Konsep pernikahan adat memang tak akan pernah punah, dengan beragam keindahan dan makna yang tersirat di dalamnya, banyak bride-to-be yang masih memilih pernikahan tradisional sebagai salah satu wedding dream mereka. Yes, seperti konsep yang dipilih oleh Namira Adzani, Namira yang biasa dikenal sebagai model, influencer and founder of The Adzani, lebih menginginkan pernikahan dengan konsep Jawa Klasik. Dari awal persiapan pernikahan, Namira sudah dengan matang memilih konsep tersebut. Bagi Namira, full-concept tradisional akan memberikan kesan orisinalitas tersendiri. Melihat dari berjalannya pernikahan Namira, semuanya penuh dengan aksen khas adat Jawa.Berbicara tentang hari pernikahan, acara dimulai dengan persiapan dua calon pengantin. Ditho sibuk membuat catatan untuk ijab kabul nanti, dengan fokus ia menyiapkan kata-kata agar nantinya bisa berjalan dengan lancar. Bagaimana tidak, momen ijab kabul adalah inti dari pernikahan, jadi tak heran Ditho terlihat begitu serius.Namira, dengan cantiknya menggunakan paes khas Jawa, dengan kebaya putih yang tak kalah cantik. Ia benar-benar merepresentasikan sosok pengantin ayu dan membuat pangling banyak orang.Memasuki sesi akad nikah, Ditho melangsungkan prosesi ijab kabul, sedangkan Namira berada di sisi lain ruangan. Seperti tradisi Jawa pada umumnya di mana calon pengantin pria dan wanita berada di ruangan yang berbeda saat ijab kabul berlangsung. Namira, berada di dalam ruangan bersama kedua orang tua yakni melakukan prosesi permohonan restu dan nasihat yang akan diberikan oleh kedua orang tuanya.Melihat dari sisi ruangan lain, Ditho dengan lantang tanpa terdengar rasa ragu mengucapkan kalimat ijab kabul, sampai akhirnya terdengar ucapan "sah" dari para saksi. What a bless! Setelah semua sudah resmi, Namira dihantarkan ke meja akad pernikahan, untuk bersanding dengan suaminya, Ditho. Dengan adanya prosesi pemakaian cincin dan penyerahan seserahan (semuanya ditata dengan sangat cantik). Everything seems very romantic, apalagi saat Ditho dan Namira sudah sama-sama memamerkan buku pernikahannya! Tentunya, acara pernikahan selalu akan membangun hubungan emosional dengan orang tua, seperti saat Namira dan Ditho melakukan tradisi sungkem kepada kedua orang tua. Melambangkan bahwa keduanya telah lepas dari tanggung jawab orang tua. Momen paling menyentuh, melihat tangis bahagia dari mereka semua.Pernikahan Namira dan Ditho memang hanya didatangi oleh keluarga dan teman terdekat bisa dibilang cukup sederhana karena memang menyesuaikan dengan kondisi yang ada, namun hal ini tentu tak menghalangi mereka berdua untuk tetap menampilkan acara pernikahan yang bersifat totalitas. Dalam acara perayaan akad nikah, Ditho dan Namira tampak hadir menggunakan busana adat Jawa dengan konsep warna hitam, terlihat begitu klasik dan unik, dengan kain berbahan velvet membuat dua pengantin ini tampak elegan.Kehadiran Namira dan Ditho diiringi oleh tarian Cucuk Lampah. Cucuk Lampah merupakan tarian yang bertujuan untuk mengantar pengantin hingga duduk di pelaminan. Tak hanya itu, kehadiran Namira dan Ditho juga dilantunkan oleh musik gamelan, memberikan vibe Jawa yang begitu kental. Melihat pernikahan Namira dan Ditho, menggambarkan bahwa di tengah pandemi ini tak menutup kemungkinan untuk mewujudkan wedding dream yang selama ini sudah direncanakan. Meski memang tak mudah, karena pasti ada saja kendala yang terjadi. Seperti yang dijalani oleh Namira dan Ditho, semua persiapan sudah dilakukan sekiranya sejak setahun yang lalu, namun dengan adanya pandemi, semuanya harus berubah, tetapi hal ini tak menutup niat baik yang ingin dijalani oleh Namira dan Ditho. Sudah pasti ada beberapa hal yang di luar ekspektasi, namun jika kamu memiliki tekad yang bulat, serta konsep pernikahan yang matang dengan jumlah tamu yang sesuai, the show will still go on. Anyways, congratulations for these two!