Untuk kalian yang akan melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa, apakah sudah menentukan,
adat Jawa apa yang akan kamu usung? Solo atau Yogya? Apa ya yang membedakannya? Sekilas memang terlihat sama, tapi jika diperhatikan dengan lebih detail keduanya tentu berbeda! Bagi para
bride-to-be yang belum memahaminya, paes adalah riasan pada bagian dahi hingga rambut yang biasa diaplikasikan pada pengantin wanita Jawa. Jadi, jika kalian melihat pengantin Jawa dengan riasan berwarna hitam di dahi, itulah yang disebut paes. Ingin tahu perbedaan paes Yogyakarta dan Solo? Yuk, kita bahas satu per satu di sini!
Ragam Paes
Pertama yang penting kamu pahami adalah, masing-masing daerah, Solo maupun Yogya memiliki beberapa macam tata rias pengantin. Tata rias pengantin Yogya terdiri dari Paes Ageng, Paes Ageng Jangan Menir, Paes Ageng Kanigaran, Yogya Puteri, Kasatriyan Ageng dan Pura Pakualaman. Sementara tata rias pengantin Solo terdiri dari Solo Basahan, Solo Puteri, Solo Langenharjan, Solo Taqwa dan Solo Mangkunegaran.
Bentuk Paes
Baik paes Yogya maupun Solo memiliki beberapa bagian. Bagian tengah yang disebut
penunggul atau
gajahan, kemudian di sisi kiri dan kanan
penunggul disebut
pengapit, lalu di sisi
pengapit disebut
penitis, dan yang terakhir menyerupai cambang dinamakan
godheg.
Penunggul
Untuk melihat perbedaanya, pertama lihat bagian tengah, yang dinamakan
penunggul atau
gajahan. Pada pengantin Yogyakarta,
penunggul berbentuk runcing di bagian tengahnya, menyerupai daun sirih. Sementara pada pengantin Solo, berbentuk setengah bulatan telur bebek dan biasa disebut
gajahan.
Pengapit
Untuk pengapit, bentuknya cenderung sama antara pengantin Yogya maupun Solo, sama-sama berbentuk
ngundup kanthil atau kuncup bunga kanthil. Selanjutnya mari kita lihat
penitis. Pada pengantin Yogya,
penitis berbentuk seperti potongan daun sirih, namun lebih kecil daripada
penunggul, dengan ujung yang juga runcing. Sementara pada pengantin Solo, bentuk
penitis lebih membulat, seperti setengah bulatan telur ayam.
Godheg
Yang terakhir adalah bentuk
godheg. Pada pengantin Yogyakarta,
godheg memiliki ujung runcing seperti mata pisau, sedangkan pada pengantin Solo, bentuk
godheg seperti kuncup bunga turi atau
ngundup turi.
Warna Paes
Paes pada pengantin Yogyakarta biasanya berwarna hitam, apapun ragam tata riasnya. Namun pada pengantin Solo terdapat perbedaan warna. Paes pada pengantin Solo Basahan berwarna hijau, sementara paes pengantin Solo Puteri berwarna hitam.
Prada
Bila kamu sulit untuk menemukan berbagai perbedaan di atas, cukup perhatikan yang satu ini maka akan terlihat jelas bedanya! Prada atau serbuk emas yang ditaburkan di tepian paes hanya dapat ditemui pada pengantin Yogyakarta dengan tata rias Paes Ageng, Paes Ageng Jangan Menir, dan Paes Ageng Kanigaran. Sementara untuk paes yang digunakan pengantin Solo, apapun ragamnya tak ada satupun yang menggunakan prada.Bagaimana? Apa kalian sudah memahami apa saja perbedaan paes Yogyakarta dan Solo? Semua riasan tradisional Indonesia tentunya menonjolkan kecantikan budaya yang penuh makna. Jangan sampai salah pilih hanya karena kamu tidak paham ya
Brides!
Photo : Mindfolks