The Wedding
Salad and Thousand Island Wedding Theme by Fatimah & Irham
By The Bride Dept | 05 Jan 2021
“Waktu itu aku lagi sarapan pakai salad, dimana ada selada & thousand island. Dari situ, aku terinspirasi untuk mengambil warna selada untuk pernikahanku,” cerita Fatimah.Konsep yang unik. Di pernikahan ini, Fatimah sebagai selada, dan bridesmaid-nya sebagai mayonnaise. Tapi ternyata, konsepnya sangat unik dan menarik. Walaupun Fatimah sempat merasa kurang percaya diri karena warna selada yang nyentrik, yaitu lime green dan ungu, tapi ternyata malah indah.
Fatimah dan Irham adalah pasangan yang dimulai dari pertemanan, bahkan mereka teman sekumpulan, atau “se-gank”. Buat Irham, dia sudah jatuh hati dengan Fatimah sejak pertama kali ketemu, tapi waktu itu, Irham bukanlah tipe Fatimah, jadinya mereka hanya berteman biasa. “Tahun ketiga kuliah, aku sedikit luluh, tapi aku sedikit gengsian, setiap dia nembak, aku tolak, tapi anehnya, dia nggak pernah pergi. Selama kurang lebih 5 tahun menjalani hubungan tanpa status, sekarang kita resmi jadi suami istri,” cerita Fatimah.
Walaupun bukan tipe orang yang romantis, tapi Irham tetap merencanakan hal manis untuk melamar Fatimah. Waktu itu, Irham sengaja memesan hotel untuk melamar Fatimah. Karena masih pandemi, Irham hanya bisa membeli cincin lewat online, dan di hari H, cincinnya belum datang. “Pas pulang, dia ngajak ke tempat dia dulu katanya mau cek barang, dan ternyata ada paket. Pas aku diantar pulang, dia minta ditemenin buka paket, pas dibuka, isinya cincin. Kirain bakalan biasa aja, ternyata malah nangis berdua, mengingat perjalanan kita 7 tahun bersama,” cerita Fatimah.Fatimah dan Irham menyiapkan acara pernikahannya selama satu tahun, karena keduanya berprofesi sebagai auditor dan menghindari mengurus pernikahan di musim yang sibuk. Tapi, meskipun semuanya sudah disiapkan jauh-jauh hari, semuanya berubah karena pandemi COVID-19, “pusing banget karena aku harus menunda semua rangkaian acara lamaran sampai pernikahan, dan akhirnya setelah nunggu situasi memungkinkan, akhirnya jadilah di 10 Oktober. Tapi, tiba-tiba ada PSSB lanjutan yang baru diinformasikan H-7 dan kita harus ganti venue, untungnya ada The Premier Hall,” tambah Fatimah.“Ada banyak kendala walaupun sudah kita siapin satu tahun sebelumnya. Kita sudah DP sebelum bulan Januari untuk acara lamaran dan pernikahan, dan kebayang kan gimana pusingnya karena ada PSBB. Aku terpaksa harus merelakan banyak vendor pilihan dan DP yang hangus, bahkan aku merelakan vendor dekor total H-9 karena aku ganti venue,” cerita Fatimah.
Bagi Fatimah, momen yang paling berkesan adalah saat sungkeman, di mana semua masa kecil dan kasih sayang orang tuanya sangat terasa.
Top vendor:
Fatimah dan Irham adalah pasangan yang dimulai dari pertemanan, bahkan mereka teman sekumpulan, atau “se-gank”. Buat Irham, dia sudah jatuh hati dengan Fatimah sejak pertama kali ketemu, tapi waktu itu, Irham bukanlah tipe Fatimah, jadinya mereka hanya berteman biasa. “Tahun ketiga kuliah, aku sedikit luluh, tapi aku sedikit gengsian, setiap dia nembak, aku tolak, tapi anehnya, dia nggak pernah pergi. Selama kurang lebih 5 tahun menjalani hubungan tanpa status, sekarang kita resmi jadi suami istri,” cerita Fatimah.Walaupun bukan tipe orang yang romantis, tapi Irham tetap merencanakan hal manis untuk melamar Fatimah. Waktu itu, Irham sengaja memesan hotel untuk melamar Fatimah. Karena masih pandemi, Irham hanya bisa membeli cincin lewat online, dan di hari H, cincinnya belum datang. “Pas pulang, dia ngajak ke tempat dia dulu katanya mau cek barang, dan ternyata ada paket. Pas aku diantar pulang, dia minta ditemenin buka paket, pas dibuka, isinya cincin. Kirain bakalan biasa aja, ternyata malah nangis berdua, mengingat perjalanan kita 7 tahun bersama,” cerita Fatimah.Fatimah dan Irham menyiapkan acara pernikahannya selama satu tahun, karena keduanya berprofesi sebagai auditor dan menghindari mengurus pernikahan di musim yang sibuk. Tapi, meskipun semuanya sudah disiapkan jauh-jauh hari, semuanya berubah karena pandemi COVID-19, “pusing banget karena aku harus menunda semua rangkaian acara lamaran sampai pernikahan, dan akhirnya setelah nunggu situasi memungkinkan, akhirnya jadilah di 10 Oktober. Tapi, tiba-tiba ada PSSB lanjutan yang baru diinformasikan H-7 dan kita harus ganti venue, untungnya ada The Premier Hall,” tambah Fatimah.“Ada banyak kendala walaupun sudah kita siapin satu tahun sebelumnya. Kita sudah DP sebelum bulan Januari untuk acara lamaran dan pernikahan, dan kebayang kan gimana pusingnya karena ada PSBB. Aku terpaksa harus merelakan banyak vendor pilihan dan DP yang hangus, bahkan aku merelakan vendor dekor total H-9 karena aku ganti venue,” cerita Fatimah. Bagi Fatimah, momen yang paling berkesan adalah saat sungkeman, di mana semua masa kecil dan kasih sayang orang tuanya sangat terasa.Top vendor:- Behind The Scene (BTS)
- Heksaw Makeover
- The Premier Hall
Style Guide
Style
Venue
Colors
Get Exclusive Access!
Sign up for our newsletter to get the updates
Get Exclusive Access!
Sign up for our newsletter to get the updates