Ada kalanya sebuah hubungan berjalan lancar, tapi tak mungkin tanpa ujian. Seperti cerita pasangan ini yang dipertemukan saat kuliah namun karena mengejar mimpi, mereka pun harus berpisah. Tapi jika Tuhan sudah berkehendak, mereka pun bertemu kembali dan baru saja melangsungkan pernikahan tradisional Jawa Gadis-Vidya.
Pertemuan Pertama
Kami berdua bertemu di awal tahun 2012 lalu. Gadis mengatakan bahwa saat itu ia dan Vidya sama-sama sedang menjalani kuliah di salah satu kampus di Bandung. Awalnya salah satu teman Gadis dan pacarnya mengajak pergi ke salah satu
restaurant and bar di daerah Dago Pakar. Karena Gadis mengaku bukan anak malam, ia merasa malas untuk bergabung. Tapi teman-teman Gadis memaksanya, akhirnya Gadis memutuskan untuk ikut dengan mereka. Ternyata disana, Gadis diperkenalkan dengan Vidya.
Dari perkenalan tersebut, akhirnya kami berdua sering
chatting dan jadi dekat satu sama lain hingga akhirnya berpacaran. Di tahun 2015, Gadis sempat putus dengan Vidya, karena kesibukan pekerjaan dan mengejar mimpi. Kebetulan saat itu Gadis bekerja disalah satu stasiun TV swasta dan Vidya sibuk mengejar mimpinya menjadi pilot di Philippines. Walaupun kami sempat putus dan terpisah, kami masih menjaga komunikasi dengan baik. Di tahun 2018 kami dipertemukan kembali, lalu memutuskan kembali bersama sampai akhirnya kami menikah di bulan Mei 2022 lalu.
Konsep Pernikahan
Karena kami berdua sama-sama berdarah Jawa, kami memutuskan untuk menggunakan adat jawa untuk akad dan resepsi. Gadis mengaku dari awal memang ingin sekali menggunakan paes saat menikah. Sehingga ia sangat yakin untuk memilih pernikahan dengan konsep tradisional (Jawa). Kami sepakat untuk memilih adat Solo karena kebetulan ayah Vidya berasal dari daerah tersebut.
Make Up & Hair Do
“Karena aku anaknya tomboy dan ga bisa dandan, aku sering banget pake lipstick warna merah kalau ada acara formal atau saat menghadiri undangan.” Ucap Gadis.
Menurut Gadis lipstik merah bisa membuat kita terlihat menggunakan
make up walaupun sebenarnya kita tak bisa merias wajah dengan sempurna. Nah, karena ada beberapa temen Gadis yang menikah dan dirias oleh
Maharani Nila, ia pun melihat riasan beliau selalu apik dan anggun dengan lipstik cerahnya. Jadi itu salah satu alasanku memilih mba Nila sebagai perias di pernikahannya. Selain itu,
make up beliau menurutku simpel namun tetap menonjolkan kecantikan yang natural.Sebelum memilih gedung dan vendor-vendor pendukung lainnya, yang pertama Gadis lakukan adalah mem-
book mba Nila. Untuk urusan rambut, Gadis mengaku tidak memiliki permintaan khusus. Ia hanya ingin tampil dengan paes, jadi tentu sanggul dan riasan lainnya tinggal menyesuaikan saja.
Busana Pengantin
Sedangkan untuk pemilihan kebaya, Gadis mengaku tak terlalu banyak tahu mengenai desainer. Jadi ia mencari referensi lewat Pinterest dan Instagram saja. Awalnya Gadis berpikir untuk menyewa, karena dipikirannya kebaya akad tidak akan digunakan lagi setelah selesai acara. Kemudian Gadis membicarakan hal ini dengan pihak
Wedding Organizer-nya, akhirnya ia pun diberikan beberapa
list vendor kebaya yang bisa disewa. Gadis sudah datang ke beberapa tempat dan mencoba beragam kebaya, hingga ia datang ke salah satu
vendor kebaya di daerah Bintaro.
Ia mengira bisa menyewa kebayanya, ternyata tidak bisa dan harus membuatnya secara
custom. Tapi saat melihat langsung koleksinya, Gadis sangat menyukainya. Akhirnya Gadis berdiskusi dengan sang mama, dan ibundanya menyarankan untuk membuat kebaya di salah satu temannya. Gadis setuju dengan saran sang mama, karena kebetulan kebaya untuk prosesi pra-nikah seperti pengajian dan midodareni dibuat di tempat tersebut. Seiring berjalannya waktu, ternyata busana untuk pengajian jadi terlebih dulu, saat
fitting ternyata hasilnya mengecewakan. Gadis sangat kesal, dan sempat beradu argumen dengan sang mama.
“Aku mikir, baju pengajian aja sudah tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan, aku langsung takut kejadian ini akan terulang untuk busana akad nanti. Padahal aku sudah memberikan referensi yang cukup jelas.” Kata Gadis.
