau kuningan. Kemuadian ada
gelang ulo betapo berbentuk bulat dengan ornamen kepala ular di sekeliling gelang. Gelang tersebut mengandung nilai sosial berupa rasa persatuan, saling menguatkan, dan menjaga kerukunan. Sebagai pelengkap busana ada alas kaki bernama
trompah atau
cenela yang memiliki simbol bahwa dalam melangkah di kehidupan harus mempunyai pelindung diri yaitu agama.
Mahkota Pengantin Wanita
Setelah busana yang begitu cantik dan mewah, mahkota keemasan pengantin Aesan Gede tampak begitu indah membingkai wajah, menyempurnakan tampilan. Susunan
bungo cempako, kelapo standan dan
kembang goyang beringin seakan merefleksikan kejayaan Sriwijaya yang begitu anggun dan mewah.
Nilai-nilai religius terkandung didalam bunga cempako atau bunga rampai yaitu sebagai penutup aurat terhadap lawan jenis yang bukan muhrim. Selanjutnya terdapat gandik, yaitu ikat kepala yang terbuat dari kain beludru berwarna merah berhias ornamen diatasnya. Ikat kepala tersebut mengandung makna ketenangan hati dan fikiran. Lalu menjuntai di sisi kiri dan kanan telinga,
sumping atau
tebeng malu berbentuk bola-bola warna-warni yang bermakna manusia harus menjaga pandangan.Rambut di bagian belakang kepala ditata membentuk sanggul dengan garis horizontal, bernama
sanggul malang atau
gelung malang. Memiliki arti, wanita Palembang adalah sosok anggun yang mengutamakan kerapian, serta tenang dalam menghadapi sesuatu. Dan sebagai pelengkap adalah
kesuhun atau mahkota dengan motif hias
cen yang berarti jalan kelahiran dan asal kehidupan. Motif tersebut juga dianggap sebagai penghormatan dan penghargaan kepada wanita sebagai pusat kehidupan.Itulah kemegahan & kemewahan pengantin Palembang yang khas! Nah, sekarang kalian jadi tahu kan
Brides apa saja makna di balik indahnya Aesan Gede ini!