Akhirnya Gadis mengutarakan ini kepada pihak
Wedding Organizer-nya, lalu WO tersebut mencoba menghubungi
vendor kebaya pilihan yang ia sukai diawal. Ternyata vendor tersebut tidak menyanggupi karena waktu yang sudah terlalu dekat dengan hari H dan menjelang libur lebaran. Pihak WO Gadis membantu mencari
vendor kebaya lain dan berjodohlah dengan
Arthaputri Atelier. Kami bertemu dan Gadis menyampaikan keinginan kebaya yang diinginkan untuk akad nikah nanti. Akhirnya pihak Arthaputri Atelier menyanggupi, dan hasil akhirnya sesuai dengan referensi untuk pernikahan tradisional Jawa Gadis-Vidya ini.
Rangkaian Prosesi Adat
Gadis pun menjalani prosesi adat pra-nikah seperti pengajian, siraman hingga midodareni yang digelar menggunakan adat Jawa. Untuk seluruh prosesnya Gadis ingin mengangkat nuansa Jawa yang kental, sehingga ia juga memiliki pengalaman tak terlupakan saat menikah. Busana yang digunakan juga bernuansa lembut seperti abu-abu untuk pengajian. Sedangkan untuk midodareni mengenakan kebaya Jawa klasik bernuansa
lime green yang segar.
Foto Pre-Wedding
Jujur awalnya Gadis tidak ada rencana untuk melakukan foto pre-wedding, karena ia dan Vidya adalah tipe orang yang santai juga simpel. Sampai suatu hari saat sedang
meeting bersama
vendor dekor, mba Kanya yang mewakili vendor dekorasi tersebut ingin menonjolkan sentuhan foto adat Jawa di tempat penerima tamu. Akhirnya Gadis dan Vidya melakukan foto
pre-wedding H-6 sebelum acara pernikahan berlangsung. Temanya menggunakan baju adat Jawa dan busana semi formal yang idenya diambil dari Pinterest.
Pernikahan Impian
Gadis mengaku selalu mencoba mencari referensi dari Pinterest dan Instagram, jadi ketika bertemu dengan pihak
vendor, ia sudah memiliki gambaran untuk pernikahan yang ingin diwujudkan akan seperti apa. Selain itu, Gadis juga sering mencari referensi lewat pernikahan teman dan
vendor yang digunakan pada saat acara berlangsung.
“Terus harus agak tegas ke vendor-vendor ini, jangan terlalu pasrah, tapi juga jangan terlalu kaku sehingga tidak bisa menerima pendapat. Jadi semua harus benar-benar agar sesuai dengan ekspektasi yang kita inginkan.” Ungkap Gadis.
Untuk konsep dari awal Gadis memang ingin ada sentuhan tradisional, selain itu baik Gadis dan Vidya adalah orang Jawa. Sehingga dari mulai dari foto
pre-wedding, akad nikah hingga resepsi, kami
full menggunakan adat Jawa. Untuk acara akad nikah dan resepsi kami keduanya berlangsung lancar di Hotel Bidakara.
Tak ketinggalan, Gadis juga mengajak para sahabat dekatnya untuk menjadi tim bridesmaid di pernikahannya ini. Mereka semua juga hadir dalam busana bertema Jawa yaitu kebaya kutu baru berwarna merah yang dipadukan dengan kain batik tradisional. Sempurna sekali untuk mendampingi pernikahan tradisional Jawa Gadis-Vidya ini. Untuk membuat acara pernikahan tradisional Jawa Gadis-Vidya ini dengan sukses, ada beberapa
vendor favorit pilihan mereka.
Top 4 Vendor Pilihan Gadis-Vidya
- Pranatacara
Pemilihan Wedding Organizer menurutku salah satu point penting, karena WO akan membantu semua persiapan acara sampai hari H. Mengapa memilih Pranatacara sebagai WO? Pertama, karena Gadis pernah bekerja sama dengan mereka
as a freelancer, jadi aku sudah tau kinerja kerjanya. Kedua, mereka sangat membantu segala persiapan, mulai dari
book vendor-vendor pendukung, memberi
checklist berbagai kebutuhan dari persiapan hingga hari H, dan yang pasti ada PIC di tiap posnya! Jadi tidak ada istilah lempar tugas ketika ditanya persiapan dan kebutuhan pernikahan ini. Sangat rapih kerjanya!
- Owlsome
Sebetulnya ada beberapa opsi vendor
photography di awal. Setelah melihat berbagai portofolio, aku jatuh hati dengan Owlsome. Pertama harganya juga cukup bersahabat. Kedua, aku suka sekali dengan
tone warna yang digunakan. Sangat
warm, dan cocok sama seleraku dan Vidya.
- Suryo Décor
Jujur dari awal Gadis sama sekali tidak punya opsi untuk
vendor dekor, bahkan tahu nama-nama
vendor pun tidak. Aku cuma kepikiran beberapa gambaran dekor, itupun referensinya didapatkan dari media sosial. Aku pasrah banget untuk
vendor dekor, aku hanya memberikan referensi ke pihak WO, dan akhirnya mereka merekomendasikan Suryo Decor. Setelah bertemu dan berdiskusi, mereka menggambarkan konsep dekorasi yang sesuai dengan permintaan kami. Akhirnya kami pun setuju menggunakan Suryo Décor.
- Maharani Nila
Karena Gadis memiliki karakter yang tomboy, dan mengaku tidak suka
make up, saat bertemu dengan Maharani Nila ia begitu
excited karena hasil riasan yang dibuat itu simpel namun tetap memukau! Sempurna sekali!